DETIKINDONESIA.CO.ID, MANOKWARI – Rencana pemekaran Papua Barat Tengah, sebagai daerah otonomi baru di wilayah kepala burung pulau Papua, menuai pro dan kontra dari berbagai pihak.
Termasuk dari Anggota DPD RI Dapil Papua Barat.
Anggota DPD RI Dapil Papua Barat, Muhammad Sanusi Rahaningmas mengatakan, rencana pemekaran Papua Barat Tengah harus dikaji lebih dalam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Rencana pemekaran yang diprakarsai oleh Bupati Fakfak, Kaimana, Teluk Bintuni dan Bupati Teluk Wondama, harus dikaji secara baik,” ujar Sanusi, kepada TribunPapuaBarat.com, Minggu (29/1/2023).
Sehingga, pemekaran tersebut tidak mengorbankan Papua Barat sebagai provinsi induk.
“Pemekaran Papua Barat Tengah perlu dikaji secara baik, sehingga tidak mengorbankan provinsi induk,” tuturnya.
Pasalnya, belum lama ini sejumlah daerahnya telah bergabung dengan Provinsi Papua Barat Daya.
Sanusi menyadari, tujuan dari pemekaran ini untuk memperpendek rentang kendali pemerintah pusat di daerah, membuka pelung bagi masyarakat dan percepatan pembangunan di sebuah wilayah.
“Hanya saja saya meminta agar proses ini harusnya dibicarakan dengan pemerintah di provinsi induk, pasalnya pemekaran itu akan merugikan mereka,” jelasnya.
“Kalau empat daerah ini akan keluar otomatis Papua Barat sebagai provinsi induk pasti bubar.”
“Provinsi induk pasti bubar karena dia tidak memenuhi syarat akibat dari sejumlah daerahnya keluar menjadi Papua Barat Tengah,” tegas Sanusi.
Walhasil, Papua Barat hanya memiliki tiga daerah yakni Kabupaten Manokwari, Manokwari Selatan, dan Kabupaten Pegunungan Arfak.
“Provinsi Papua Barat akan dengan sendirinya bubar karena dia hanya punya tiga kabupaten dan tidak memenuhi syarat,” katanya.
Olehnya itu, Sanusi berharap, proses pemekaran Papua Barat Tengah harus dibicarakan secara matang oleh semua pihak, sehingga tidak merugikan provinsi induk.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : Tim |
Editor | : Aisyah |
Sumber | : Tribunpapuabarat |