DETIKINDONESIA.CO.ID, LANGKAT – Gerakan Masyarakat Untuk Transparansi Sumatera Utara (GARANSI – Sumut) laporkan enam yayasan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) kelompok belajar (Kejar) paket A, B, maupun C, yang ada di Kabupaten Langkat, ke Kejaksaan Negeri Langkat.
Pasalnya, pendidikan nonformal yang menerima bantuan dari APBN kepada enam yayasan PKBM diduga manipulasi data siswa dapodik dan terindikasi korupsi penggunaan Dana Bantuan Oprasional Pendidikan (BOP) tahun 2022.
Hal tersebut disampaikan, Aspipin Sinulingga selaku Kordinator GARANSI Sumut kepada Detik Indonesia saat meyampaikan surat laporannya ke Kejaksaan Negeri Langkat,pada Rabu (24/5/2022) siang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dikatakan Aspipin, Adapun enam yayasan PKMB yang di laporkan ke Kejaksaan Negeri Langkat, atas dugaan manipulasi data siswa dapodik dan terindikasi korupsi penggunaan BOP tahun 2022, yakni, PKBM Pratama, Nurul Huda, Cahaya, Kurnia, Kartini dan yayasan PKBM Anak Pulau.
“Kita minta Kejaksaan Negeri Langkat, panggil dan audit enam (6) ketua yayasan PKMB yang diduga manipulasi data siswa dapodik dan terindikasi korupsi penggunaan dan BOP tahun 2022,” ucap Aspipin yang akrab dipanggil ahok kepada awak media ini.
Lanjut Ahok juga mengatakan, bahwa sebelumnya ada laporan dari warga di Kabupaten Langkat kepada GARANSI Sumut, terkait dugaan manipulasi data dapodik dan indikasi korupsi penggunaan dana BOP.
“Atas laporan dari masyarakat tersebut kami mengirim klarifikasi kepada beberapa ketua PKBM di Langkat, namun hingga saat ini tidak ada jawaban tertulis kepada kami,” cetus pria berkacamata itu.
Ditempat terpisah, menanggapi laporan yang disampaikan GARANSI – Sumut terkait enam yayasan PKBM di Kabupaten Langkat, ke Kejaksaan Negeri Langkat, Kepala seksi Intelejen, Sabri Fitriansyah Marbun SH saat di konfirmasi Detik Indonesia hinga berita ini dikirim keredaksi belum membalas konfirmasi wartawan.
Tidak Terlihat Adanya Kegiatan PKBM .
Sebelumnya beberapa Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara diduga tidak menggelar kelompok belajar (Kejar) paket A, B, maupun C, meskipun anggaran penyelenggaraan sudah di realisasikan oleh pemerintah pusat.
Hal ini disampaikan oleh seorang narasumber yang dapat dipercaya, di sebuah cafe di Kota Stabat. “Beberapa waktu lalu kita sudah turun kesalah satu PKBM ‘K’ yang ada di Kecamatan Stabat. Kita tidak melihat apa yang dibuat mereka (pengelola) PKBM Kejar paket A,B dan C itu. Jadi kemana uang yang dikucurkan untuk operasinal kejar paket itu,” ketus narasumber, pada Kamis (11/5) siang.
Mendapat informasi tersebut, awak media dan tim GARANSI Sumut, melakukan investigasi ke tiga yayasan PKBM yang berada di Kecamatan Stabat dan dua PKBM di Kecamatan Padang Tualang, Kabupaten Langkat.
Dimana saat awak media dan tim melakukan investigasi sekira pukul 13.00 WIB, di yayasan PKBM ‘K’, Kecamatan Stabat, ditemukan bangunan seperti ruang kelas yang diduga menggunakan anggaran negara terlihat mangkrak.
Dan ditempat yang sama, tim yang melakukan investigasi, tidak menemukan adanya kegiatan kelompok belajar (Kejar) paket A, B, maupun C. Kalau siang hari gini tidak ada kegiatan dan kepala yayasan lagi tidak ditempat.
“Jam segini tidak ada kegiatan bang, kalau jam kegiatan pagi. Untuk jumlah murid berkisar 60 an, dan saat ini kepala yayasan pergi ke Aceh,” ucap penjaga yayasan dengan terbata-bata, sembari mengatakan, tidak mengehui pasti siapa saja pengurus yayasan.
Tidak hanya salah satu PKMB yang ada di Kecamatan Stabat, awak media ini dan tim GARANSI Sumut, juga menemukan yayasan PKMB NH dan CH yang ada di Kecamatan Padang Tualang diduga tidak menggelar kelompok belajar (Kejar) paket A, B,maupun C, meskipun anggaran penyelenggaraan sudah dikucurkan oleh pemerintah pusat.
Pasalnya, pantauan awak media dan rekan
dilokasi PKBM CH, sekira pukul 15.50 WIB. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKMB) CH yang di kelola DA HSB, untuk tempat menggelar kelompok belajar (Kejar) paket A, B, maupun C, juga terlihat sepi dan tidak temukan adanya aktivitas kegiataan belajar.
Menanggapi hasil pantauan dilokasi dan informasi adanya dugaan tipulasi data dapodik dengan menambahkan jumlah siswa di PKBM milik DA, Ia mengucapkan, Insyah allah data yang kita masukan rell dan kadang belajar secara online.
Disinggung terkait, sepi tanpa ada kegiatan kelompok belajar (Kejar) paket A, B, maupun C, dan siapa salah satu murid yang tua yang tidak mendapat BOP ?, DA HSB terkesan berkila dan bingun, dirinya tidak mengetahui.
“Tidak hafal saya, kegiatan itu bebas, cuma yang seperti itu satu dua. Dan insyah allah data yang masukan ke Dapodik semua rell,” kilah DA saat ditemui
Disinggung kembali adanya kegiatan menjahit dan mencuci (Loundry) serta tidak adanya tenaga pendidik (Tendik) di PKMB Ch, DA HSB menepis. “Tendik kami banyak, ada berkisar 12 orang mungkin belum didaftarkan. Untuk mencuci dan menjahit itu sebagai kegiatan ekstrakurikuler,” ketus DA dengan terbatah-batah
Tanggapan DA HSB itupun dinilai rancuh, pasalnya, berbeda dengan data PKBM penerima dana BOP yang sudah tutup pendaftaraan. Menurut data PKBM penerima dana BOP, PKBM Ch melaksanakan waktu kegiatan pada sore/6 hari/ Minggu, dan PKBM Ch melaporkan ke Dapodik, dengan jumlah 3 guru, Tendik 0 (Nol), ruang kelas 3, siswa laki-laki 95, perempuan 50 orang, dan jumlah Perpus 1 (Satu).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : TEGUH |
Editor | : MUFIK |
Sumber | : |