PAPUA TERMISKIN SE-INDONESIA

Rabu, 14 Juni 2023 - 07:13 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ustadz Ismail Asso

Ustadz Ismail Asso

Oleh: Ustadz Ismail Asso

Mengapa rakyat Papua termiskin se- Indonesia? Padahal sumber daya alam Papua paling terkaya didunia, seiring dengan itu rakyat Papua seharusnya kaya raya dimuka bumi bukan?

Sebaliknya 5 Propinsi Papua masuk kategori termiskin se-Indonesia seperti diungkap Dosen Universitas Papua Barat (UNIPA), Manukwari, Profesor Dr. Agus Sumule, di http:.//Suara Papua. Com, (22/11/18), Disini saya bahas hanya sekilas dan singkat, tanpa kutipan refrensi, kecuali itu, penulisan sepenuhnya mengandalkan ingatan dari berbagai sumber bacaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Penulis mau memberitahu atau mencari tahu mengapa penduduk Asli Papua termiskin? Sambil menganalisa sesuai judul seputar mengapa kelima Propinsi Papua yang kaya raya rakyatnya bisa sangat miskin?

Dimiskinkan Sejak awal dua proklamator Indonesia (Bung Karno dan Bung Hatta) berbeda pendapat soal Papua. Muhammad Hatta (Bung Hatta) menolak Papua dimasukkan dalam NKRI, dengan alasan Papua berbeda dari Nusantara secara etnis, dan Wilayah itu masih primitive, lanjutnya Papua punya masa depan sendiri.

Demikian Muhammad Hatta Proklamator Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Infonesia (NKRI) itu beralasan. Muhammad Hatta sering diungkap Cendekiawan Muslim Indonesia, Nur Cholish Majid (Cak-Nur) dalam berbagai tempat sebagai deretan orang pertama Indonesia yang mengenyam pendidikan modern Barat (Doktornya di Universitas Leyden Belanda) paham demokrasi dan penegakan Hak Asasi Manusia (HAM).

Sebaliknya Bung Karno, Papua harus dimasukkan ke Indonesia. Selain ambisi pribadi yang akan diungkap dibawah ini, alasan lainnya Papua bagian dari sisitem pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Kemerdekaan Indonesia karenanya meliputi seluruh Wilayah dari Sabang sampai Merauke sebagaimana hal itu berlaku saat Hindia Belanda berkuasa selama 300 tahun.

Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia itu jelas terlihat ada ambisi pribadi. Berbeda dari Bung Hatta. Kedua proklamator ini berbeda pendapat soal Papua. Bung Karno ingin menjadikan Indonesia seperti negara USS (Uni Soviet) dengan USA pada masa, perang dingin.

Persaingan dua ideologi Komunisme (anti Tuhan) dan Kapitalisme merebut pengaruh negara-negara miskin dan terbelakang baru merdeka yang umumnya dikawasan Asia, Afrika dan Amerika Latin. Persaingan kedua ideologi mendominasi dunia terbelah Blok Blok Timur Komunis dipimpin Uni Soviet dan Blok Barat beserta sekutunya dipimpin USA (Amerika Serikat).

Hingga hari ini masih eksis dan sekarang dengan Cina (RRC), pasca runtuhnya Uni Soviet, era Presiden, Michael Gorbaceve Tahun 1992. Bung Karno agaknya mau meniru Uni Soviet yang menyatukan berbagai wilayah bangsa dalam kesatuan Uni Soviet, tapi kemudian terbukti komunisme runtuh, gagal porak-poranda kini tersisa Rusia.

Untuk membangkitkan semangat itu Bung Karno mencari landasan pembenar dengan menghidupkan kembali spirit penyatuan Nusantara oleh Gajah Mada yang pengaruhnya hingga Vietnam dan sebahagian Wilayah Asia Tenggara. Terbukti disebutkan batas Wilayah bagian Timur hingga didaerah Pulau kecil jazirah Onim (termasuk Wilayah Fak-Fak) Papua besar dikorbankan ambisi Bung Karno digabungkan ke dalam Indonesia melalui Pepera, Tahun 1962.

Baca Juga :  Prestasi Dunia, Bupati Raja Ampat AFU Ke Maroko Menerima Penghargaan Penganugerahan UNESCO Global Geopark

Sejak saat itu proses pemiskinan dan pembunuhan orang Papua serta perampokan kekayaan alam dimulai sejak ditandatangani Kontrak Karya PT Freeport Mc Moran (kini Freeport Indonesia, PT FI). Sebagai akibatnya rakyat Papua dan kekayaan alamnya menjadi semacam perburuan untuk mendapatkan keuntungan, dibawah pengawasan Indonesia, Amerika Serikat merajalela mengeruk kekayaan Emas, Perak, Tembaga, Uranium, Biji Besi, dan lain-lainnya puluhan tahun hingga saat ini masih berlangsung dengan berbagai alasan pembenar.

Perampokan kekayaan alam dan pembunuhan rakyat Papua semakin tak terkendali hingga pemekaran Propinsi diincar bukan manusia Papua dan pembangunan melainkan pengangkutan kekayaan alam Papua dibawa pergi membangun masyarakat mereka sembari membiarkan rakyat Papua miskin dan tertinggal diatas kekayaan alamnya.

Papua yang nasibnya tak menentu digabung dalam NKRI melalui Trikora. Konfrontasi Belanda dan Indonesia atas Tanah Emas Papua hanya bisa direlai PBB melalui meja perundingan antara Belanda dan Indonesia yang dibantu Amerika. Perlu dicatat disini bahwa sesungguhnya peran ganda Amerika memberikan dukungan kepada Indonesia atas Papua dari tangan Belanda motivasi utamanya, merampok kekayaan alam Papua melalui PT Freeport Mc.Moren.

Terbukti tahun 1967 kontrak karya PT Freeport ditanda tangani Indonesia dan Amerika tanpa izin pemilik orang Papua sebelum status Papua resmi disahkan oleh PBB tahun 1972 sebagai bagian dari Indonesia. Tambang Emas raksasa dunia ini, dulu disebut Tembagapura, seakan yang dikeruk hanya tembaga, suatu bentuk penipuan untuk menyesatkan publik agar mengira hanya terdapat tambang Tembaga.

Konfrontasi Indonesia-Belanda Papua bergabung kedalam NKRI bukan suka-rela dan bukan pula keinginan rakyat Papua melainkan melalui proses panjang.

Integrasi Papua tak hanya dialog melalui meja perundingan tapi peperangan, tidak sedikit pasukan Indonesia dan Belanda, rakyat sipil juga pasukan tentara Papua yang berpihak Belanda karena janji memerdekakan Papua berdaulat seperti Papua New Guinea (PNG). Pepera tak sesuai mekanisme PBB, rakyat Papua menolak. Konfrontasi Belanda dan Indonesia pimpinan Soeharto, Sudomo dan Samratulangi akhirnya jadi tumbal dilautan Fasifik oleh Belanda.

Amerika penolong negara miskin Indonesia yang baru merdeka tahun 1945. Dengan iming-iming bantuan ekonomi dan pinjaman Keuangan serta kerjasama militer. Melalui agen CIA, Amerika turut memberikan andil besar proses penyerahan Papua ketangan Indonesia dari Belanda.

Andil besar Amerika kepada Indonesia dengan tekanan kepada Belanda di forum internasional (PBB) agar pembangunan dan persiapan masa depan Papua dibawah kendali Indonesia yang secara geografis dekat ketimbang Belanda dari Benua Eropa ribuan mil jauhnya.

Baca Juga :  Politisi Asal Malut Alien Mus Memperoleh Penghargaan dari Ketum Partai Golkar Airlangga

Presiden Amerika, John F Kennedy berkunjung ke Jakarta, bertemu Presiden Soekarno, Amerika mau jadi penolong Indonesia yang baru merdeka dari sejarah panjang negara terjajah oleh Portugis, Belanda dan Jepang selama 350 tahun terutama untuk mewujudkan ambisi Suekarno menjadi pemimpin berpengaruh dikalangan pemimpin dunia ketiga (Asia, Afrika dan Amerika Latin).

Akal busuk Amerika tak selalu mulus. Bung Karno bukan pemimpin bodoh. Sebagai seorang pemimpin yang berpengaruh Soekarno menjalin hubungan baik tidak saja dengan Amerika sebagai pemimpin Blok Barat tapi dengan Uni Soviet juga mesra sebagai pemimpin Blok Timur Komunis.

Pemilu tahun 1955 membuktikan bahwa pengaruh komunis di Indonesia cukup kuat dengan keluarnya Partai Komunis Indonesia (PKI) sebagai pemenang suara terbanyak ke-3 setelah PNI dan Masyumi (1943). NU yang bergabung dengan Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) keluar Tahun 1952 dan Partai Masyumi dibubarkan oleh Soekarno tahun 1962. (Http://Id.m. Wikipedia.org).

Kedekatan hubungan Presiden pertama Indonesia itu dengan Uni Soviet menimbulkan ketidaksukaan Amerika. Melalui agen CIA (inteligen) kekuasaan Presiden Soekarno digoyang dengan munculnya pemberontakan Daerah. Pemberontakan Permesta di Sulawesi dan PRRI di Sumatera sepenuhnya ada peran CIA Amerika untuk menjatuhkan Bung Karno yang dekat dengan Uni Soviet.

Melalui agen CIA, Amerika berusaha mencari figur untuk menjatuhkan Bung Karno yang dianggap dekat dengan ideologi Komunis anti Tuhan (Uni Soviet). Akhirnya CIA mendekati Mayjend Soeharto dan melalui Surat Perintah Sebelas Maret (supersemar), yang masih misteri keabsahannya itu, proses pengalihan kekuasaan Presiden Soekarno, dimulai.

Kudeta berdarah pembantaian Tujuh (7) Jendral di Lubang Buaya, Jakarta Timur, mengorbankan para Perwira Tinggi Militer loyal pada Presiden Soekarno hanya Ahmad Haris Nasution yang lolos, selamat. Peran ganda Amerika untuk negara lemah miskin seperti Indonesia yang baru dimerdekakan Jepang secara tehnologi masih terbelakang bisa dipahami.

Papua dibawah Ratu Yuliana dari kerajaan Belanda, tujuan busuk Amerika merampok Emas, Perak, Tembaga, Uranium, Timah, Besi dll tidak mungkin terlaksana. Belanda tak kalah dengan Amerika untuk mengelola Sumber Daya Alam Papua dibidang pertambangan Emas yang diincar Presiden Amerika, John F Kennedy, yang akhirnya ditembak mati.

Amerika turun tangan dalam konfrontasi bersenjata, perlawanan rakyat Papua yang berharap dimerdekakan Belanda karena dijanjikan Belanda sendiri, terbukti dengan deklarasi kemerdekaan Papua, digagalkan Bung Karno melalui Tri Komando Rakyat (Trikora) di Jogjakarta Tahun 1965, diantaranya: “Bubarkan Negara Boneka Irian Barat Buatan Belanda..” dst.

Baca Juga :  Generasi Muda Harapan Papua

Berbeda Amerika, Bung Karno, selain kebenciannya kepada Belanda yang menjajah bangsanya selama 300 tahun lebih, motive lain Bung Karno dijelaskan diatas seperti Uni Soviet, kenalkan ideologi Nasionalis, Islam dan Komunis (Nasakom) hasilnya pemberontakan G30S PKI Madiun 1965, nyatanya komunis atheis (anti Tuhan) tak bisa hidup satu kamar dengan Islam yang percaya Tuhan.

Motivasi Merampok Tidak Belanda, Tidak Amerika, motivasi semua bangsa masuk ke Papua tujuan utamanya bukan membangun dan memperkaya rakyat Papua, tapi ingin menguasai kekayaan alam Papua.

Kekeliruan pemahaman atau doktrin keropos yang dinarasikan sebahagian pihak dimedia seolah orang (bangsa) lain datang berniat mau membangun bangsa (orang) lain. Hal itu tidak masuk akal karena selain janggal dan tidak meyakinkan kebenarannya dalam lintasan sejarah peradaban umat manusia paling kuno hingga era paling modern hari ini.

Contoh sederhana selama 300 tahun Belanda di Indonesia, apakah membangun Indonesia dan mensejahterakan rakyat Indonesia? Tidak! Belanda terbukti ratusan tahun hanya mengeruk kekayaan alam Indonesia membawa pergi membuat Eropa makmur.

Demikian kehadiran VOC sebagai serikat dagang jauh dari Eropa Selatan (Portugis dan Spanyol) di Nusantara sebelum Belanda, apakah mau memajukan ekonomi pribumi Nusantara?

Apakah kehadiran semua bangsa asing di Nusantara sebagai cikal bakal negara kita Indonesia bertujuan mencari keuntungan ataukah mau memajukan rakyat pribumi Nusantara sehingga jadi kaya tidak miskin atau sebaliknya miskin bahkan paling miskin?

Spanyol kuasai Amerika Selatan, dari seberang lautan, semata-mata mencari kekayaan. Eropa kuasai Amerika Serikat, Super Power, maju ilmu dan teknologi, Colombus mencari Buah Pala di Maluku nyasar terdampar di Amerika, motivasinya kekayaan pribadi.

Hampir seluruh penaklukan dan penguasaan bangsa atas bangsa lain sepenuhnya mencari kekayaan bukan bertujuan memajukan bangsa yang ditaklukkan. Turki Ustmani menguasai separuh Eropa abad pertengahan masa kejayaaan Islam motivasinya ekonomi, upeti rutin bagi raja.

Kehadiran bangsa asing kesuatu wilayah menguasai mustahil memajukan pribumi negeri itu. Dalam lintasan sejarah peradaban umat manusia sejak zaman, Harappa, antara Sungai Indus India dan Pakistan, zaman penemuan tekhnologi pengairan pertanian Mesopotamia, peradaban Firaun Mesir, hingga era modern ini.

Singkatnya orang pergi merantau keluar, kemanapun pergi, tidak untuk membangun kesejahteraan bagi orang lain. Mustahil Membangun Orang Lain kecuali Membangun Dirinya Sendiri. “Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu bangsa kecuali bangsa itu mengubah nasib dirinya sendiri” ( Ar Ro’du: 11). Penaklukan Indonesia melalui dukungan politik Amerika diforum Internasional PBB motivnya ekonomi, menguasai kekayaan alam Papua, bagi kemakmuran rakyatnya memiskinkan penduduk asli Papua.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : USTADZ ISMAIL ASSO
Editor : YULI A.H
Sumber :

Berita Terkait

Catatan Politik Senayan; Prioritaskan Program dengan Berpijak Pada Aspirasi Publik
Politik di Spice Islands
Transmigrasi Bukan Solusi Kesejahteraan Bagi Penduduk Orang Asli Papua
Implementasi Disertasi Menteri Bahlil: Pembentukan SATGAS Hilirisasi Berkeadilan dan Berkelanjutan Mendesak Dipercepat
Rancu Produk Hukum Pelantikan Presiden & Wakil Presiden
Kerek Lamok dan Wunuk Kerek
Perempuan Lani dan Cawat Tali
Sahabatku, Sukiman Yang Syahid Dalam Mencari Nafkah

Berita Terkait

Rabu, 20 November 2024 - 15:49 WIB

Politik di Spice Islands

Jumat, 15 November 2024 - 21:27 WIB

Transmigrasi Bukan Solusi Kesejahteraan Bagi Penduduk Orang Asli Papua

Minggu, 10 November 2024 - 12:57 WIB

Implementasi Disertasi Menteri Bahlil: Pembentukan SATGAS Hilirisasi Berkeadilan dan Berkelanjutan Mendesak Dipercepat

Selasa, 5 November 2024 - 16:12 WIB

Rancu Produk Hukum Pelantikan Presiden & Wakil Presiden

Minggu, 27 Oktober 2024 - 20:20 WIB

Kerek Lamok dan Wunuk Kerek

Minggu, 27 Oktober 2024 - 20:13 WIB

Perempuan Lani dan Cawat Tali

Sabtu, 26 Oktober 2024 - 15:14 WIB

Sahabatku, Sukiman Yang Syahid Dalam Mencari Nafkah

Rabu, 23 Oktober 2024 - 19:30 WIB

Papua Bukan Tanah Kosong

Berita Terbaru

Nasional

Setyo Budiyanto Terpilih Sebagai Ketua KPK 2024-2029

Kamis, 21 Nov 2024 - 15:08 WIB