Kongklomerasi dan Dikuburnya Hidup-hidup Demokrasi di Indonesia

Jumat, 28 Juli 2023 - 06:40 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

HERU SUBAGIA

HERU SUBAGIA

Oleh: HERU SUBAGIA – Pengamat Politik dan Sosial Alumni UGM

Mungkin kedengaran serem dan juga mengerikan. Banyak Tulisan-tulisan Saya sebelumnya banyak yang memberikan peringatan awal jika demokrasi di Indonesia berkembang atau dipertahankan hanya memicu lahirnya dinasti baru yang ditolong dan ditopang oleh duet kongklomerasi ekonomi dan politik. Dinasti baru itu produk dan turunnya rejim Konglomerat. Bukan yang diharapkan semestinya oleh tujuan awal demokrasi.

Sebuah demokrasi yang dikendalikan dan direkayasa sehingga menghasilkan produk sesuai pesanan dan juga jika terdapat muka atau produk baru sejatinya mereka sedang menipu atau memanipulasi demokrasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sesuai rencana, pada akhirnya terlahir proses demokrasi yang prematur dari sisi output dan Ortodoksi dari sisi patron politik. Kondisi ini bisa dikatakan konglomerasi menciptakan dan juga mempertahankan kekuasaan beserta pengendaliannya melalui sistem rekayasa politik berkelanjutan.

Baca Juga :  Juru Bicara Partai Rakyat: Arvindo Noviar Adalah Ketua Umum Termuda Se-Indonesia

Kekuasaannya dan wewenangnya membuat intervensi dan juga tekanan di lembaga tinggi negara dan juga lembaga tertinggi DPR/ MPR. Sasarannya adalah membuat dan meloloskan produk hukum dan UU baru, merontokkan produk hukum lama yang menghalanginya. Disaat pesta demokrasi terjadi, pada akhirnya juga memilih untuk mengambil alih secara legal atau paksa melalui sasaran antara menang di Pileg dan juga merebut kemenangan di Pilpres.

Penguasaan yang sungguh padat dan kuat dari hulu dan juga hilir sehingga proses dan perencanaannya sangat komprehensif. Sangat luar biasa dan sangat berbahaya bagi demokrasi dan nilai kemanusiaannya

Kongklomerasi ini tidak hanya sekedar copet atau begal demokrasi tetapi mereka sudah me jadi Tuhan-Nya dari berbagai hambanya. Kelompok hamba ini adalah partai politik , pesohor negeri, elite politik, pejabat negeri, penegak hukum, penjaga kedaulatan, mantan presiden dan anak beserta cucunya dan bahkan tokoh -tokoh agama harus menjadi pemuja dan penghamba.

Baca Juga :  Usai Gagal di Pilkada 2024, Anies Baswedan Berencana Bentuk Partai Baru

Bagaimana Tuhan-Nya bisa bekerja atas nama demokrasi dan halusinasi sebuah negara yang makmur dan berkeadilan ?

Mari kita urai siapa yang bisa dikatakan menjadi bagian konglomerat politik dan ekonomi di negeri ini. Untuk melanjutkan paparan dan uraiannya berikutnya, harus mengerti arti dari konglomerat.

Dikatakan dari berbagi sumber, Konglomerat adalah kombinasi dari dua perusahaan atau lebih yang menjalin bisnis yang secara keseluruhan berbeda yang jatuh di bawah satu kelompok perusahaan, biasanya melibatkan sebuah perusahaan induk dan beberapa subsidier. Seringkali, sebuah konglomerat adalah sebuah perusahaan multi-industri.

Secara umum konglomerasi lebih dekat istilah ekonomi, namun akibat dan sebab terjadinya konglomerat bersentuhan langsung dengan politik terutama. Produk dan kebijakan bersentuhan dengan ekonomi. Mengikat dan memadati ruangan ekonomi dan politik secara menyeluruh di dalam lingkaran rejim ke rejim pemerintahan.

Baca Juga :  50 Tahun Mohamad Husin Munir: Sang Komando Satu Kawasan Ancol

Sebuah kongklomerasi di suatu negara keberadaan bisa tunggal atau majemuk. Di Indonesia sendiri kemungkinan besar Konglomerat menjadi super karter tunggal yang disatukan dan dipadatkan dalam satu kepentingan dan komando. Mereka bekerja dan berproses serta pada akhirnya menjadi bagian dominan atau superior yang merancang, membuat dan mengendalikan ekosistem demokrasi.

Mau tau siapa mereka yang disebutkan sebagai konglomerat?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : HERU SUBAGIA
Editor : YULI A.H
Sumber :

Berita Terkait

Tengoklah ke Mana Kita Takbir? – Pesan Penting Usai Ramadhan
Hancurkan Mafia Pertamina: Moment of Truth Prabowo, Erick Thohir?
Buka Puasa Bersama: Makna dan Tradisi
Revisi UU Minerba; Langkah Maju Percepatan Hilirisasi
Mata Uang Dunia
Berita Acara Sumpah (BAS) Firdaus dan Razman Dibekukan Pengadilan Tinggi, Apa Pelajaran Bagi Advokat Lain?
Pesan Ketum di Rakernas, Partai Golkar Solid
Kongkriet! Arahan Ketua Umum DPP Partai Golkar di Rakernas

Berita Terkait

Selasa, 1 April 2025 - 15:57 WIB

Kampung Duri Kosambi Rayakan Lebaran Antar Kampung, Fachry Dukung Jadi Warisan Budaya

Selasa, 1 April 2025 - 14:56 WIB

Menteri UMKM Maman Abdurrahman Gelar Open House di Rumah Dinasnya

Senin, 31 Maret 2025 - 20:59 WIB

Menag Nasaruddin Umar Ajak Umat Islam Jaga Spirit Ramadan Usai Idulfitri

Senin, 31 Maret 2025 - 13:44 WIB

Ribuan Umat Muslim Laksanakan Salat Idul Fitri 1446 H di Jatinegara

Senin, 31 Maret 2025 - 07:26 WIB

Oknum Polisi di Sikka Cabuli Dua Remaja, Salah Satu Korban Bakar Diri hingga Tewas

Senin, 31 Maret 2025 - 04:36 WIB

Kesibukan Malam Takbiran di Jakarta: Polisi Gambir Jamin Kelancaran Lalu Lintas Menyambut Idul Fitri

Minggu, 30 Maret 2025 - 13:31 WIB

IKA Trisakti Matangkan Pemilihan Ketum 2025-2028, Usung Musyawarah Mufakat

Sabtu, 29 Maret 2025 - 21:08 WIB

Tinjau Pos Pelayanan Mudik di Terminal Pulogebang, Kapolri Imbau Pemudik Jaga Keselamatan

Berita Terbaru

KALIMANTAN TIMUR

Kasatgas Humas Perkuat Sinergitas di Pos PAM Saat Hari Raya

Selasa, 1 Apr 2025 - 20:52 WIB

Bupati Andi Rudi Latif (tengah) bersama Wabup H. Bahsanuddin (kiri) dan Ketua DPRD Tanbu, Andrean Atma Maulani serta jajaran Pemkab Tanah Bumbu menyambut warga dalam Open House Idul Fitri di kediamannya.

KALIMANTAN SELATAN

Bupati Tanah Bumbu Gelar Open House Idul Fitri, Warga Antusias Hadir

Selasa, 1 Apr 2025 - 18:02 WIB