Usul Jakarta jadi Kota 4 Pilar, Eki Pitung Desak Hak Kedaulatan Politik Orang Betawi jika Ibukota Pindah

DETIKINDONESIA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dr. H. Bambang Soesatyo yang akrab disapa Bamsoet menerima kunjungan dari Ketua Umum Badan Musyawarah (Bamus) Betawi, Muhammad Rifky yang dikenal dengan panggilan Eki Pitung beserta jajarannya. Pada pertemuan tersebut Bamus Betawi mengusulkan untuk menjadi bagian dari mitra 4 pilar yang merupakan program unggulan MPR RI.

Hal itu disampaikan Eki Pitung kepada Detik Indonesia usai bertemu dengan Bamsoet di Rumah Dinasnya, Rabu (15/11/2023). Baginya (Eki), 4 pilar sangat penting untuk terus dikawal, khususnya di Jakarta.

“Empat pilar harus terus dikawal karena Jakarta akan jadi kota global, kota internasional. Maka 4 pilar yang disebut Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika penting untuk dijaga,” ujar Eki.

Baca Juga :  Perkuat Kompetensi Pemerintahan Daerah, BPSDM Kemendagri Gelar Diklat Asesor Kompetensi Pemerintahan Bagi Pemerintah Daerah

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Eki melalui Bamus Betawi juga mengusulkan agar ada sebutan Jakarta atau tanah Betawi sebagai kota 4 pilar, dan dijadikan pilot projek dengan dibuatkan tugu 4 pilar agar jati diri dan identitas Jakarta sebagai kota global nantinya tidak hilang. Selain itu, Bamus Betawi juga meminta agar Ketua MPR membantu mendorong perubahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Nomor 29 Tahun 2007.

“Alhamdulillah usulan kita tentang Jakarta dijadikan kota 4 pilar mendapat respon positif dari Ketua MPR RI. Kita juga minta agar Ketua MPR ikut menjaga ketahanan Budaya Betawi, dimana UU 29 sedang digodok oleh DPR tentang status Jakarta tidak menjadi ibukota, dan undang-undangnya sangat luas serta komprehensif. Kita ada permintaan untuk penguatan terhadap Betawi,” pintanya.

Permintaan ini juga mirip dengan yang kami sampaikan pada Ketua Komisi II DPR RI, lanjut Eki, “jadi kita minta dalam undang-undang selamatkan situs-situs, bangunan peradaban agama atau peradaban kemerdekaan dan peradaban nasional, khususnya peradaban Betawi sendiri.

“Kita juga mendesak agar Jakarta memiliki kedaulatan politik atas pemimpinnya, seperti pemilihan Kepala Daerah (Gubernur dan Wakil) diberikan hak kepada putra/putri asli daerah,” desaknya.

Eki berharap MPR RI bersama dengan Bamus Betawi memberikan kesejukan dalam Pemilu 2024 agar berlangsung damai, terutama di Jakarta karena sebagai pusat politik biasanya ada resistensi pasca pemilu, agar kembali damai.

Sebagai bentuk terima kasih dari Ketua MPR kepada Bamus Betawi yang mendukung program tersebut, dirinya berencana akan membantu memberikan kantor Sekretariat Bamus Betawi yang ideal dan terbaik. Bamsoet menyadari bahwa masyarakat Betawi harus diberikan perlakuan khusus.

“Masyarakat Betawi memang harus ada prioritas diberikan privilege atau perlakuan khusus bagi otonomi daerah yang kuat seperti daerah-daerah kekhususan antara lain, Aceh, Jogjakarta, dan Papua,” tutur Bamsoet dalam pertamuan tersebut.

Dipenghujung pertemuan, Bamus Betawi memberikan “cukin dan peci” kepada Ketua MPR RI serta mengangkat beliau (Bamsoet) sebagai tokoh kehormatan Bamus Betawi, serta menyerahkan draf usulan perubahan UU 29 Tahun 2027 yang sedang di kaji oleh Baleg DPR RI

“Beliau kita angkat menjadi tokoh kehormatan Bamus Betawi, semoga bisa menjadi manfaat dan sambung silaturahmi dengan masyarakat Betawi,” tutup Eki dengan penuh harapan.