DETIKINDONESIA.CO.ID, SORONG – Ketua PWI Papua Barat Daya, Wahyudi mengaku terkejut atas kepergian almarhum Stepanus Malak, Wahyudi mengenang Stepanus Malak dalam 10 tahun mengikuti aktivitas dalam memimpin Kabupaten Sorong tidak sekedar antara Bupati dan Wartawan semata, mengingat almarhum yang dikenal terbuka dan tidak alergi dengan kehadiran wartawan menjadikan sosok Stepanus Malak begitu dengan wartawan.
“Saya terakhir ketemu Bapak itu acara wisuda kampus Nani Bili, kalau sudah ketemu itu Bapak tidak pernah segan-segan bertanya kabar keluarga kami, semasa menjabat Bupati Sorong 10 tahun kebetulan saya mengikuti aktivitas beliau jadi tahu betul Bapak itu seperti apa? kalau sudah tiba dari luar daerah, bagi saya itu pasti banyak berita yang bisa digali, makanya kalau sudah ketemu bisa wawancara berdiri 2 jam” kata Wahyudi mengenang keakraban bersama almarhum Stepanus Malak.
“Tidak hanya itu, Bapak itu paling concern tentang pendidikan, pokoknya walau jadi kuli tinta kata beliau, sekolah harus tinggi, makanya beliau tidak hanya Bapak pembangunan, tapi juga Bapak Pendidikan, itu bagi saya, beliau kebapak-an, mudah berempati, misalnya saat penggusuran warga Kokoda di komplek Bandara DEO, kebetulan saya satu-satunya wartawan yang ikut Bapak Malak untuk lihat kondisi mereka yang diungsikan ke hutan bakau di Aimas, lihat kondisi masyarakat itu didaerah Klalin, saya lihat Bapak menangis, karena lihat kondisinya sangat tidak layak untuk mereka, akhirnya Bapak suruh OPD bawa kebutuhan sandang, pangan agar mereka bisa bertahan sementara, dan akhirnya mereka dapat mendirikan kampung Klalin” kenang Wahyudi, yang juga Ketua Tim Penyiaran LPP RRI Sorong.
Wahyudi menambahkan banyak buah tangan pembangunan yang dilakukan Stepanus Malak semasa hidup, sebagai contoh pembangunan jalan dengan landasan beton merupakan gagasan almarhum sehingga sebagian besar jalan di Kabupaten Sorong yang dulunya mudah rusak dalam bertahan hingga saat ini.
Penulis | : TIM |
Editor | : LUKAS |
Sumber | : HONAI PAPUA |