Arvindo Noviar Bicara Supersemar, Pak Harto Menghancurkan Wibawa Dan Ajaran Bung Karno

Sabtu, 12 Maret 2022 - 10:37 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DETIKINDONESIA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Umum Partai Rakyat Arvindo Noviar bicara Supersemar, 56 tahun yang lalu, Sabtu (11/3/2022).

Menurut Arvindo bahwa 11 Maret 1966 menjadi hari yang begitu penting bagi sejarah Bangsa dan Negara Indonesia, karena pasca 3 hari sebelumnya, 9 Maret 1966 Hasjim Ning dan Dasaad sebagai pengusaha yang dianggap dekat dengan Bung Karno gagal membujuk Bung Karno untuk menyerahkan kekuasaannya kepada Pak Harto, 3 Jendral; M Jusuf, Amirmachmud, dan Basuki Rahmat menemui Bung Karno dan berhasil membuat Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar) diterbitkan. Tutur Ketua Umum Partai termuda ini.

Ia melihat Walau sampai hari Ini kita tidak pernah menemukan bukti/arsip Supersemar yang asli dan autentik, Indonesia hanya memiliki arsip Supersemar yang palsu, tetapi setidaknya kita bisa menyusun kepingan-kepingan sejarah yang masih tersisa pasca rezim Orde Baru berganti.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Jangan Sekali-Sekali Meninggalkan Sejarah” (jasmerah), itu adalah judul pidato Bung Karno pada 17 Agustus 1966. Dalam pidatonya Bung Karno menegaskan bahwa Supersemar bukanlah “transfer of sovereignty” dan bukan pula “transfer of authority” sama sekali bukan pengalihan kekuasaan.

Baca Juga :  Connie Dio 'Lady Rocker' Legendaris Dilantik Menjadi Ketua DPD Partai Rakyat

Selanjutnya ia tegaskan mengenai isi Surat Perintah 11 Maret 1966 sesungguhnya ialah berisi perintah Bung Karno kepada Pak Harto untuk mengambil langkah-langkah yang dianggap perlu untuk memulihkan ketertiban dan keamanan umum, termasuk melakukan pengamanan; pribadi presiden, wibawa presiden dan ajaran presiden. Kata Arvindo.

Ia menambhakan jika berkebalikan dengan apa yang dipidatokan Bung Karno 17 Agustus 1966, langkah pertama yang Pak Harto lakukan beberapa jam setelah mendapatkan mandat Supersemar ialah membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) dengan Surat Keputusan Presiden No.1/3/1966 yang dibuat mengatasnamakan presiden dengan modal mandat Supersemar yang ditafsirkannya sendiri. Katanya.

Setelahnya Sarwo Edhi melakukan konvoi keliling bersama RPKAD, Kostrad, KAMI, Front Pancasila dan beberapa Ormas lainnya lalu menyebarluaskan salinan Supersemar dan Surat Pembubaran PKI. Bung Karno marah besar dan memanggil semua panglima angkatan bersenjata ke Istana pada tanggal 14 Maret 1966. Dia menegaskan bahwa Supersemar tidak pernah dimaksudkan untuk membubarkan PKI.

Baca Juga :  Berbeda Dengan MUI, Ketum Partai Rakyat Arvindo Noviar Minta Warung Makan Di Bulan Ramadhan Tetap Dibuka

Siapa saja yang membaca sejarah tentu paham mengapa Bung Karno bereaksi keras terhadap langkah yang diambil oleh Pak Harto. Karena mandat Supersemar itu termasuk juga diperintahkan kepada Pak Harto untuk menjaga wibawa dan ajaran presiden. Kata Arvindo.

Di dalam buku berjudul penyambung lidah rakyat Bung Karno menceritakan kepada Cindy Adam, ketika Bung Karno remaja, di kala teman sejawatnya asik bermain, Bung Karno justru tenggelam bersama buku-buku, dan beberapa yang ia gemari ialah karya-karya dari Karl Marx. Tahun 1927 Bung Karno muda menulis Nasionalisme, Islamisme, Marxisme yang di kemudian hari berkembang menjadi gagasan politik bernama Nasakom (Nasionalisme-Agama-Komunisme) yang selalu Bung Karno gaung-gaungkan sebagai 3 kekuatan besar yang jika disatukan akan menjadi suatu kekuatan progresif-revolusioner yang dahsyat untuk melawan kekuatan kapitalisme, kolonialisme, dan imperialisme. Artinya gagasan itu sudah tertanam sejak Bung Karno remaja dan dia pegang sampai akhir hayatnya. Terang Arvindo Noviar

Baca Juga :  Diskusi Publik Sejumlah Tokoh, Arvindo Noviar: Jangan Kaitkan Demo Kades Dengan Perpanjangan Masa Jabatan Presiden

Tentu saja Bung Karno merasa Surat Keputusan Presiden No.1/3/1966 dan dipertajam oleh Tap MPRS Nomor XXV/MPRS/1966 yang isinya bukan hanya tentang pembubaran PKI, sekaligus juga melarang rakyat Indonesia untuk mengakses dan mempelajari komunisme bahkan di ruang akademik ialah langkah yang bukan saja meruntuhkan kewibawaan presiden tapi juga sekaligus menghancurkan ajaran yang selama ini dia tanam dan dia gaung-gaungkan.

Dalam pidatonya di Istana Bogor pada 11 Desember 1965 secara eksplisit Beliau menyatakan kalau sepertiga bagian dari dirinya adalah Komunisme dan dengan tegas ia menyatakan bahwa Pancasila tidak anti Komunisme. Seorang penggagas, penggali dan pencetus Pancasila adalah perasan dari Nasionalisme, Agama, dan Komunisme. Tegas Ketum Partai Rakyat in.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : Tim
Editor : Harris
Sumber :

Berita Terkait

JAMAN 08 Desak Presiden RI Pecat Menpora Dito
KNPI Goes To Campus: Mempersiapkan SDM Unggul Pemuda Menuju Indonesia Emas 2045
Abdurrahim Fabanyo, Ajak Warga Pulau Morotai, Coblos nomor Urut 1
Poros Muda Golkar Indonesia Dukung Bahlil Lahadalia Calon Ketua Umum Golkar 2024 – 2029 di Musyawarah Nasional
Agus Gumiwang Kartasasmita Terpilih Jadi Plt. Ketum Golkar Gantikan Airlangga
Poros Muda Golkar Indonesia Apresiasi Penuh Gibran Rakabuming Raka For Ketum Golkar 2024 – 2029
Demo di Kantor DPP, GPP PPP Buru Ingatkan Aziz Hentihu soal Mekanisme Partai
Berangkat Ke Korsel, Ali Mochtar Ngabalin Menerima Gelar Profesor

Berita Terkait

Rabu, 22 Januari 2025 - 13:24 WIB

Kunker ke Sumut, Menko Bidang Pangan Zhulhas Sebut Tebu Disini Kurus Seperti Kena Penyakit Stunting

Rabu, 22 Januari 2025 - 12:32 WIB

Ungkap Alasan Belum Tahan Hasto, KPK: Dia Kooperatif

Rabu, 22 Januari 2025 - 12:21 WIB

1.500 Personel Gabungan Bongkar Pagar Laut di Tangerang Hari Ini

Rabu, 22 Januari 2025 - 12:05 WIB

Mantan Menteri ATR/BPN Hadi Tjahjanto dan AHY Kompak Tak Tahu Soal SHGB Pagar Laut saat Menjabat

Rabu, 22 Januari 2025 - 11:57 WIB

Pembongkaran Pagar Laut Harus Diapresiasi dan Dikawal Demi Menjaga Muruah NKRI dan Program Asta Cita Prabowo-Gibran

Selasa, 21 Januari 2025 - 23:18 WIB

Awas Tertipu dengan LPK Ilegal, Idam: Pamerintah harus Ambil Tindakan Tegas

Senin, 20 Januari 2025 - 18:22 WIB

Citra Positif 100 Hari Pemerintahan Prabowo Capai Rekor Tertinggi dalam Sejarah, Tody Ardianysah Ucapkan Selamat

Senin, 20 Januari 2025 - 15:35 WIB

Presiden Prabowo Minta Maaf Belum Semua Anak Bisa Nikmati Makan Bergizi Gratis

Berita Terbaru

Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristiyanto di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Kota Jakarta Selatan, Senin (13/1/2025)

Nasional

Ungkap Alasan Belum Tahan Hasto, KPK: Dia Kooperatif

Rabu, 22 Jan 2025 - 12:32 WIB