“Indonesia telah memiliki pengalaman panjang sejak era Presiden Soekarno dalam mewujudkan perdamaian dunia. Salah satunya melalui Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955 yang menghasilkan Gerakan Non Blok guna menentang berbagai tindakan imperialisme, kolonialisme, neokolonialisme, apartheid, rasisme dan segala bentuk agresi militer, pendudukan, dominasi, interferensi atau hegemoni dan menentang segala bentuk blok politik,” jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Wakil Ketua Umum FKPPI ini menambahkan, pada tahun 1995, Presiden Soeharto juga pernah mengunjungi Bosnia-Herzegovina untuk mendamaikan kondisi disana yang saat itu berada dalam situasi gemuruh perang. Bahkan Presiden Megawati, dipercaya oleh pemerintah Korea Selatan menjadi tokoh penting dunia yang mampu membawa perdamaian antara Korea Selatan dengan Korea Utara.
“Kini melalui Presiden Joko Widodo, kita berharap Indonesia bisa berperan besar mendamaikan ketegangan antara Rusia dengan Ukraina. Tidak hanya demi rakyat di kedua negara tersebut, melainkan juga demi rakyat dunia yang juga terkena imbas dari konflik yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina. Mengingat kedepannya, pasca pandemi Covid-19, dunia menghadapi tantangan yang sangat berat, baik pada ketahanan pangan, ketahanan energi, maupun stabilitas keuangan. Untuk mengatasinya, perlu kerjasama dari berbagai negara dunia untuk saling bergandengan tangan, bukan justru saling berseberangan,” pungkas Bamsoet.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Penulis | : Tim |
Editor | : Muhamad Fiqram |
Sumber | : |
Halaman : 1 2