DETIKINDONESIA.ID, JAKARTA- Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bersama organisasi kemahasiswaan yang tergabung dalam kelompok Cipayung Plus memberikan Catatan Awal Tahun yang berisi pandangan visioner dan pemikiran kritis terhadap berbagai persoalan kebangsaan. Sekaligus memberikan apresiasi kepada Presiden Joko Widodo yang melahirkan terobosan progresif dalam sejarah bangsa dengan mencabut 2.078 Izin Usaha Tambang, 192 sektor kehutanan seluas 3.126.439 hektare, serta Hak Guna Usaha (HGU) perkebunan yang ditelantarkan seluas 34,448 hektare.
“Pandangan visioner dan pemikiran kritis ini diberikan mengingat dalam mengawali tahun 2022, bangsa Indonesia masih memiliki berbagai pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan. Karenanya, MPR RI mengajak Kelompok Cipayung Plus, agar senantiasa menjadi motor
penggerak dalam implementasi nilai-nilai kebangsaan,” ujar Bamsoet dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI sekaligus Catatan Awal Tahun 2022 bersama Organisasi Kemahasiswaan Cipayung Plus, di Komplek MPR RI RI, Jakarta, Selasa (11/1/22).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Turut hadir antara lain Ketua Umum PB HMI, Ketua Umum PP GMKI Jefri Gultom, Ketua Umum PB PMII Muhammad Abdullah Syukri, Ketua Umum IMM, Ketua Umum PP PMKRI Benediktus Papa, Ketua Umum PP KAMMI Zakky Ahmad Rifai, Ketua Umum PP HIKMABUDHI Wiryawan, Ketua Umum PP KMHDI I Putu Yoga Saputra, Ketua Umum LMND Muhammad Asrul, Ketua Umum PB PII Rifai Tuahuns, dan Ketua Umum PP HIMA PERSIS Iqbal Muhammad Dzilal, Ketua Bidang Digitalisasi dan Inovasi PB HMI Vidiel Tania Pratama, dan Bendahara Umum DPP IMM Aldy Kurniawan. Hadir pula senior gerakan mahasiswa sekaligus Anggota DPR RI periode 2004-2009, 2009-2014, dan 2014-2019 Maruarar Sirait.
Ketua DPR RI ke-20 ini memaparkan, di bidang kesehatan, misalnya. Dengan tingginya kasus Covid-19 di beberapa negara Eropa, seperti di Perancis dengan catatan 355 ribu kasus harian, dan mulai masuknya varian omicron di Indonesia, kebijakan pengetatan protokol kesehatan terutama bagi WNA dan WNI pelaku perjalanan luar negeri harus menjadi perhatian serius.
“Pandemi Covid-19 seharusnya menggugah kesadaran betapa rentannya sistem kesehatan nasional. Sebagai gambaran, diperkirakan pasar global untuk kebutuhan jarum suntik mencapai USD 10 miliar atau lebih dari Rp 142 triliun. Seharusnya kita mampu menjadi pemasok jarum suntik untuk kebutuhan global. Namun ironisnya kita malah menjadi negara pengimpor jarum suntik,” kata Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menjelaskan, di bidang pendidikan, merujuk data tahun 2018 sebelum pandemi, rata-rata kemampuan membaca, sains, dan matematika pelajar nasional menempati urutan 74 dari 79 negara dunia yang disurvei. Karenanya, perlu diwaspadai agar pembatasan aktivitas pembelajaran secara langsung tidak menyebabkan generasi pembelajar tumbuh sebagai ‘lost generation’, generasi yang terpaksa kehilangan fasilitasi dan referensi akademis yang memadai.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : Tim |
Editor | : Harris |
Sumber | : |
Halaman : 1 2 Selanjutnya