Indonesia pun dibuat dilema terhadap tuntutan ini. Cina dan Brazil mengambil posisi berbeda dari Amerika dan sekutunya. Kedua negara ini tidak setuju dengan usulan tersebut dikarenakan alasan penolakan Putin ke Forum KTT sangat tidak kuat.
*Acara Puncak G20 Presidensi di Bali Terancam Batal*
Posisi Indonesia memang sangat sulit. Desakan Amerika Serikat dan beberapa negara anggota G20 benar-benar serius. Ancaman pemboikotan pertemuan negara-negara dengan ekonomi terbesar di dunia ini terancam batal digelar kalau Indonesia tidak mengikuti permintaan Amerika dan sekutunya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Indonesia juga tak bisa seenaknya menolak kedatangan Putin. Kebijakan ini justru akan membuat hubungan diplomatik Indonesia dan Rusia akan renggang. Kondisi ini tidak baik buat prospek ekonomi maupun politik Indonesia kedepan.
Posisi Indonesia sebagai negara nonblok juga akan dipertanyakan andaikan Indonesia mengamini salah satu. Padahal, posisi ini sudah sangat lama, dari zaman Presiden pertama Bung Karno, positioning Indonesia jelas dan tegas, tidak di timur dan tidak juga di barat, tapi ditengah.
*Apa yang Harus Pemerintah Lakukan?*
Ini masalah serius. Pemerintah Indonesia harus memaksimalkan peran diplomatiknya untuk melobi Amerika dan negara-negara yang lebih dulu menolak kedatangan Putin. Indonesia harus menggunakan semua cara agar perang dingin ini bisa selesai.
Yakinkan juga Pemerintah Rusia bahwa Indonesia akan menjadi tuan rumah yang baik bagi semua negara G20. Biar perlu, upaya perdamaian Rusia dan Ukraina diselesaikan di Forum G20, dan Indonesia sebagai rekonsliatornya utamanya.
Menurut saya ini momentum yang tepat buat pemerintah Indonesia dalam mendorong perdamaian bagi kedua negara. Meksipun G20 adalah forum ekonomi, tapi perang Rusia dan Ukraina tidak hanya berkaitan dengan urusan politik dan keamanan, tapi juga sangat berdampak negatif terhadap perekonomian global.
Kalau Indonesia mampu memaksimalkan momentum ini dengan baik, maka Indonesia tidak hanya dianggap sukses menjadi tuan rumah yang baik tapi juga rekonsliator yang handal sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Soekarno di masa perang dingin lewat gerakan non-blok.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : AB Solissa |
Editor | : Harris |
Sumber | : |
Halaman : 1 2