BUDAYA MEMBACA MEMBAWA PERUBAHAN DALAM HIDUP MANUSIA
“Sementara itu, sampai Aku datang bertekunlah dalam membaca kitab – kitab suci, dalam membangun dan dalam mengajar” (1 Timotius 4:13).
Oleh: Angginak Sepi Wanimbo
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Perkembangan zaman dan perkembangan teknologi semakin canggi saat ini. Membuat hidup manusia semua ketergantungan padanya sehingga menjadi budaya balas terus bertumbuh subur di hadapan kita semua.
Sebab itu budaya balas ini tentu kita jangan merawat, memberi pupuk tetapi menjadi musuh kita semua, maka untuk keluarga dari sona nyaman soal kemalasan ini. Tentu ada lawan tindakan nyata dan kampanye besar – besar oleh kita semua melalui forum diskusi, digereja, disekolah, dikampus, dikantor, media sosial, media cetak semua manusia Papua. Bersatu tekat kampanye tentang, “Pentingnya budaya membaca buku setiap hari”.
Baca buku bikin pikiran kritis dan tajam, sebaliknya, kebanyakan main mensos bikin otak tumpul dan dangkal. Jika brain akibat mensos adalah racun maka buku adalah penawarannya. (Rafif Amir).
Sejak maraknya permainan Game Online, Mensos, Wachap, Twitter dan Gougel minat membaca dikalangan anak muda Papua. Khususnya Generasi muda belakangan ini disebut menurun, padahal budaya membaca telah menjadi motor utama dalam menginspirasi perubahan yang signifikan dalam masyarakat modern.
“Pada era teknologi yang semakin mendominasi saat ini, kebiasaan membaca menjadi kunci untuk memperluas wawasan dan memperkaya pikiran,”
Masyarakat yang gemar membaca cenderung lebih terbuka terhadap ide-ide baru, serta lebih mampu memahami dan menghargai perbedaan.
Tidak hanya itu, budaya membaca juga memberikan kontribusi besar terhadap peningkatan pendidikan dan kualitas hidup secara keseluruhan.
“Dengan membaca, seseorang dapat memperoleh pengetahuan yang luas dan mendalam, yang nantinya dapat diaplikasikan dalam berbagai aspek kehidupan”.
Dalam konteks ini, perpustakaan dan pusat baca menjadi sarana penting untuk menumbuhkan minat membaca sejak dini, apalagi budaya membaca juga memiliki dampak positif dalam mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi.
“Akses yang lebih luas terhadap bahan bacaan meningkatkan kesempatan bagi semua orang, tanpa memandang latar belakang atau status sosial. Hal ini memungkinkan terciptanya masyarakat yang lebih inklusif dan berdaya saing,”
Karena itu budaya membaca tidak hanya sekadar aktivitas individu, tetapi juga merupakan investasi dalam pembangunan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan untuk mencapai kemajuan yang lebih besar dalam berbagai aspek kehidupan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : Ketua DPD - PPDI Provinsi Papua Pegunungan, Ketua DPD - PPKL & AB Provinsi Papua Pegunungan |
Editor | : BIM |
Sumber | : |
Halaman : 1 2 Selanjutnya