DETIKINDONESIA.CO.ID, JAKARTA – Bupati Kabupaten Buru Selatan Safitri Malik Soulisa memberikan bantuan sembako kepada 186 Keluarga yang terdampak bencana alam puting beliung dan gelombang laut yang mengakibatkan abrasi pantai mengancam rumah masyarakat.
Pemberian bantuan oleh Bupati berlangsung di Desa Labuan Kecamatan Namrole, Selasa, (3/1/2023)
Turut mendampingi Bupati, Wakil Bupati Gerseon Elieser Selsily, Kepala BPBD BurseL Hadi Longa, Camat Namrole dan sejumlah Kepala Desa serta sejumlah pimpinan OPD.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bupati Safitri Malik Soulisa dalam sambutannya mengatakan, bencana yang terjadi tidak bisa di kendalikan oleh manusia. Dalam tahun 2022, bencana yang terjadi tidak hanya dialami oleh Buru Selatan. Tetapi hampir semua daerah di Indonesia, dan suda ada peringatan dari BMKG.
“Terkadang dari BPBD sendiri harus ada pemberitahuan informasi kepada masyarakat,” ujar Bupati.
Dikatakan Bupati, Indonesia saat ini banyak sekali mengalami bencana alam, bukan hanya di Buru Selatan.
Bupati berharap kepada masyarakat agar dapat memahami karena di pemerintahannya saat ini bekerja dengan sangat hati-hati.
“Jangan sampai kita punya niat baik, tetapi masalah administrasi menjadi salah komunikasi, bisa saling menyalakan,” ujar Safitri.
Padahal lanjut Bupati, di BPBD sendiri tidak gampang langsung mengatasi masalah bencana.
“Banyak sekali informasi yang masuk ke saya. Kita sebisa mungkin ingin turun, tetapi kita juga harus paham, kita turun bawa apa,” ujar Safitri.
Bupati menghimbau kepada seluruh camat. Dikatakan, struktur pemerintahan harus dibenahi karena bekerja harus berdasarkan struktur pemerintahan.
Dikatakan Bupati bahwa memang fungsi camat dan kepala desa itu penting, namun, disaat ada bencana terkadang camat tidak ada di tempat, kepala desanya juga tidak ada di desa.
“Padahal camat dan kepala desa bagian dari kaki-tangan kepala daerah dalam sistem pemerintahan,” jelasnya.
Akan hal tersebut kata Bupati jangan semua orang berteriak kepada pemerintah daerah dalam hal ini Bupati.
Dikatakan, jika masyarakat melaporkan kepada dirinya bahwa ada terjadi bencana, maka pasti Bupati akan langsung mengkonfirmasi kepada OPD terkait.
“Saya suda menegur Kepala BPBD Hadi Longa. Saya bilang, menunggu apa, kenapa tidak langsung berikan bantuan, katanya Data,” jelas Bupati.
Tandas Bupat tegas bahwa, kepala-kepala Desa juga terkadang tidak memiliki data administrasi penduduk lengkap.
“Sekarang kita berusaha untuk menertibkan data-data penduduk. Harus memiliki KTP dan Kartu Keluarga,” ujar Bupati.
Apabila data administrasi penduduk itu lengkap maka bantuan yang diberikan dari pemerintah kepada masyarakat tepat sasaran.
“Pemerintah mau berikan bantuan sementara KTP tidak ada, KK juga tidak ada. Kaka begitu bukan bagian dari warga negara Indonesia,” ucapnya.
Bupati katakan, jangan sampai niat baik pemerintah terhadap masyarakat tetapi bisa di politisir kemana-mana.
“Ini bencana. Bencana yang terjadi tidak melihat warna merah, warna biru atau warna hijau. Tetapi bencana yang terjadi tanggung jawab kita semua,” ujar Safity.
Jelasnya, adanya pemerintahan untuk melihat masyarakatnya. Tetapi jika ada masyarakat yang tidak mau diatur, kata Bupati, atur diri sendiri saja.
“Tidak mungkin pemerintah menyusahkan masyarakat. Kami datang untuk memberikan bantuan , ini hanya sebagian kecil,” ucapnya.
Bupati perintahkan kepada Kepala BPBD agar segerah menyelesaikan masalah bencana yang harus sampai relokasi.
“Saya memerlukan pimpinan OPD yang Kerja cerdas. Kerja cerdas itu dalam arti, tahu apa yang masyarakat butuhkan,” tandas Bupati.
Rentang kendali di Kabupaten Buru Selatan ini sangat tinggi. Kata Bupati, jika rentang kendalinya cukup tinggi, maka gunakan saja istilah “akal bunuh akal harus dipakai.
“Kenapa, kalau tidak ada akar atau rotan, ranting pun bisa,” ucap Safitri.
Bupati tak lupa menyampaikan permohonan maaf karena dari pemerintah daerah belum maksimal memfasilitasi semua keinginan masyarakat.
Kepala BPBD Hadi Longa dalam laporannya menyampaikan bahwa, bencana alam angin puting beliung dan gelombang laut menimpa 186 keluarga.
Terdiri dari 52 Buah rumah di kecamatan Namrole, di Desa Labuan 19 rumah, Desa Waenono 9 rumah, Desa elfule 5 rumah, Desa Fatmite 18 rumah dan Desa Masnana 1 rumah.
Di kecamatan Leksula 59 rumah, di Kecamatan Waesama 38 rumah terdiri dari Desa Waesi 36 rumah, Desa Wamsisi 2 rumah.
Untuk ketahanan ibu Bupati, 36 buah rumah di desa Waesili telah diberikan bantuan melalui dana hibah dari pemerintah pusat pada 2022.
“Dan telah terealisasi 36 rumah, cuman sampai saat ini belum ada tempat yang bisa merelokasi 36 buah rumah tersebut karena belum ada lahan,” jelas Longa.
Untuk di kecamatan Ambalau jelas Longa terdata 38 buah rumah yang terdampak bencana alam.
Jelas Longa, 186 Keluarga yang mengalami dampak bencana alam pihaknya memberikan bantuan sembako. Sedangkan untuk pembangunan rumah menjadi tanggungjawab dari Dinas PUPR.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : Tim |
Editor | : Admin |
Sumber | : Bipolonews |