DETIKINDONESIA.CO.ID, KUPANG – Tim PSKN Kefamenanu yang tersingkir di babak 16 besar kini menghadapi masalah serius, karena diduga ditelantarkan oleh pengurus Askab TTU di penginapan Wilma I, Kota Kupang. Saat ditemui media, para pemain dan official mengungkapkan bahwa hingga kini belum ada kepastian dari Askab TTU terkait kepulangan mereka ke Kabupaten Timor Tengah Utara.
Selain itu, mereka juga mengeluhkan kurangnya transparansi dalam pengelolaan anggaran dari Pemda. Bahkan, untuk pembelian alat medis, tim tidak memiliki dana yang memadai sehingga harus mencari tukang urut sendiri. “Kami tidak tahu berapa anggaran yang tersedia, bahkan untuk membeli alat medis pun tidak ada dana. Beruntung ada anggota DPRD yang membantu kami sedikit,” ujar salah satu official tim PSKN Kefamenanu.
Lebih parahnya lagi, pengurus Askab TTU dikabarkan sulit dihubungi dan sempat berjanji mencairkan dana pada pagi hari, namun hingga kini belum ada tindak lanjut. “Tadi pagi bendahara bilang dana sudah cair, tapi saat ditelepon tidak diangkat,” tambahnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Situasi ini memicu reaksi publik yang menilai pengurus Askab TTU tidak kompeten dalam mengelola sepak bola di TTU. Banyak pihak mendesak Bupati TTU untuk segera mencopot Ketua Askab TTU.
Menanggapi hal tersebut, Bupati TTU Yoseph Falentinus Dalasalle Kebo menegaskan bahwa Askab TTU harus bertanggung jawab atas kenyamanan pemain. Ia berjanji akan mengonfirmasi langsung ke pengurus Askab pada Senin mendatang dan meminta Inspektorat untuk mengaudit seluruh anggaran yang telah digunakan.
Penulis | : TIM |
Editor | : BIM |
Sumber | : STORYMEDIANEWS |
Halaman : 1 2 Selanjutnya