Catatan Kritis Muktamar 48 Muhammadiyah 17-20 November 2022 di Solo; Muhammadiyah Perlu Darah Segar

Kamis, 17 November 2022 - 20:16 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh: Muhammad Mufti Mubarok (Dirut Sang Surya Corporindo) 

Ada dua penyataan yang menarik dari mantan Ketum PP Muhammadiyah Dien Samsuddin dan Amien Rais. Dien Syamsudin mengatakan Muhammadiyah perlu darah segar, darah segar ini bisa dimaknai darah segar pengurusnya baru dan penyegara program kerjanya. Sementara Amien Rais melarang memilih kader Muhammadiyah yang dekat dengan istana/kekuasaan, karena selama ini Muhammadiyah selalu menjadi pendukung pemerintah, banyak kader kader muhammdiyah yang di beri jatah dengan menjadi komisaris BUMN dan jabatan jabatan kekuasaaan. Sehingga muhammadiyah kurang berani kritis.

Dua penyataan kedua tokoh besar Muhammadiyah ini sebenarnya mengingatkan kepada Muhammadiyah untuk perlunya kaderisasi atau tampilnya wajah wajah baru dan lebih mandiri dan independent serta tetap menjaga jarak dengan oligraki yang jangka pendek dan kepentingan pribadi pribadi kader kader Muda Muhammadiyah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Selama 10 tahun terakhir ini regenerasi di Muhammadiyah berjalan cukup lambat, muktamar 48 ini pun masih didominasi dari wajah wajah lama dengan dominasi poros Yogyakarta dan Jakarta atau poros priyayi dan poros progresif, bahkan yang menjadi 13 formatur hanya nantinya juga dari kalangan kalangan priyanyi , PNS yang sudah pensiunan, boleh di bilang sudah sebagian besar kakek kakek dan di Aisyiah juga sudah sebagai besar nenek nenek.

Baca Juga :  Muhammadiyah Kembali Melahirkan Kampus Virtual, Yakni Universitas Siber Muhammadiyah

Memang di usia muhammadiyah yang sudah 109 tahun, Ormas berlogo mahahari telah mengalamai perjalanan yang sangat Panjang, siapapun ketum PP Muhammadiyah yang terpilih di Muktamar 48 dan tim formatur 13 tampak tidak akan banyak perubahan, masih pengurus yang ita itu. Memang demokrasi di Muhammadiyah harus diakui paling bagus di banding ormas yang lain.

Kalau melihat sejarah setiap orde setidaknya ada empat orde di Muhammadiyah: orde lama, orde baru, orde reformasi dan orde restorasi. Pada masa orla, muhamnadiyah aktif dalam perjuangan kemerdekaan, pada masa orba aktif mengisi kemerdekaan pada orba ini muhammadiyah mengalami dinamika sosial yang luar biasa dan di era reformasi muhammadiyah terus berkembang di bidang sosial dan sekarang di era restorasi muhammadiyah main lebih aman dan sekarang memasuki 2023 muhammadiyah belum menunjukkan sebagai gerakan tadjid yang sesungguhnya di semua sektor.

Baca Juga :  Perppu Cipta Kerja; Kegentingan Memaksa Atau Mengada-ada?

Muhammadiyah masih menonjol di sektor sosial keagamaan untuk sektor ekonomi dan politik serta kebudayaan Muhammadiyah masih stagnasi.

Kader Yang Keder: Cultural belum dapat tempat Bottleneck

Kader – kader Muhamadiyah yang cerdas dan produktif banyak yang menumpuh karir di luar Muhammadiyah, sebenarnya banyak kader Muhammadiyah banyak yang hebat hebat namum di Muhammadiyah belum mendapat tempat. Kader struktur sudah bisa di pastikan akan berebut menjadi pengurus sementara kader cuktural belum mendapat tempat yang bearti di Muhammadiyah . ironisnya muhammadiyah kadang lebih memilih orang luar yang sudah punya nama ketimbang kader structural yang masih berproses.

Berebut AUM

Bila melihat struktur pengurus PP yang sekarang dan pengurusn yang terpilih muktamar 48 didominasi oleh para dosen -dosen. Karena hampir Sebagian besar isinya pimpinan pusat para para pengajar dan sedikit sekali yang pengusaha. Akibatnya Banyak pengurus PP yang berlomba untuk berebut di Amal Usaha Muhammadiyah.banyak yang jadi rektor di PTM
Selama usia 109 tahun, yang menjadi kebanggaan Muhammadiyah baru menonjol yaitu sektor sosial keagamaan tetuama pendidiakan dan Kesehatan, untuk sektor ekonomi dan politik kebangsaan , muhammadiyah masih belum menonjol.

Baca Juga :  Selamatkan Budaya Papua

Bidang ekonomi pada sektor perumahan, perbankan , ecomers, fintek, transportasi, energi ,IT pangan dan ritel muhammadiyah masih belum menunjukan kemampuannya, Sebenarnya muhammadiyah perlu mengepakkan sayapnya di bidang ekonomi ti pasca muktamar 48.

Muhammadiyah harus serius di sektor Budaya, Terutuma pembangunan karaker umat, budaya umat, teknologi, fashion, fasinable dan food muhammadiyah masih belum tampak mendominasi.

Enam PR Besar Muhmmadiyah pasca Muktamar

Setidaknya Ada enam (6) Pekerjaan Rumah besar Muhammadiyah terkait dengan kondisi regional, nasional dan internasional. Tantangan dakwal amal makruf nahi mungkar akan berubah tidak konvensional dakwah dakwah rutinitas tapi sudah harus menjawab isu isu yang sudah di depan kita.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : Muhammad Mufti Mubarok
Editor : Admin
Sumber :

Berita Terkait

Catatan Politik Senayan; Prioritaskan Program dengan Berpijak Pada Aspirasi Publik
Politik di Spice Islands
Transmigrasi Bukan Solusi Kesejahteraan Bagi Penduduk Orang Asli Papua
Implementasi Disertasi Menteri Bahlil: Pembentukan SATGAS Hilirisasi Berkeadilan dan Berkelanjutan Mendesak Dipercepat
Rancu Produk Hukum Pelantikan Presiden & Wakil Presiden
Kerek Lamok dan Wunuk Kerek
Perempuan Lani dan Cawat Tali
Sahabatku, Sukiman Yang Syahid Dalam Mencari Nafkah

Berita Terkait

Rabu, 20 November 2024 - 15:49 WIB

Politik di Spice Islands

Jumat, 15 November 2024 - 21:27 WIB

Transmigrasi Bukan Solusi Kesejahteraan Bagi Penduduk Orang Asli Papua

Minggu, 10 November 2024 - 12:57 WIB

Implementasi Disertasi Menteri Bahlil: Pembentukan SATGAS Hilirisasi Berkeadilan dan Berkelanjutan Mendesak Dipercepat

Selasa, 5 November 2024 - 16:12 WIB

Rancu Produk Hukum Pelantikan Presiden & Wakil Presiden

Minggu, 27 Oktober 2024 - 20:20 WIB

Kerek Lamok dan Wunuk Kerek

Minggu, 27 Oktober 2024 - 20:13 WIB

Perempuan Lani dan Cawat Tali

Sabtu, 26 Oktober 2024 - 15:14 WIB

Sahabatku, Sukiman Yang Syahid Dalam Mencari Nafkah

Rabu, 23 Oktober 2024 - 19:30 WIB

Papua Bukan Tanah Kosong

Berita Terbaru

Nasional

Setyo Budiyanto Terpilih Sebagai Ketua KPK 2024-2029

Kamis, 21 Nov 2024 - 15:08 WIB