Oleh: Tody Ardiansyah Prabu – (Praktisi Hukum Alumni FH Univ Trisakti / Pengusaha / Ketua Umum Komunitas Pergerakan Jabar Unggul & Indonesia Unggul)
Semua kandidat cawapres ada kurang lebihnya dalam segala hal untuk pemenangan suara. Namun demikian kita sepakat siapapun cawapres Prabowo harus bisa mendongkrak suara pemenangan Prabowo lalu siapa?
Tentu variable cawapres antara lain selain punya basis massa suara yang utama tentu hal lain Figur magnet Electoral, acceptabilitas, logistiknya dsb. Bagaimana Ganjar dan MMD keduanya sosok kepala daerah yang sederhana lahir dari aktifis dan didampingi sosok dari akademisi intelektual. PDIP sudah modern dengan keputusan tersebut dan tepat dimana MMD popularitas bagus dan basis NU nya cukup kuat terutama dari Gusdurian dan kaum mileneal terutama akibat kiprahnya di pemberantasan korupsi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Prabowo bisa mengambil peran tokoh jabar perempuan Bu Susi Pudjiastuti berbeda denga lain, bukan dari kalangan partai (Non Partisan) bukan dari kalangan NU tapi tingkat acceptabilitas Figur bu Susi sangat tinggi bisa menjadi jalan tengah alternatif, Prabowo mengambil Erick Tohir dari PAN yang mengusulkan, peran dari kalangan NU dari kelompok banser nya, sebagian kelompok muda, pencinta sepak bola, tetapi suara pemilih NU tidak akan solid ke satu capres cawapres tapi terpecah ada ke Cak Imin & Mahfud MD.
Figur Erick Tohir :
Erick Tohir populer sebagai pengusaha, menteri BUMN, Ketum PSSI dan punya metworkinh, logistik cukup kuat hanya saja basis massa masih terbentuk terlihat dan memiliki pengalaman sejak beliau menjadi Menteri saja itupun di dongkrak selama di pemerintahan & kegiatan – kegiatan bersama Bp Jokowi. Pilhan Erick Thohir dengan kekuatan Logistik jaringannya memang akan membuat mesin politik menjadi lebih gress dan lincah manuvernya. Apakah sosok Erick akan mendongkrak Elektabiltas & mendulang suara besar untuk Bp Prabowo ??
Figur Gibran Rakabuming Raka :
Gibran jika di paksakan jadi cawapres prabowo plus minus, penuh dengan gambling, keputusan MK menjadi bandul Pro – Kontra, menjadi titik serang oleh lawan, plus nya suara jokowi sebagian besar akan ke Prabowo, peran jokowi dan keluarganya akan menjadi pertarungan sengit dengan pdip / bu Mega, Jika gibran tidak jadi di pasangkan dengan Prabowo, besar kemungkinan jokowi dan keluarganya ada di posisi ganjar.
Figur Yusril Ihza Mahendra :
Jika sosok Figur Bp Yusril. M sosok yang dikenal pendekar hukum Tatanegara, sosok akademisi pemikir intelektual, advokat senior, politisi ketum Partai PBB ( Bulan Bintang ) & Islam moderat.
Figur Susi Pudjiastuti :
Bu Susi Srikandi / wanita tangguh dan dari Jawabarat, Sosok yang dekat dengan Rakyat dan Nelayan Indonesia, sosok Pengusaha Susi Air, mantan Menteri KKP era Jokowi periode pertama yang banyak penghargaan dari dalam maupun luar negeri sebagai tokoh 10 pemikir dunia dibidang pertahanan keamanan & 100 wanita paling berpengaruh dan paling menginspirasi di dunia pilihan kantor berita BBC.
Figur Bu Susi tepat langsung ada di Medan suara potensial Jawa Barat yaitu di titik kelemahan pasangan Ganjar juga maupun AB.
Hasil tersebut berdasarkan survei yang dirilis Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC) dalam webinar bertema ‘Sumber Kepemimpinan Nasional: Menuju 2024’ pada Sabtu (22/5/2021).
“Posisi tertinggi untuk figur perempuan adalah Susi Pudjiastuti 24,21 persen disusul Tri Rismaharini (Menteri Sosial) dengan 17,66 persen,” ujar Peneliti ARSC Bagus Balghi dalam paparannya, Sabtu (22/5)
Posisi berikutnya ada Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa 11,07 persen, Menteri Keuangan Sri Mulyani 10 persen, dan Ketua DPR RI Puan Maharani 4,01 persen.
Selanjutnya, ada tokoh Nahdlatul Ulama Yenny Wahid 3,14 persen, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri 2,79 persen, Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah 1,32 persen, dan Iriana Joko Widodo 1,07 persen.
Survei ARSC tersebut melibatkan 1.200 responden di 34 provinsi. Dengan 60 persen berusia muda di bawah 30 tahun dan usia minimal 17 tahun.
Survei dilakukan selama periode 26 April-8 Mei 2021. Metode survei yang dipakai adalah multistage random sampling dan dilakukan melalui sambungan telepon. Adapun margin error plus minus 2,9 persen.
Alih – alih apakah ujungnya suara maka kemungkinan besar Prabowo akan menimbang dan sangat berpotensi untuk pilih Susi Pudjiastuti langsung ke titik-titik klimaks suara Jabar akan lebih baik dan susi memiliki magnet electoral dari pemilih indonesia timur dan memiliki acceptabilitasnya tinggi yang dapat diterima semua kalangan para pemilih maupun partai koalisi??
Tinggal prabowo yang belum mengambil putusan cawapresnya, Predeksi tinggal 4 orang, jika bu khofifah sepertinya tidak berambisi menjadi cawapres pertimbangan ada irisan dgn nasdem SP, karena selain bagian dari pendiri deklarator ormas nasdem dan nasdem bagian dari pengusung ketika waktu cagub jatim, Prabowo mengambil erik selain di luar Jawa, bagian dari NU / banser dan anak muda itu pertimbangannya, kalau mengambil gibran, selain suara jateng, Kalangan muda dan suara jokowi, Cuman ada isu yang menjadi rame di masyarakat pro dan kontra, mengambil tokoh jabar susi ini yg menarik dari unsur suara jabar, unsur suara kalangan wanita, unsur dari kalangan nelayan pesisir pantai, dan RK mengambil suara jabar dan kalangan anak muda cuman perdebatan di internal golkar maupun koalisi.
Peran susi besar dari segi di atas dan kedekatan Bp Prabowo cukup dekat dan bukan dari unsur partai dan satu – satunya calon dari kalangan perempuan ini yg menarik.
Memilih Ibu Susi Pudjiastuti sebagai calon Altenatif Cawapres 2024, Beliau kemungkinan besar akan diterima oleh para koalisi internal Partai karena pengalamannya, beliau sosok tokoh ideal Jawa Barat berpotensi akan mendulang dan memanen suara di Provinsi Jawa Barat dengan basis elektoral terbesar di Indonesia.
Bu Susi Pudjiastusi Srikandi Indonesia dari Jawabarat yang Memiliki Pemahaman Pengelolaan Negara tentang Geopolitik Indonesia & Memiliki 3 Pilar (Kedaulatan, Keberlanjutan & Kesejahteraan).
Bu susi memiliki kemampuan dalam konsep maritim & negara kepulauan. Bagaimana mengelola melestarikan merawat kekayaan laut negeri ini yg menghasilkan pertumbuhan ekonomi negara. Potensi kekayaan laut indonesia 8000T pertahun jika dikelola dengan baik. Ini nilai plus unggul. Apalagi ketegasan bu susi menjaga merawat melestarikan laut indonesia..
Figur Susi layak di usung menjadi Cawapres dari jawabarat menjadi Magnet Electoral untuk Pemilih Indonesia, Jawabarat maupun Indonesia timur, siapapun calon presiden nya bu susi layak pas terukur menjadi cawapres etafet kepemimpinan nasional di 2024, agar suara warga jawabarat tidak menjadi deretan angka statisik pilpres tanpa manfaat :
1. Apakah Ibu Susi Bisa Mendulang Suara dan menjadi Magnet Electoral dari Rp 35.714.901 DPT pemilih Jawabarat yang mana pemilih perempuanya sejumlah 17.756.087 ditambah ( + ) Pemilih Rasional ??? Pemilih rasional ialah mereka yang mampu berjarak dengan perbincangan politik di medsos dan punya kemampuan meneliti, melengkapi dan membandingkan informasi yang berseliweran di medsos sebelum memutuskan pilihan politik*
1. Apakah Ibu Susi Bisa mendulang suara dan menjadi magnet Electoral dari 102.588.719 pemilih Perempuan dari total keseluruhan DPT nasional 204.807.222 ??
2. Apakah Ibu Susi Bisa Mendulang Suara dan Menjadi Magnet Electoral dari 35.714.901 pemilih jawabarat yang mana pemilih perempuan nya sejumlah 17.756.087 orang ???
3. Apakah Ibu Susi Bisa Mendulang Suara dan menjadi Magnet Electoral dari Indonesia Timur totalnya estimasi sekitar 32.459.710??
Yang jadi persoalannya kalau calon bukan Gibran jokowi pasti ada di kubu ganjar, mau tidak mau, suka atau tidak suka jokowi masih terikat dengan pdip, alasan menyebrang dukungan kurang masuk akal kalau gibran tidak menjadi calon wakil presiden, pointnya Bp Prabowo mau dengan bu susi, mau dengan erik, mau dengan Airlangga, posisi jokowi selama menjadi kader PDIP nampaknya dukungannya terikat kepada partainya yakni calonnya Bp ganjar pranowo.
Hubungan Presiden dan Wakil Presiden terpilih nanti mesti merupakan sosok dwitunggal karena merupakan simbol Keseimbangan kepemimpinan Indonesia yang Kuat dan Hebat. Rakyat Merindukan sosok kepemimpinan tsb di era modernisasi agar bisa mengantarkan Indonesia menjadi Negara sejajar dengan Negara Adidaya.
Pemimpin perlu memliki Program – program strategis berkelas Dunia yang menuju kepada Nation Building kepada Indonesia Makmur dan Unggul. Salah satu sikap Indonesia adalah menuju Hilirisasi segala lini aspek kehidupan dan Kekayaan sumber daya alam
Pembangunan nasional (nation building) merupakan sebuah proses atau cara untuk mengembangkan serta memperbaiki kemampuan sebuah negara untuk berfungsi secara utuh.
Dalam acara Puncak Musyawarah Rakyat (Musra) 2023 di Istora Senayan, Presiden Jokowi menitipkan pesan untuk pemimpin selanjutnya.
Ia mengatakan untuk tidak takut digugat oleh negara manapun soal bahan tambang maupun sumber daya alam.
”Kalau pemimpinnya tidak berani, pasti mundur, minta ampun!”, ujar Jokowi.
Sebelumnya, ia mengingatkan untuk tidak keliru soal pemimpin.
Tetapi, Jokowi mengatakan, mencari sosok yang tepat untuk meneruskan kepemimpinannya sangat penting. Ia mengingatkan masyarakat agar tak salah dalam memilih pemimpin berikutnya. Menurutnya, Indonesia membutuhkan pemimpin yang bisa memanfaatkan peluang yang dimiliki untuk menjadi negara maju dalam 13 tahun ke depan.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, Indonesia membutuhkan pemimpin yang kuat yang mampu menghadapi ketidakpastian global yang sulit diprediksi. Ia pun menyebut akan mengusahakan agar pemimpin Indonesia berikutnya merupakan sosok yang kuat.
Semoga Allah Swt Meridhoi Perjuangan Para Pemimpin Indonesia untuk mengantarkan Peradaban Indonesia Yang Lebih Baik.
*Rakyat Indonesia membutuhkan sosok Figur yang Membumi dekat dengan rakyat, dan Menggetarkan Dunia sebagai Macan Dunia
Salam Perjuangan Jabar Unggul Untuk NKRI, !!!
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : Tody Ardiansyah Prabu |
Editor | : Yuli |
Sumber | : |