Dari sejumlah nama kandidat yang akan bertarung di Pilpres, Fatur mengaku pesimistik dapat melahirkan tokoh yang mampu mengarahkan arah bangsa sesuai yang diinginkan. “Selama Pilpres dalam kendali oligarki, tetap akan melahirkan banyak bencana, banyak deviasi arah bangsa,” tegas dia
Oleh karenanya, mereka menyambut baik figur LaNyalla yang berdiri dengan berani memperjuangkan nasib rakyat. “Kami perlu menyambung spirit yang dinyalakan Pak LaNyalla. Harus ada langkah taktis-sistematis yang harus disusun secara politik. Bangsa ini sedang di ujung jurang. Harus ada yang memimpin perubahan. Perubahan tak bisa karikatif. Harus fundamental dan dikerjakan secara konstitusional. Kita harus rekonstruksi lagi arah perjalanan bangsa agar kembali kepada jati dirinya,” papar dia.
Fatur menerangkan, saat ini ada dua plan rencana perubahan. Pertama secara konstitusional melalui pilpres yang dianggap bisa melahirkan pemimpin yang membawa perubahan. “Padahal, pilpres adalah sarana memasukkan masyarakat ke dalam kubangan ketidakberdayaan,” tuturnya
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Plan kedua, segera menghentikan kekuasaan untuk segera mengubah arah perjalanan bangsa. “Dan, harapan ada di Pak LaNyalla,” kata dia.
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mengakui jika belakangan ini situasi negara sedang banyak dikeluhkan oleh rakyat.
Karena itu, Senator asal Jawa Timur itu mengajak semua pihak agar tak apatis melihat perjalanan bangsa ini. “Tidak boleh apatis. Kita harus bergerak mencari jalan keluar. Saya akan konsisten bertindak sebagai negarawan,” tutur LaNyalla.
Dari semua persoalan itu, LaNyalla menilai kuncinya adalah kembali kepada UUD 1945 naskah asli. Sebab, amandemen konstitusi yang terjadi pada rentang waktu 1999-2002 itu sudah pro oligarki dan merugikan rakyat.
“Demokrasi kita berubah menjadi demokrasi liberal. Ekonomi kita menjelma menjadi ekonomi kapitalis,” tegas LaNyalla.
Padahal, cita-cita para pendiri bangsa sebagaimana tertuang dalam sila kelima Pancasila, yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia bisa dicapai jika demokrasi kita adalah demokrasi Pancasila dan ekonomi kita ekonomi Pancasila.
Hadir dalam kesempatan itu sejumlah pengurus CSIL, di antaranya Abdul Malik, Moch Isnaeni, Fathorrahman Fadli, Candra Kurnia, HM Mursalim, Taufik Hidayat, Asep Syaripudin, Jimmy Aprilian dan Farid. Tutup
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : Tim |
Editor | : Muhamad Fiqram |
Sumber | : Lanyalla Center |
Halaman : 1 2