“Saya berterima kasih kepada pemerintah pusat melalui BNPB, sewaktu pak Doni Monardo menjadi Kepala. Dengan hadirnya pabrik sagu ini, para pemuda jangan lagi luntang-lantung ke kota tanpa pekerjaan. Mereka bisa lebih produktif dengan mengolah sagu. Pabrik ini siap menampung,” kata Yanto.
Menurut Yanto, sejak pabrik itu dibangun akhir tahun 2019, sudah banyak warga yang bertanya kapan bisa setor sagu. “Saya yakin, kehadiran pabrik ini bisa mengembalikan masyarakat ke dusun sagu. Di dusun sagu ada uang,” ujar putra mendiang Theys Eluay itu.
Binter Kodam: Sementara itu, Pangdam XVII/Cendrawasih, Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa tak kalah antusias menyambut hadirnya pabrik sagu Sentani. “Kodam bertanggung jawab melakukan pembinaan terotirial, salah satunya melalui aspek ketahanan pangan. Karena itu, kita siap mendukung program sagu di Papua,” ujar panglima asal Ternate, Maluku Utara itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bentuk kongkrit kesiapan Kodam Cendrawasih adalah, pengerahan alat-alat berat jika dibutuhkan untuk kepentingan produksi (panen), pembukaan lahan, dan sebagainya. Kegiatan itu bisa dikerjakan Zidam (Zeni Kodam) Cendrawasih. “Di samping dukungan lain, demi beroperasinya pabrik sagu yang sudah sangat dinanti masyarakat ini,” tambah lulusan Akmil 1991 itu.
Pangdam Saleh yakin, kehadiran pabrik sagu Sentani bisa menjadi solusi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Di samping, tentu saja, program penghijauan atau reforestasi pegunungan Cyplops.
Ke depan, pabrik sagu yang telah dihibahkan BNPB kepada BPBD (Pemerintah Daerah) Kabupaten Jayapura, bisa segera dioperasikan. Mengutip pernyataan Doni Monardo sebelumnya, Pangdam akan mendukung terciptanya kolaborasi, baik dari unsur pemerintah, pengusaha, masyarakat, akademisi, dan media demi beroperasinya pabrik pengolah sagu Sentani.
Duet Jarwansyah – Halim: Tidak lengkap bicara pabrik sagu Sentani tanpa menguak “jalan terjal dan berliku” proses pembangunannya. Selain Doni Monardo sebagai penggagas dan pengambil keputusan, setidaknya ada dua nama lain yang patut disebut namanya dengan takzim.
Yang pertama adalah Jarwansyah. Saat gagasan itu mulai diwujudkan akhir 2019, ia menjabat Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat, BNPB. Terhitung mulai tanggal 10 Juni 2021, Jarwansyah promosi menjadi Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi (RR) BNPB, dan menjadi orang Aceh Tenggara pertama yang mencapai level eselon dua di pemerintah pusat.
Nama kedua adalah Halim Kasdi. Dia adalah pengusaha swasta yang merupakan sahabat Doni Monardo. Ada satu masa yang mengharuskan Halim meninggalkan rutinitas bisnisnya dan menghabiskan waktu 40 hari di Sentani. Ia menunggu dan mengawasi langsung proses pembangunan pabrik.
Ia mengisahkan, setelah selesai kajian, disusul penyediaan lahan oleh pihak Yanto Eluay, lalu pemerintah pusat melalui BNPB mengalokasikan dana. Tahap selanjutnya berkoordinasi dengan Halim selaku pelaksana pembangunan, dan dimulailah proses pekerjaan selanjutnya.
Alokasi dana pusat (melalui BNPB) nilainya kurang lebih Rp 16,5 miliar. Dana itu merupakan dana CSR swasta yang dihimpun BNPB, dan tercatat dalam APBN.
Halim sebagai pelaksana pekerjaan langsung bergerak. “Lokasi pabrik itu dulunya bukit. Jadi kami harus melakukan land clearing terlebih dulu. Untuk mesin, kami beli mesin terbaru dari China disertai kontrak pendampingan tenaga ahli langsung dari pabrikan,” ujar Halim, saat dihubungi di tempat terpisah.
Ia pun masih ingat, saat ditunjuk melaksanakan pembangunan pabrik sagu tahun 2019. Kalimat pertama yang Halim ucapkan kepada Doni Monardo adalah, “Saya berjanji tidak akan mengecewakan Bapak.”
Problem ketika itu adalah, tidak ada mesin pengolah sagu yang modern di Papua. Hal itu mengakibatkan produk yang dihasilkan masyararkat tidak standar. Sementara, potensi sagu Papua sangat melimpah. “Saat itu muncul ide pak Doni, bagaimana menghadirkan pabrik sagu modern dengan biaya murah agar Papua bisa eksis sebagai penghasil produk sagu yang berkualitas,” tambah Halim.
Halim bersama orang tua dan saudara pun melakukan “hunting” mesin ke China, sehingga beroleh mesin terbaik dengan harga relatif murah. Berikutnya Halim menemui Yanto Eluay untuk mengurus hibah lahan seluas 2 hektare.
“Lokasi itu sangat bagus, karena dekat dengan sumber air Danau Sentani. Pabrik sagu yang baik tidak boleh jauh dari sumber air untuk mencuci dan merendam,” tegas Halim. Karena pentingnya faktor air, sehingga komposisi bangunan pabrik pun dibuat proporsional. Masing-masing 1.000 meter persegi untuk instalasi mesin, dan 1.000 meter persegi untuk bak penampungan atau pengendapan.
Saat hendak merangkai mesin, timbul masalah. Tenaga ahli dari pabrikan China menolak datang dengan alasan Covid-19. Ditambah keengganan harus dikarantina dua minggu bagi yang baru datang dari luar negeri. “Kami sempat berselisih paham. Bahkan saya sempat mengatakan, kalau tidak berani datang, jangan-jangan karena mesin itu jelek. Eh… dia marah. Katanya, mesinnya adalah yang tercanggih. Masalahnya adalah, kalau mereka datang lalu terpapar Covid-19 dan meninggal, bagaimana?” kenang Halim.
Karena tidak ada titik temu, akhirnya Halim mencari dan mendatangkan pakar mesin sagu dari pabrikan lain yang bisa merangkai mesin tersebut. “Lagi-lagi kembali mengakibatkan over budget,” tambah Halim sambil tertawa.
Pendek kalimat, pekerjaan pun selesai. Pabrik diresmikan oleh Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, Kamis 9 September 2021. “Secara hitungan waktu memang mundur dari rencana. Tapi semua faktor penyebab keterlambatan saya laporkan kepada pak Jarwansyah. Lengkap. Dari masalah teknis sampai non teknis,” tambahnya.
Halim pun berbangga, ikut terlibat menghadirkan pabrik sagu terbaik di tanah Papua. “Semua kami bikin terbaik. Bangunan sangat kuat, mulai dari dinding sampai lantai beton. Boleh diuji. Saya tidak peduli kalau toh harus nombok, karena memang over budget. Saya harus bikin yang terbaik, sesuai janji saya ke pak Doni,” ujar Halim pula.Tutup
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : Herman |
Editor | : Mul |
Sumber | : |
Halaman : 1 2