Denny Felano: Putusan Pengadilan Terkait Penundaan Pemilu Bersifat “Van Rechtswege Nietig/Null End Void” Tidak Dapat Dieksekusi

Minggu, 5 Maret 2023 - 22:25 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DETIKINDONESIA.CO.ID, JAKARTA– Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memenangkan gugatan Partai Rakyat Adil Makmur (PRIMA), pada hari Kamis tanggal 02 Maret 2023 lalu. Gugatan itu merupakan gugatan perdata terhadap Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Dalam putusan atas gugatan 757/Pdt.G/2022 yang dilayangkan 8 Desember 2022, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memerintahkan KPU menunda Pemilu 2024.

Menurut saya selaku Ketua Bidang Hukum Pimpinan Nasional Angkatan Muda Ka’bah (PN AMK) bahwa gugatan yang dilayangkan Partai Prima tersebut bersifat gugatan perdata.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Gugatan ini terkait dengan perbuatan melawan hukum biasa, bukan gugatan perbuatan melawan hukum oleh penguasa. Bukan pula gugatan yang berkaitan dengan hukum publik di bidang ketatanegaraan atau administrasi negara. Sehingga, dalam gugatan perdata itu, yang bersengketa adalah penggugat (PRIMA) dengan tergugat (KPU) dan tidak menyangkut pihak lain. Artinya putusan dalam sengketa perdata hanya mengikat kepada penggugat dan tergugat saja.

Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum pada pasal 173 ayat 1 menyebutkan bahwa partai politik peserta Pemilu yang telah ditetapkan/lulus verifikasi oleh KPU.

Dan apabila terdapat sengketa proses Pemilu, maka dalam sistem penegakan hukum Pemilu serta penyelesaian sengketa prosesnya telah diatur dalam ketentuan UU Nomor 7 Tahun 2017 pada pasal 470 dan 471 melalui Pengadilan Tata Usaha Negara setelah upaya administratif di Badan Pengawas Pemilu dijalankan.

Baca Juga :  Kirim Surat Tantangan Tinju ke Hotman, Benny Wulur Giat Latihan

Putusan wewenang merupakan konsep yang inti dari hukum administrasi. Sebab, Sengketa Tata Usaha Negara merupakan sengketa hukum publik.

Putusan Peradilan Tata Usaha Negara berlaku bagi siapa saja, tidak hanya bagi para pihak yang bersengketa. Putusan Peradilan Tata Usaha Negara ini juga disebut “erga omnes”, artinya daya berlaku putusan tersebut mengikat secara publik, di samping mengikat para pihak yang bersengketa (inter pares), juga mengikat bagi siapapun di luar pihak-pihak yang bersengketa.

Oleh karenanya, sependapat dengan Prof. Mahfud MD yang menuturkan bahwa “Perbuatan melawan hukum secara perdata tidak bisa dijadikan objek terhadap KPU dalam pelaksanaan pemilu”. Sebab, mekanisme dalam pelaksanaan pemilu telah diatur oleh konstitusi yang berlaku.

Adanya putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tersebut sangatlah bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam ketentuan Pasal 22E ayat 1 yang menyebutkan bahwa Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali.

Baca Juga :  Pada Sidang Mediasi, Nasabah WAL Minta Instrumen Pengembalian Dana

Di dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu juga menegaskan dan tidak ditemukannya adanya nomenklatur penundaan pemilu. Namun, hanya dikenal dengan istilah Pemilu lanjutan dan Pemilu susulan yang telah diatur dalam ketentuan Pasal 431 hingga Pasal 433 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.

Kewenangan memutus penundaan pemilu berada di tangan KPU. Adapun keputusan penundaan pemilu didasarkan atas gangguan keamanan, bencana alam, kerusuhan, atau gangguan lain yang dapat mengganggu tahapan pemilu.

Oleh sebab itu, jelas sekali putusan dari Pengadilan Negeri Jakarta Pusat ini merupakn “ultra vires” atau yang diterjemahkan “di luar kuasa” yang sejalan dengan kedudukan dari perkara yang telah diputus oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tersebut yang seharusnya dilakukan oleh Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) karena memiliki kewenangan pada ranah sengketa tersebut, dan bukan merupakan kompetensi dari Pengadilan Negeri manapun termasuk Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk menunda pemilu sebagaimana yang telah diatur dalam konstitusi.

Baca Juga :  Presiden Larang Kabinet Bicara 3 Periode, LaNyalla: Menteri Harus Taa

Senada H. Rendhika D. Harsono, BSBA, Msc selaku Ketua Umum Pimpinan Angkatan Muda Ka’bah (PN ANK) juga sependapat bahwa dimana Putusan dari Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk menunda pemilu tidak sesuai dengan aturan hukum yang berlaku di Indonesia serta sangatlah membuat kegaduhan di tengah masyarakat Indonesia yang sangat ini sedang bersiap – siap menyambut pesta demokrasi pada Pemilu Tahun 2024 nanti.

Menurut kami keputusan Putusan dari Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk menunda pemilu merupakan inkonstitusional sehingga wajib dilawan bersama.

Kami juga menyerukan kepada KPU agar melakukan upaya hukum Banding melalui Pengadilan Tinggi.

Kami menyakini KPU akan menang pada upaya hukum banding tersebut karena secara hukum putusan hakim dalam perkara No. 757/Pdt.G/2022/PN Jkt.Pst berwatak dan bersifat “ultra vires” atau dengan kata lain “beyond the power”.

Sehingga konsekuensi yuridisnya dari status putusan yang demikian ini tergolong “null and void” atau bersifat “van rechtswege nietig” atau “null end void” yang tidak dapat dieksekusi, hal ini menjadi penting untuk melindungi kesisteman pada kerangka hukum Pemilu di Indonesia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : Tim
Editor : Fiqram
Sumber :

Berita Terkait

Warga Desa Wayaua Antusias Sambut Program Unggulan Rusihan-Muhtar
Abdurahman Hamzah Nyatakan Dukungan Ke Rusihan-Muhtar di Pilkada Halsel 
Kampanye di Desa Wayamiga Warga Komitmen Menangkan Rusihan-Muhtar di Pilkada halsel 
Hi.Salmin Siko: Ajak Masyarakat Pilih Husain-Asrul di Pilgub Malut 
Barisan Netizen Anti Korupsi Gelar Aksi dan Laporan ke KPK, Desak Penelusuran Kekayaan Pejabat Kejaksaan
Saksi Putri Mega Akui Ike Farida Telah Memberi Paraf Persetujuan Memori PK
Ribuan Masa Sambut Kedatangan Sultan Husain Alting
INPIST Dukung Program Swasembada Energi Presiden Prabowo Subianto

Berita Terkait

Selasa, 8 Oktober 2024 - 15:14 WIB

Baim Wong Resmi Gugat Cerai Paula Verhoeven di PA Jakarta Selatan

Senin, 9 September 2024 - 21:19 WIB

Kemenpora dan KPK Latih Pemuda Talenta Muda 2024 dalam Bimtek Anti Korupsi: Membangun Masa Depan yang Bersih

Sabtu, 27 Juli 2024 - 23:15 WIB

Hasil Semifinal Piala AFF U-19: Gol Tunggal Buffon Antarkan Indonesia Ke Final

Selasa, 2 Juli 2024 - 20:40 WIB

Andi Miftahul Jannah Anwar, Pemenang Dara Sulawesi Selatan 2024 Gaungkan Penerapan Filosofi Bugis

Sabtu, 22 Juni 2024 - 12:12 WIB

Fachrul Razi Nonton Bareng Bersama Mendagri dan Ketua Komisi 2 DPR RI

Selasa, 18 Juni 2024 - 18:12 WIB

17 Team Dari Manado Ramaikan Soekarno Cup Usia Dini Di Tidore

Minggu, 19 Mei 2024 - 02:04 WIB

Razman siap Memfasilitasi Tanding Tinju, Benny: Hotman Hanya bisa Pamer Cincin

Minggu, 12 Mei 2024 - 20:01 WIB

Demi Bela Klien, Benny Wulur Tantangan Tinju Hotman Paris di Ring Arena

Berita Terbaru