Sejarah juga mencatat lahirnya Resolusi Jihad untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang dikeluarkan pada 22 Oktober 1945 oleh Kiai Haji Hasyim Asy’ari di Surabaya.
“Ini artinya, peran dan kontribusi para ulama dan kiai dalam wajah sejarah lahirnya Indonesia bukanlah kecil. Bahkan sudah selayaknya disebut sebagai salah satu pemegang saham bangsa ini,” tegas LaNyalla.
LaNyalla menilai peran pondok pesantren saat ini tidak kalah besar. Karena, pondok pesantren tetap menjadi prototype institusi masyarakat madani.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam kesempatan itu LaNyalla menjelaskan juga bahwa Pancasila menempatkan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi sila pertama, karena memang watak dasar atau DNA asli bangsa ini adalah bangsa yang berketuhanan.
“Menurut Bung Karno, nilai-nilai dari Pancasila itu sudah ada sejak era Kerajaan dan Kesultanan Nusantara. Bung Karno mengaku hanya menemukan dan menawarkan kepada bangsa ini sebagai way of life,” katanya.
Oleh karena itu, di dalam konstitusi kita, di pasal 29 ayat (1) tertulis dengan jelas bahwa; ‘Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa’. Dan di ayat (2) tertulis; ‘Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya itu.’
“Sekali lagi saya katakan bahwa watak dasar bangsa ini adalah bangsa yang berketuhanan. Sehingga sudah seharusnya, dalam mengatur kehidupan rakyatnya, negara harus berpegang pada kosmologi dan spirit Ketuhanan,” ujarnya.
Dengan begitu, kebijakan apapun yang dibuat dan diputuskan wajib diletakkan dalam kerangka etis dan moral agama.
Sehingga bila ada kebijakan yang hanya menguntungkan kelompok tertentu dan merugikan kebanyakan rakyat, apalagi membuat rakyat sengsara, maka jelas kebijakan tersebut telah melanggar kerangka etis dan moral agama.
Ketua DPD RI hadir ditemani 2 Senator Kalimantan Timur yakni Aji Mirni Mawarni dan Nanang Sulaiman, serta senator asal Aceh Fachrul Razi, Bustami Zainudin (Lampung), Evi Apita Maya (NTB), Djafar Alkatiri (Sulawesi Utara), Andi Muh. Ihsan (Sulawesi Selatan), Dharma Setiawan (Kepri) dan Staf Khusus Ketua DPD RI Sefdin Syaifudin.
Ikut hadir Tokoh Pemuda Pancasila Balikpapan H. Sjahrir Taher dan Ketua Kadin Kota Balikpapan Yasser Arafat. Sementara itu pimpinan Ponpes Hidayatullah Ustadz Hamzah Akbar, didampingi Sekretaris Ponpes Ustadz Abu A’la Al Maududi, para pendiri Ponpes, pengurus dan ratusan mahasiswa/santri.
Sebelum mengisi kuliah umum, LaNyalla sempat memberikan motivasi kepada para santri akan pentingnya keyakinan dalam mencapai tujuan. LaNyalla juga bercerita tentang perjalanan hidupnya yang berliku.
Dalam kesempatan itu LaNyalla dikalungi surban dakwah. Menurut Ustadz Hamzah Akbar pengalungan surban dakwah bermakna bahwa apapun profesi kita dakwah kebaikan harus disampaikan.
“Seperti Hidayatullah kami mengambil peran dalam dakwah dan pendidikan. Turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tuturnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : Tim |
Editor | : Harris |
Sumber | : |
Halaman : 1 2