Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, gagasan menghadirkan Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN) yang dirintis MPR RI, selain dalam rangka menjamin kesinambungan dan keterpaduan pembangunan antar periode kepemimpinan tanpa bergantung pada momen elektoral, juga untuk mengaktualisasikan Pancasila ke dalam kerangka operatif, dengan cara mempertemukan nilai-nilai luhur falsafah bangsa dengan aturan dasar yang diatur dalam konstitusi. PPHN dengan paradigma Pancasila ini akan menjadi arahan dalam pencapaian tujuan bernegara, yakni mewujudkan Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
“Sebentar lagi kita akan menyongsong agenda besar nasional, Pemilu Serentak dan Pilkada Serentak 2024. Berdasarkan catatan sejarah, Pemilu hampir selalu menyisakan berbagai residu persoalan. Mulai dari sengketa Pemilu hingga terjadinya polarisasi yang menempatkan rakyat pada dua kutub berseberangan yang dapat memantik potensi terjadinya konflik horizontal. Dengan mengedepankan Pancasila, kita berharap suasana politik menuju 2024 tetap sejuk, aman, damai, dan penuh suasana persaudaraan. Persaingan politik bukan untuk memecah belah bangsa, melainkan berkompetisi secara sehat untuk mencari pemimpin terbaik bagi bangsa,” jelas Bamsoet.
Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) dan Ketua Umum Pengurus Besar Keluarga Olahraga Tarung Derajat (PB KODRAT) ini meyakini, bahwa Pancasila akan senantiasa mampu menjawab dinamika dan tantangan zaman. Mengingat serangkaian nilai yang terkandung dalam Pancasila, yaitu nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan, adalah nilai-nilai yang bersifat universal yang dapat diterima semua kalangan, dan akan senantiasa selaras dengan perkembangan peradaban global.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Pancasila juga merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur budaya bangsa dan warisan kearifan lokal yang membentuk kepribadian dan jatidiri bangsa Indonesia. Rumusan sila-sila Pancasila memuat prinsip-prinsip dasar yang memiliki relevansi dan jangkauan masa depan, sehingga mampu membaca kebutuhan zaman. Tidak heran jika Pancasila bisa menjadi titik temu, titik tumpu, dan titik tuju. Sebagai titik temu, Pancasila mempersatukan berbagai paradigma keberagaman bangsa. Sebagai titik tumpu, Pancasila mendasari ideologi, norma, dan kebijakan negara. Sebagai titik tuju, Pancasila memberi orientasi visi dan misi bangsa Indonesia, di tengah dinamika peradaban global,” pungkas Bamsoet.
Penulis | : Tim |
Editor | : Fiqram |
Sumber | : |
Halaman : 1 2