Diduga Kasus Mangkrak, Korban Investasi Bodong PT Indopratama Kapital Datangi Mabes Polri

Kamis, 2 Maret 2023 - 14:35 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DETIKINDONESIA.CO.ID, JAKARTA – Investasi bodong merupakan investasi dimana akan diminta sejumlah uang untuk menanamkan modal dalam produk atau bisnis, yang sesungguhnya tidak pernah ada. Orang yang menyuruh melakukan hal tersebut akan membawa kabur dana yang sudah masuk.

Seperti yang terjadi pada salah satu korban investasi bodong berinisial JP yang terkena modus investasi bodong oleh PT Indopratama Kapital pada tahun 2020 silam belum ada kejelasannya hingga saat ini.

Beberapa orang yang mengaku sebagai korban investasi bodong berinisial JP, TC, LH, RD, DM mendatangi Kabareskrim di Mabes Polri Jalan Trunojoyo No. 3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis  (2/3/2023) pagi. Mereka mendesak Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dan Kabareskrim, Komjen Pol Agus Andrianto guna mempertanyakan proses hukum terhadap pimpinan PT Indopratama Kapital berinisial AN yang terlibat dalam kasus dugaan penipuan dan penggelapan terhadap nasabahnya dalam kasus investasi bodong.

“Sudah hampir 3 tahun laporan saya ke Polres Metro Jakarta Selatan, namun hingga kini tidak ada kejelasannya. Jadi hari ini saya bersama dengan kuasa hukum dan korban yang lainnya datangi Mabes Polri untuk mengadukan kasus ini pada Kapolri dan Kabareskrim,” ungkap JP di Lobby Kabareskrim, Kamis (2/3/2023) Siang.

Para korban mendesak kepolisian, lanjut JP, mereka meminta untuk segera melakukan penahanan terhadap AN, dan melakukan proses hukum secara transparan serta tidak pandang bulu.

Didampingi Kuasa Hukumnya, JP mengaku tak puas atas kinerja Penyidik Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan yang menangani kasus tersebut. Hingga saat ini, AN tak kunjung ditahan meski sudah dilaporkan ke Polres Metro Jakarta Selatan dengan Laporan Polisi Nomor: LP/753/IV/2020/PMJ/Restro Jaksel tertanggal 09 April 2020.

Baca Juga :  Lewati Badai, Kepemimpinan Jenderal Listyo Sigit Prabowo Teruji Polri Semakin Solid

“Berdasarkan informasi yang saya dapatkan dari pihak Penyidik, Polres Metro Jakarta Selatan akan berangkat ke Medan untuk menjemput terlapor AN. Penyidik telah bertemu AN di Medan, namun demikian, penyidik gagal untuk membawa yang bersangkutan terbang ke Jakarta tanpa kejelasan bagaimana kelanjutan perkara tersebut,” jelas JP.

doc. Foto Surat Tanda Terima Lapor Polisi di Polda Metro Jaya.

Senada dengan JP, TC bersama ketiga korban lainnya yakni LH, RD, dan DM juga mempertanyakan laporan mereka ke Polda Metro Jaya dengan Laporan Polisi Nomor: LP/B/6261/XII/2021/SPK/POLDA METRO JAYA tertanggal 14 Desember 2021. Menurut TC laporan tersebut telah berlangsung selama 2 (dua) tahun, bahkan hingga saat ini masih berstatus Penyelidikan.

“Dari informasi terakhir yang diperoleh, pihak Penyidik akan berangkat ke Bali untuk mengecek keberadaan tanah jaminan tersebut. Padahal Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya sudah menerbitkan Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyelidikan (SP2HP) dengan Nomor: B/2580/VI/RES.1.11./2022/Ditreskrimum berdasarkan laporan kami sebelumnya ke Polda Metro Jaya, namun sampai sekarang laporan kami itu tidak jelas kelanjutannya,” sesalnya.

Baca Juga :  Kapolri Cek Kesiapan 91 Command Center Pastikan Pengamanan Kegiatan KTT G20 Sukses Dan Lancar

Sementara Kuasa Hukum Korban, Firdaus dari Kantor Law Firm Tenrie Moies & Partner’s mengatakan dalam kasus ini ada sebanyak 5 (lima) nasabah yang jadi korban dari penipuan dan penggelapan oleh PT Indopratama Kapital.

“Kalau yang ditangani kami, kerugian capai Rp 4,75 miliar untuk masing-masing korban TC, LH, RD dan DM. Namun bila ditelusuri, kami yakin kerugian lebih Rp 4,75 miliar,” ucap Firdaus.

Menurut Firdaus, ada dugaan investasi bodong yang menyebabkan kerugian pada kliennya dibuat dengan sengaja dan secara sadar direncanakan “bersama dan bekerjasama” oleh para pimpinan perusahan, yaitu AN dan DIS untuk tujuan melakukan tindak pidana penipuan dan penggelapan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : Michael
Editor : Michael
Sumber : Special Report

Berita Terkait

Opini: Hukum sebagai Arena Kompromi antara Penegak Hukum, Penguasa, dan Pengusaha
Tebukti Korupsi di Kasus PT Timah, Harvey Moeis Divonis 6,5 Tahun Penjara
Terbukti Melakukan Perbuatan Melawan Hukum, Rosyidah Minta PN Bekasi Segera Lakukan Eksekusi pada RS Hermina Bekasi
Akhirnya PT. Kredit Plus Ternate Digugat Ke Pengadilan Negeri 
JAMAN 08 Desak Presiden RI Pecat Menpora Dito
Kepala Rutan Salemba dan Kepala Kesatuan Pengaman Patut Diapresiasi
Ike Farida hadirkan Suami dan Adik Jadi Saksi, JPU Ragukan Kebenarannya
Pakar Hukum Kritik Pengaruh Ormas dalam Persidangan Kasus Kepala Desa di Kalimantan Barat

Berita Terkait

Kamis, 2 Januari 2025 - 18:25 WIB

Polres Bungo Mendapat Apresiasi Mahasiswa Bungo Jakarta atas Kinerja Cemerlang Sepanjang 2024

Kamis, 2 Januari 2025 - 10:48 WIB

Pj. Bupati Lombok Barat Diduga Terlibat Politik Kepentingan dalam Pengusulan Jabatan, Masyarakat Tuntut Evaluasi

Rabu, 1 Januari 2025 - 16:45 WIB

Tiga Raperda Cianjur Disahkan Akhir Tahun 2024, Satu Ditunda Karena Pertimbangan Ini

Rabu, 1 Januari 2025 - 10:22 WIB

Tuntutan Hak vs Ancaman Hukum: Sorotan API terhadap Sikap PT NHM

Selasa, 31 Desember 2024 - 12:33 WIB

38 Personel Gabungan Polres Halsel Naik Pangkat, Ini Pesan Kapolres

Senin, 30 Desember 2024 - 16:21 WIB

TPID Tidore Gelar Pasar Murah Jelang Tahun Baru

Sabtu, 28 Desember 2024 - 16:01 WIB

Mantum GMNI Enrekang Harap Kapolres Sinjai Segera Proses Oknum Kekerasan Kader GMNI

Rabu, 25 Desember 2024 - 02:23 WIB

Perkuat Potensi Daerah, PT Wanatiara Persada Gandeng Perusda Prima Niaga 

Berita Terbaru