Oleh : Umiroh Fauziah (Ketua Umum Kohati PB HMI)
Memasuki usia yang ke-56 tahun, merupakan usia yang sangat matang untuk sebuah organisasi pemberdayaan perempuan. Kohati selalu aktif merespon perkembangan zaman. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan dunia yang semakin cepat dan persaingan yang sangat ketat oleh arus globalisai, khitoh perjuangan Kohati adalah untuk mencapai cita-cita menjadi muslimah berkualitas insan cita. Tentu bukan hal mudah, dan pastinya banyak hambatan serta tantangan yang dihadapi oleh generasi saat ini juga generasi yang akan datang.
Sebagai generasi muda, Kohati saat ini juga menggaungkan terwujudnya Indonesia emas 2045. Indonesia genap berusia 100 tahun atau satu abad dan tepat pada saat itu, Indonesia akan dihadapkan dengan bonus demografi yang bisa saja itu menjadi tantangan, peluang bahkan bencana apabila tidak dilakukan persiapan dari sekarang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Data jumlah penduduk di Indonesia berdasarkan hasil survei penduduk tahun 2020 menunjukkan Indonesia di dominasi oleh generasi Z atau generasi Intenet sekitar 63% total penduduk indoenesia. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2022 Mencapai 273.879.750 jiwa menduduki urutan ke empat di dunia dengan 3,51 persen dari total penduduk dunia. dari banyaknya penduduk di Indonesia terdapat 88,42 penduduk laki-laki dan 88,58 perempuan yang dilihat dari akta kelahiran menurut sensusnas 2021.
Berdasarkan jumlah data diatas, artinya kedepannya posisi perempuan bisa memberikan sumbangsih yang lebih besar dalam menghadapi bonus demografi terutama pembangunan ekonomi apabila itu dikelola dengan baik. Kebangkitan ekonomi perempuan tentu sangat berkaitan erat dengan bagaimana Indonesia Emas pada tahun 2045. Bagaimana posisi perempuan yang dikategorikan sebagai kelompok rentan yang sering mendapat dampak paling besar dalam situasi keterpurukan negara atau krisis pasca bencana. Faktor ekonomi selalu menjadi akar masalah setiap aspek kehidupan. Misalnya, stunting, Human Traficking, dan juga rendahnya pendidikan dan angka putus sekolah yang akan berdampak besar pada keberlangsungan bonus demografi 2045.
Generasi muda adalah sumber daya produktif yang dengan ide kreatifnya dapat membuka sebuah usaha (wirausaha) yang juga membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran di angkatan kerja produktif. Dan lembaga Kohati juga harus menyiapkan gagasan untuk peluang bagaimana menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya yang juga potensial yang bisa menghasilkan pendapatan yang memadai untuk mereka usia yang produktif. Salah satu gagasan Kohati untuk menjawab tantangan tersebut dengan menciptakan entepreunership muslimah muda yang terakomodir dalam program Youth Preneur berikut goals yang telah dilaksanakan kohati di sector ekonomi dengan mambangun Kerjasama dengan lembaga pemerintahan dan lembaga swasta yang bergerak di bidang ekonomi, kemudian ikut berpartisipasi dengan pengembangan ekonomi kreatif dan sosial Preneur. Gagasan ini pada intinya ingin mewujudkan masa depan ekonomi pemuda khusunya perempuan dalam agenda summit menjadi wadah pengusaha dalam expo.
Berdasarkan data entepreunership kementerian koperasi, usaha kecil dan menengah (KEMENKOPUKM) sebanyak 37 juta UMKM di Indonesia dikelola oleh perempuan atau setara dengan 64,5 %. UMKM menjadi sektor yang berperan penting dalam ranah perekonomian terutama menumbuhkembangkan ekonomi harus dimulai dari bawah atau Bottom Up Investment. Karenanya Pemerintah dengan dana desa yang digelontorkan sebesar 72 triliyun setiap tahunnya seharusnya mampu mendorong pengembangan kewirausahaan di wilayah grassroot. Kedepannya dengan sumber daya manusia yang dimiliki oleh Kohati yang tersebar dihampir semua kabupaten Indonesia bisa bersinergi tentang bagaimana pengembangan ekonomi kreatif dan sosial preneur didaerah-daerah. Sesuai dengan arahan presiden RI sejak tahun 2020 bahwa dana Desa itu diperuntukan fokus kepada pemberdayaan masyarakat dan pengembengan potensi desa. Namun pada faktanya rasio kewirausahaan Indonesia masih diangka 3,47%, dibawah negara Asean lainnya, seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura, dan menargetkan peningkatan rasio kewirausahaan sebesar 4,0 di tahun 2024. Artinya bahwa target tersebut belum terpenuhi. Masalah klasiknya adalah para pelaku UMKM perempuan masih kurang dibekali dengan kecakapan kompetensi, kurang mendapatkan pendampingan, kurang mendapat kemudahan untuk memiliki akses modal dan perkembangan ekonomi global yaitu digitalisasi UMKM.
Momentum Kongres Tingkat Tinggi G20 yang akan dilaksanakan pada Oktober-November 2022 mendatang di Bali, dimana Negara Indonesia menjadi Presindensi harus menjadi momentum untuk membangkitkan dan memajukan UMKM secara berkelanjutan. Dan negara harus menjamin dan memastikan keterlibatan aktif perempuan dalam setiap proses dan pelaksanaan program pemulihan ekonomi secara global. G20 harus mampu menjadi momentum kebangkitan ekonomi bagi perempuan.
Indonesia yang menerapkan sistem politik demokrasi juga harus memastikan demokrasi ekonomi berjalan dengan baik. Demokrasi yang dimaknai sebagai kedaulatan ditangan rakyat, harus benar-benar diwujudkan dalam kehidupan berbangsa dimana setiap individu memiliki posisi strategis dalam menetapkan pilihan-pilihan dan pengaturan masa depannya. Ekonomi Demokrasi atau ekonomi kerakyatan yang bercirikan penegakan keadilan demokrasi ekonomi dan pemihakan terhadap yang lemah merupakan landasan dan juga sebagai sarana dalam mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Pelaksanaan demokrasi ekonomi hanya dapat diwujudkan apa bila ada kesejajaran antara sistem politik dan sistem ekonomi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : Umiroh Fauziah |
Editor | : Fiqram |
Sumber | : |
Halaman : 1 2 Selanjutnya