Oleh: Intan Yulianti
Penulis Adalah: Mahasiswa Semester 7 Jurusan Matematika dan Statistik Universitas Mataram (Unram)
“Indikator kenaikan peringkat pendidikan nasional merupakan keberhasilan dua Dua Tahun Jokowi – Ma’ruf Amin, melalui kebijakan afirmasi belajar, penambahan anggaran riset, program Merdeka Belajar, Program Pegawai dan Guru Kontrak, program Kampus Merdeka dan program bantuan infrastruktur dan fasilitas belajar mengajar serta program hapus UN diganti AN.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pemerintahan Joko Widodo – Ma’ruf Amin dalam dua tahun ini, berhasil memacu geliat pendidikan melalui program yang cukup menarik yakni pemberlakukan program merdeka belajar yang dijadikan satu-satunya patokan tunggal untuk mengukur keberhasilan pendidikan. Ditambah perumusan kurikulum baru berbasis budi pekerti. Tentu, banyak rakyat simpati atas keberhasilan pendidikan saat ini.
Pemerintahan Jokowi – Ma’ruf Amin telah merumuskan sejumlah misi terkait pendidikan. Hal itu tercantum dalam dokumen Visi, Misi dan Program Aksi Jokowi-Jusuf Kalla 2019 – 2024. Agenda kebijakan pendidikan Jokowi – Ma’ruf Amin ini juga terumuskan secara lebih jelas terangkum dalam ringkasan agenda pemerintahan Jokowi – Ma’ruf Amin yang disingkat sebagai Nawa Cita;
Butir 5: Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan dengan program ‘Indonesia Pintar’ dengan wajib belajar 12 tahun bebas pungutan. Kemudian, Butir 6: Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional [dengan] membangun sejumlah Science dan Techno Park di daerah-daerah, politeknik dan SMK-SMK dengan sarana dan prasarana berteknologi maju. Dan Butir 8: Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kurikulum pendidikan nasional.
Capaian kinerja pemerintahan Jokowi – Ma’ruf Amin bidang Pendidikan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemendibud Ristek) mengalami kenaikan dan geliat pendidikan. Hal ini merupakan pencapaian kinerja selama dua tahun pemerintahan Presiden Jokowi. Kemendibud Ristek Nadiem Makarim benarkan, bahwa dalam dua tahun anggaran dialokasikan memang untuk kebutuhan kelanjutan beasiswa bidikmisi, perekrutan Guru Kontrak, penataan sumberdaya manusia dan riset – riset di perguruan tinggi.
Ada peningkatan terus menerus dari tahun ke tahun, yakni 2019 sebanyak 130.000 mahasiswa. Lalu tahun 2020 sebanyak 200.000 mahasiswa dan terakhir tahun 2021 ini, sebanyak 1.095.000 mahasiswa. Sementara untuk, beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) Papua dan 3T (daerah tertinggal, terdepan dan terluar) pada tahun tahun 2019 sebanyak 23.000 mahasiswa, tahun 2020 sebanyak 50.000 mahasiswa dan 2021 meningkat menjadi 202.000 mahasiswa.
Meski begitu, anggaran untuk Kemendibud Ristek tahun 2021 sebesar Rp81,5 Triliun 27 Januari 2021. Dari 20 persen anggaran tersebut, Kemendikbud mengelola sebanyak 14,8 persen atau sekitar Rp81,5 triliun. Proporsi terbesar dari anggaran Rp81,5 triliun yang dikelola Kemendikbud berada di pendanaan wajib, yaitu sebesar Rp31,13 triliun.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Anwar Makarim katakan, Bank Dunia dan institut-institut riset lainnya telah temukan kemungkinan besar kehilangan antara 0,8 hingga 1,2 tahun pembelajaran akibat pandemi yang telah membuka dan perbesar ketimpangan yang sudah ada sebelumnya pada sistem pendidikan nasional. Hal yang paling khawatir masa pandemi berdampak pada tertinggalnya angka riset di bandingkan negara lain, seperti numerasi, literasi, riset dan sains.
Selama pemerintahan Jokowi – Ma’ruf Amin bidang Pendidikan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemendibud Ristek), mengalami peringkat. Kenaikan geliat pendidikan dan Riset di implementasikan pada beberapa kebijakan yakni program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), penerimaan pegawai kontrak (PPPK), kebijakan program Merdeka Belajar dan distribusi Guru – Guru ke daerah terpencil serta program penguatan riset.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) tahun 2020 – 2021 ini menaikan dana riset yang dipergunakan untuk kepentingan riset di masing-masing kementerian dan lembaga sebanyak 4 kali lipat dengan alokasi anggaran 27,1 triliun. Angka riset sebesar itu, memang belum banyak dibandingkan dengan negara maju. Tetapi kalau optimal dan fokus pada tema strategis, yakin hasil riset berdampak pada kemajuan bangsa.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : Intan Yulianti |
Editor | : Harris |
Sumber | : |
Halaman : 1 2 Selanjutnya