Semangat pemerintah menaikan dana riset untuk meningkatkan peringkat pendidikan nasional. Etos belajar mengajar bagi pendidik dan semangat bekerja dalam riset menjadi jalan keluar perbaikan citra kondisi di wilayah Indonesia, terutama di daerah yang tingkat sosial ekonominya masih rendah, seperti akses internet dan pegawai yang sulit dalam proses belajar mengajar.
Menurut Kemendikbud Ristek, Nadiem, untuk mengejar ketertinggalan itu, pemerintah merumuskan kebijakan prioritas yang lebih penting, yakni pertama; Program Merdeka Belajar yang merdekakan rakyat dan pikiran, dimana sekolah mempunyai otonomi yang relatif baik sehingga birokrasi dan administrasi pendidikan tidak lagi ribet.
Dengan demikian, dapat mengejar ketertinggalan dalam numerasi dan literasi. Tentu, kurikulum pendidikan nasional, harus sedikit memaksa semua sekolah dan semua guru untuk mengejar semua jenis standar pancapaian, semua mata pelajaran dan topik pembelajaran. Jelas, strategi praktis pun, seluruh tenaga pengajar harus punya diskresi untuk memilih fokus pada hal yang paling kondisional atau paling tertinggal, dan lain-lain.
Hal itu adalah fleksibilitas dalam kurikulum yang perbolehkan guru untuk mundur 1 atau 2 tahun atau lebih cepat 1 atau 2 tahun, memperbolehkan guru dan Kepala Sekolah untuk memilih berapa persentase waktu untuk fokus mengejar ketertinggalan.
Kedua: kebijakan digitalisasi sekolah dilakukan untuk sediakan berbagai macam platform aplikasi dan tim teknologi yang digunakan oleh guru maupun Kepala Sekolah. Selain itu, pemerintah memberikan TIK kepada sekolah – sekolah seperti laptop dan proyektor dan alat komunikasi lainnya.
Kemudian, paling menentukan kenaikan peringkat pendidikan nasional saat ini, kebijakan program Kampus Merdeka, yaitu Kampus Mengajar dimana puluhan ribu mahasiswa berbakat di tugaskan untuk turun ke desa atau daerah untuk membantu guru di SD dan SMP sederajat, untuk mendampingi guru dalam membantu anak-anak yang paling tertinggal di bidang numerasi, literasi dan pendidikan karakter. Hal ini dikarenakan bimbingan belajar individu (small group) dinilai sangat penting untuk saat ini.
Hal yang terpenting bagi pemerintah, mengejar ketertinggalan yakni Ujian Nasional dihapus dan digantikan Asesmen Nasional yang fokusnya untuk mengukur numerasi, literasi dan karakter Pancasila. Melalui Asesmen Nasional, akan benar-benar melihat dan memetakan sekolah mana yang paling butuh bantuan, yang paling tertinggal dan yang tidak terlalu tertinggal, serta mengapa tidak tertinggal.
Pemetaan yang pertama kali dilakukan dari tingkat SD, SMP dan SMA sederajat. Mengukur keberhasilan dan mengukur ketertinggalan menjadi prioritas utama. Sejauh mana ketertinggalan pendidikan dibandingkan dengan negara-negara lain, nanti akan diketahui ketika hasil PISA keluar dalam beberapa tahun ke depan. Breakdown atau segmentasi di Indonesia bisa dilihat setelah hasil Asesmen Nasional keluar.
Dari hasil riset yang telah Kemendikbud lakukan pada awal pandemi, diberikan opsi kepada sekolah untuk menggunakan kurikulum darurat. Sebesar 36% sekolah sudah menggunakan kurikulum baru. Hal ini menunjukkan secara signifikan bahwa sekolah yang menggunakan kurikulum darurat, ketertinggalan lebih kecil, lebih ramping, lebih sederhana dan lebih fokus.
Terakhir, pesan Mendikbud Ristek Nadiem Makarim kepada generasi muda yakni mengalami kesulitan masa muda adalah anugerah. Itu bukan suatu malapetaka. Kalau saat muda, masuk dalam situasi yang menantang, maka masih banyak waktu untuk bisa pulihkan diri, karir dan situasi sosial, ekonomi, pendidikan, lingkungan.
Jadi, pemerintah sudah berhasil menaikan peringkat pendidikan melalui beberapa kebijakan diatas, hingga sekarang masih berjalan. Hal itu berdampak positif pada dunia pendidikan nasional saat ini. Kebijakan tersebut, merupakan penyeimbang dan kebutuhan akses yang sama kepada informasi konten yang sama dalam menopang pembelajaran sekolah – sekolah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : Intan Yulianti |
Editor | : Harris |
Sumber | : |
Halaman : 1 2