Egoisme dan Moralitas Pemimpin Publik

Jumat, 9 Desember 2022 - 19:09 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: Fahri Aufat

Foto: Fahri Aufat

Oleh: Fahri Aufat, Pegiat PILAS

Fifian Adeningsih Mus adalah perempuan pertama yang menjabat sebagai kepala daerah di Kabupaten Kepulauan Sula, Provinsi Maluku Utara. Di masa kepemimpinannya, kita perlu mempertanyakan keputusannya terkait pengrusakan patung hewan di Istana Daerah diantaranya patung gajah dan jerapah. Sekalipun patung tersebut dari segi kultural, tidak menunjukkan karakteristik kebudayaan tempatan. Akan tetapi, patung itu memiliki nilai estetik yang harus dirawat.

Alasan mendasar penghancuran patung tersebut, adalah, kehadirannya katanya membatasi masyarakat keluar masuk Istana Daerah. Suatu alasan yang menurut saya tidak logis sama sekali. Jika memang soal pembatasan akses masuk keluar—sementara mobil dinas dan bus keluar masuk dengan bebas—tak menghalangi aktivitas apapun.

Saya kira keputusan Bupati Sula, Fifian Adeningsih Mus memperlihatkan watak egoisme dan sebenarnya tidak memahami makna sebuah seni. Kebijakan pengrusakan artefak tersebut, adalah bentuk penghapusan jejak pembangunan rezim sebelumnya. Watak egoisme begitu melekat kuat pada Bupati Sula, dan ini teramat membayakan. Sebab, tidak ada rasa menghargai nilai-nilai peradaban.

Tak hanya itu, sebuah taman wisata pun yang di bangun oleh Hendrata Thes, tepatnya di pelabuhan Sanana tak terurus, fasilitas rusak parah. Kolam dan toilet di taman tersebut, baunya sangat menggangu dan ini akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Padahal taman tersebut, posisinya cukup strategis karena berada di pusat kota, di depan pelabuhan kapal. Banyak masyarakat, penumpang kapal tujuan Ternate, Ambon, Taliabu dan Manado bersantai sambil menunggu keberangkatan kapal.

Baca Juga :  DPC Demokrat Jagokan Pria ini Sebagai Calon Bupati Kepsul

Banyak fakta sejarah menunjukkan artefak kebudayaan dibiarkan rusak dan bahkan dihancurkan akibat rasa ketidaksukaan rezim baru terhadap kebijakan rezim sebelumya. Rezim Orde Baru terhadap kebijakan pembangunan Orde Lama misalnya, dan watak ini masih melekat kuat terhadap pemimpin daerah sekarang ini. Cita-cita demokrasi egalitarian justru melahirkan pemimpin nalar jongkok, egois dan pragmatis.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : Fahri Aufat
Editor : Saf
Sumber :

Berita Terkait

Rancu Produk Hukum Pelantikan Presiden & Wakil Presiden
Kerek Lamok dan Wunuk Kerek
Perempuan Lani dan Cawat Tali
Sahabatku, Sukiman Yang Syahid Dalam Mencari Nafkah
Papua Bukan Tanah Kosong
Membangun Politik yang Bersih Sehat & Jujur
Refleksi Milad Muhammadiyah ke 112 dari Sukolilo Pati
Pemilu Untuk Membangun Manusia Papua yang Lebih Baik

Berita Terkait

Selasa, 8 Oktober 2024 - 15:14 WIB

Baim Wong Resmi Gugat Cerai Paula Verhoeven di PA Jakarta Selatan

Senin, 9 September 2024 - 21:19 WIB

Kemenpora dan KPK Latih Pemuda Talenta Muda 2024 dalam Bimtek Anti Korupsi: Membangun Masa Depan yang Bersih

Sabtu, 27 Juli 2024 - 23:15 WIB

Hasil Semifinal Piala AFF U-19: Gol Tunggal Buffon Antarkan Indonesia Ke Final

Selasa, 2 Juli 2024 - 20:40 WIB

Andi Miftahul Jannah Anwar, Pemenang Dara Sulawesi Selatan 2024 Gaungkan Penerapan Filosofi Bugis

Sabtu, 22 Juni 2024 - 12:12 WIB

Fachrul Razi Nonton Bareng Bersama Mendagri dan Ketua Komisi 2 DPR RI

Selasa, 18 Juni 2024 - 18:12 WIB

17 Team Dari Manado Ramaikan Soekarno Cup Usia Dini Di Tidore

Minggu, 19 Mei 2024 - 02:04 WIB

Razman siap Memfasilitasi Tanding Tinju, Benny: Hotman Hanya bisa Pamer Cincin

Minggu, 12 Mei 2024 - 20:01 WIB

Demi Bela Klien, Benny Wulur Tantangan Tinju Hotman Paris di Ring Arena

Berita Terbaru