Ekonom Cukai Rokok Optimal di Indonesia, Ekonomi UI: Industri Rokok Justru Memainkan Ilusi Harga

Rabu, 14 September 2022 - 23:44 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DETIKINDONESIA.CO.ID, JAKARTA – Berita KBR menggelar webinar dengan mengusung tema “Ekonom Bicara Cukai Rokok, Menentukan Tarif dan Struktur Cukai Rokok Optimal di Indonesia”, secara virtual melalui aplikasi zoom pada Rabu (14/9/2022), pukul 13.00-14.30 WIB.

Pada webinar tersebut Rizal Wijaya berperan sebagai MC/Host, dan Pemimpin Redaksi KBR Citra Dyah Prasturi sebagai Moderator, serta narasumber dari Ekonomi UI Faisal Basri. Acara tersebut terbagi dalam dua sesi, yaitu penyampaian materi oleh pembicara dan akan dilanjutkan oleh sesi diskusi dan tanya jawab oleh narasumber dengan peserta webinar.

“Tarif cukai rokok tiap tahun menjadi perdebatan, selalu menjadi ajang tarik ulur juga. Cukai ini sebenarnya menjadi pengendali konsumsi, tapi setiap Kali perdebatan ini muncul selalu menjadi tarik ulur kepentingan antara politik dan industri,” tutur Citra saat membuka acara webinar tersebut.

Sebagai alat pengendali konsumsi, lanjut Citra, harusnya hubungannya pada kesehatan masyarakat. Dan bulan-bulan ini merupakan waktu yang tepat juga membicarakan terkait cukai, karena ini saat Kementerian Keuangan menghitung besaran cukai untuk tahun 2023.

Tahun 2022 ini besaran Cukai Rokok adalah 12 persen. Simplifikasi dari struktur tarif cukai itu pada 2009 lalu ada 19 layer, maka di tahun 2022 ada 8 layer, tentunya ini sudah terjadi pemangkasan. Layer-layer ini yang menandai perbedaan tarif cukainya. Penyederhanaan layer dimaksudkan oleh Kementerian Keuangan untuk cara mencegah pabrikan rokok memanfaatkan celah pengurangan produksi untuk mendapatkan cukai yang lebih rendah.

Harga terakhir rokok di lapangan, sampai saat ini masih bisa dibeli secara ketegan, kemudian satu pax rokok isinya juga bermacam-macam. Tentu saja itu berpengaruh ke soal harga, dan setiap kali harga rokok naik karena ada cukai naik, maka orang yang konsumsi rokok malah mencari alternatif lain yang lebih murah. Jadi cukai yang niatnya sebagai pengendali konsumsi malah tidak jadi berperan.

Baca Juga :  Presenter DETIK TV Andi Eka Asdiana Warti Raih Magister Sains Odontologi Forensik dan Lulus Predikat Cum Laude di UI

Ekonomi UI dan Dewan Penasehat Komisi Nasional Pengendalian Tembako Indonesia, Faisal Basri membenarkan bahwa pemerintah menaikan cukai rokok itu rata-rata 12.5 persen setahun, kecuali tahun-tahun pemilu tidak naik, setidaknya dalam dua kali pemilu sebelumnya tidak naik.

Faisal menyarankan, oleh karena itu kita harus melakukan akselerasi pengendalian, jadi bukan hanya sekedar tarif cukai saja, karena Indonesia ingin menjadi negara yang berpendapatan tinggi. Pada Tahun 2045 ingin menjadi negara maju. Generasi Gen-Z yang akan menjadi ujung tombak kemajuan Indonesia.

Gen-Z yang sekarang usianya antara 10-25 tahun, sebanyak 28 persen. Ketika merayakan seabad Indonesia merdeka nanti, mereka berusia 33-48 tahun. Pelapisnya adalah Post Gen-Z yang berusia 9 tahun ke bawah sebanyak 11 persen. Pada 2045 generasi pelapis ini berusia di bawah 32 tahun. Kedua generasi emas itu sekarang hampir mencapai 40 persen.

Baca Juga :  Ketua MPR RI Bamsoet Apresiasi Perjalanan Hidup Chairul Tanjung

“Bonus demografi ini akan bisa kita nikmati jika mereka menjadi generasi unggul dengan produktivitas tinggi. Kuncinya adalah, pendidikan berkualitas dan sehat jasmani-rohani. Ini yang sedang di sasar oleh pabrik rokok. Sebenarnya rokok merupakan musuh bagi masyarakat Indonesia, karena rokok memiliki dampak buruk,” ujar Faisal dalam paparannya di webinar Cukai Rokok, Kamis (14/9/2022) Siang.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : Michael
Editor : Michael
Sumber : Webinar KBR

Berita Terkait

KNPI Goes To Campus: Mempersiapkan SDM Unggul Pemuda Menuju Indonesia Emas 2045
Pemprov Babel Gandeng Perguruan Tinggi Kembangkan Desa Wisata Batu Beluban
Penenun Sumba Timur Produksi Wastra Otentik dan Ecofriendly Bersama Bakti BCA dan WARLAMI
Toddy Beberkan Latar Belakang Dualisme Kepemimpinan KADIN Indonesia Saat Ini
Menkumham Tegaskan Pemerintah Tidak Ikut Campur Internal Kadin
Kolaborasi Pokdarwis-Pop Ice Semarakkan Pantai Telapak Antu, UMKM Bangkit bersama Pariwisata
Lia Istifhama Dukung Perhimpunan UKM Indonesia Harapkan Pemerintah Berikan Akses ke UMKM
BPD HIPMI Jaya Akan Adakan Musda ke XVIII. Rifki Auliya: Kita Dukung Rangga Derana Niode Sebagai Ketum HIPMI Jaya Berikutnya

Berita Terkait

Sabtu, 23 November 2024 - 13:54 WIB

Maruar Sirait: Anies Dukung Pramono Bangunkan Macan Tidur, Namanya Jokowi dan Prabowo

Sabtu, 23 November 2024 - 13:45 WIB

Ahok Hadiri Kampanye Akbar Pramono-Rano di GBK

Sabtu, 23 November 2024 - 13:31 WIB

Pilkada Banten 2024: Probowo Ajak Warga Pilih Andra Soni-Dimyati

Sabtu, 23 November 2024 - 10:42 WIB

PT.Tim Subkon-Nya PT, GMS Digugat Terkait Pembayaran Hak 

Jumat, 22 November 2024 - 22:29 WIB

KPU RI Nyatakan Cagub Abdul Faris Umlati Bisa Kembali Ikut Pilkada

Jumat, 22 November 2024 - 17:44 WIB

Survei Malut Institute: Husein-Asrul Berada Pada Urutan Pertama Dengan Perolehan 38.3%

Jumat, 22 November 2024 - 13:24 WIB

PKB Sebut Safitri-Hemfri Akan Menang 65 Persen di Pilkada Bursel

Jumat, 22 November 2024 - 13:13 WIB

Kampanye Pasangan ARUS PBD Usai Putusan Mahkamah Agung

Berita Terbaru

DKI JAKARTA

Ahok Hadiri Kampanye Akbar Pramono-Rano di GBK

Sabtu, 23 Nov 2024 - 13:45 WIB

Daerah

PT.Tim Subkon-Nya PT, GMS Digugat Terkait Pembayaran Hak 

Sabtu, 23 Nov 2024 - 10:42 WIB