Setiap siswa berbeda, beberapa mungkin mengisi kalender mereka dengan 20 kegiatan berbeda setiap minggu, sementara yang lain mungkin memiliki dua atau tiga kegiatan utama yang selaras dengan minat mereka, triknya adalah menemukan minat yang menampilkan keragaman dan juga menunjukkan well-lopsidedness (kecondongan).
‘Well-lopsided’ bukanlah sekadar ‘cukup jago’ dalam beberapa bidang yang berbeda, tetapi juga berprestasi dalam satu bidang tertentu. Universitas-universitas unggulan di AS tidak
menginginkan 5.000 siswa yang ‘sedang-sedang saja’ dan sebelumnya terlibat dalam kegiatan berorganisasi di sekolahnya, sepak bola, atau pengabdian masyarakat. Mereka menginginkan 5.000 calon mahasiswa yang memiliki minat, bakat, dan kemampuan yang berbeda-beda. Dengan menjadi kuat dalam satu bidang dan menjadi salah satu yang terbaik dalam bidang tersebut, profil siswa akan terlihat menonjol di mata pihak universitas. Sistem pendidikan di AS yang unik dan khusus umumnya akan sedikit menyulitkan siswa-siswi dari belahan dunia lainnya, termasuk Indonesia, karena adanya perbedaan
kurikulum akademik dan ekosistem ekstrakurikuler. Sebagai perbandingan, untuk menjadi mahasiswa di AS, seorang siswa setidaknya perlu memiliki tiga modal utama, yaitu hasil akademik (berbobot 40% yang terdiri dari nilai transkrip akademik, SAT/ACT, dan
AP/IB/A-Levels/GPA), serta kegiatan ekstrakurikuler dan kepemimpinan juga hasil esai dan wawancara (yang sama-sama berbobot 30%). Inilah yang perlu disadari dengan cermat.
“Calon mahasiswa dari Indonesia mulai kini perlu memiliki setidaknya satu kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Kegiatan tersebut juga perlu menjadi fokus sejak dini, karena konsistensi adalah kunci untuk membangun profil ekstrakurikuler yang kuat, yang juga secara simultan mencerminkan karakter kepemimpinan siswa, termasuk kepemimpinan terhadap diri sendiri. Dengan cara ini, sangat mungkin mimpi sang siswa belajar di universitas kelas dunia bisa tercapai,” tutur Vanya Sunanto.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ada banyak cara bagi siswa untuk berkontribusi dan membuat perbedaan di luar ranah akademis, misalnya melalui kegiatan olahraga, filantropi, kewirausahaan, kegiatan kreatif, atau
kompetisi teknologi. Idealnya, kegiatan yang siswa jalankan menunjukkan komitmennya pada bidang studi yang diminati dan mampu membawa manfaat/kontribusi bagi lingkungan
sekitarnya. Sebabnya, selain mencari bukti dedikasi, universitas-universitas di AS juga mencari indikasi perhatian dan minat tulus dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dipilih siswa.
Dengan demikian, strategi ekstrakurikuler yang tepat bagi calon mahasiswa dari Indonesia yang berambisi untuk menembus universitas-universitas unggulan di AS adalah mempersempit beberapa kegiatan atau proyek yang:
● Selaras dengan tujuan studi pribadi.
● Bisa menunjukan antusiasme siswa pada kegiatan tersebut.
● Menjelajahi kemampuan berpikir untuk membawa aktivitasnya pada tingkat lanjutan.
● Menjadi bukti keinginan siswa untuk bisa membawa manfaat/kontribusi bagi
lingkungan sekitarnya.
“Kinilah saatnya siswa Indonesia memilih jenjang pendidikan tinggi yang lebih tepat sesuai minat dan kemampuannya. Bagi mereka yang bercita-cita untuk belajar di universitas kelas dunia, salah satu langkah awalnya adalah perlu mematangkan portofolio ekstrakurikuler yang baik dan mampu menunjukan kualitas kepemimpinan. Di sinilah makna dari kehadiran Crimson Education yang siap mendamping siswa-siswa dan orang tuanya untuk merancang jalan dan menyusun strategi yang tepat untuk meraih mimpi berkuliah di universitas kelas dunia pilihannya,” tutup Vanya.
Tentang Crimson Education
Crimson Education didirikan pada tahun 2013 dengan visi untuk menyetarakan peluang penerimaan universitas di universitas-universitas kelas dunia bagi siswa-siswi dari seluruh dunia dengan mengatasi hambatan geografis dan koneksi untuk bersaing. Dengan jaringan
lebih dari 2400 tutor, mentor, dan pakar pendidikan dari seluruh dunia, Crimson telah membantu ribuan siswa dari seluruh dunia, termasuk Indonesia, untuk diterima di Harvard, Oxford, Stanford, Princeton, Cambridge, MIT, Yale, Columbia, Imperial, Cornell, UCL, Johns
Hopkins, LSE, Northwestern, Carnegie Mellon dan berbagai universitas ternama lainnya.
Penulis | : Tim |
Editor | : Michael |
Sumber | : Crimson Indonesia |
Halaman : 1 2