“Kami berikhtiar untuk terus mewujudkan misi tersebut melalui beberapa agenda, baik yang diadakan secara daring seperti mengadakan beberapa acara webinar sebagai wadah berdiskusi seputar isu kebahasaan yang terjadi di Indonesia, sekaligus berupaya untuk menanamkan pentingnya mengutamakan bahasa Indonesia dan melestarikan bahasa daerah sebagai jati diri kita tetapi tetap tidak lupa untuk menguasai bahasa asing agar mampu berkompetisi di tingkat global. Adapun kami juga melakukan acara luring seperti mengadakan beberapa agenda dalam momentum tertentu. Misalnya, saat perayaan Sumpah Pemuda, kami turun ke jalan untuk mengadakan eksperimen sosial dengan bertanya mengenai makna Sumpah Pemuda bagi kehadiran bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional,” sambungnya.
Mahasiswi FISIP UI jurusan Hubungan Internasional ini mengatakan, dari Balai Bahasa Jawa Barat sendiri sering mengadakan agenda perlombaan, contohnya Duta Bahasa Berpuisi untuk meningkatkan daya tarik pemuda terhadap bahasa dan sastra meskipun terbatas akibat pandemi Covid-19.
“Sejauh ini program Duta Bahasa secara umum dilaksanakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Selain itu, kegiatan Duta Bahasa ini didukung tentunya oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat,” papar Florie yang memiliki akun Instagram floriehendrian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Florie menambahkan, dalam mempromosikan dan merawat bahasa tentunya dimulai dari diri kita sendiri, yaitu menggunakan bahasa tersebut setiap hari, karena bahasa akan terus hidup apabila masih terdapat orang yang menuturkannya.
“Memang dalam konteks informal, seringkali kita tidak sadar untuk melakukan penggabungan padanan bahasa asing dalam percakapan bahasa Indonesia atau menggunakan padanan bahasa Indonesia yang tidak sesuai, padahal kita bisa memulai untuk membiasakan penggunaan bahasa yang baik dan benar sesuai konteksnya,” tutupnya.
Penulis | : Wandi |
Editor | : Harris |
Sumber | : |
Halaman : 1 2