Freddy Thie, Tionghoa Dan Papua

Selasa, 19 April 2022 - 12:52 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

“Orang Papua pimpin orang Papua itu biasa, tapi kalau saya? Ini taruhannya keturunan!” Kalimat ini penulis sering dengar bahkan bukan satu atau dua kali terlontar dari Freddy Thie baik dalam pertemuan formal maupu informal, salah satunya ketika penulis mendapati Freddy Thie sedang memarahi beberapa oknum ASN yang bekerja tidak maksimal dalam melakukan pelayanan terhadap masyarakat.

Kalimat ini tentu bukanlah sekedar gimik, sensasi atau mencari simpati, kalimat ini memiliki makna yang teramat penting bagi seorang Freddy Thie sebab jika dalam kepemimpinanya tidak berhasil membawa orang Papua khususnya masyarakat Kabupaten Kaimana ke arah yang lebih baik dari sebelumnya maka akan berdampak terhadap kepercayaan orang Papua bukan semata untuk seorang Freddy Thie saja. Tetapi, ibarat peribahasa rusak nira setitik rusak susu sebelanga, artinnya jika Freddy Thie tidak berhasil semasa kepemimpinannya maka yang akan menangung bebanya juga mereka semua orang keturunan Tionghoa yang tinggal dan hidup di tanah Papua khususnya Kota Senja Kaimana.
Sebuah Ketulusan; Servant Leadership!
Betapa berat beban yang ada dalam diri seorang Freddy Thie menjadi pemimpin di tanah Papua. Ketulusan dalam memimpin merupakan sebuah pilihan mutlak yang harus Freddy Thie lakukan, jika tidak maka konsekuensinya sudah jelas dan taruhannya pun mahal.
Melihat pilihan yang penuh dengan resiko diatas dalam satu kesempatan, penulis pernah mengajukan pertanyaan yakni kenapa mau terjun ke dunia politik? Padahal kalau dilihat dari sepak terjangnya Freddy Thie adalah seorang pengusaha sukses yang namanya sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Kaimana, Papua Barat bahkan nasional.
Dengan tenang dan penuh keyakinan, Freddy Thie menjawab “Saya lahir ditanah ini, besar dan dapat berkat dari tanah ini. Ini cara saya untuk berterima kasih untuk tanah ini. Orang bilang jadi pengusaha itu enak, banyak uang. Tapi bagi saya tidak karena kalau saya jadi pengusaha kemampuan saya terbatas untuk bantu beberapa orang saja. Sedangkan di dunia politik jadi Bupati dengan kewenangan dan kebijakan yang saya miliki, sudah pasti saya bisa bantu saya punya basudara orang Papua (Kaimana).
Tak hanya sampai disitu penulis kembali mengajukan pertanyaan lanjutan, kali ini agak sedikit nyeleneh atau menguji; Tapi banyak orang diluar sana sering bilang begini politik itu kan kotor, dalam politik kan janji bisa ditepati bisa juga tidak tergantung kepentingan?
“Orang bilang saya ini kulit putih, rambut lurus. Tapi hati saya keriting untuk tanah Papua! Kalau barang ini kotor jangan kita bikin dia tambah kotor, ambil dia lalu cuci kasih dia bedak biar bagus”. Tentu sontak penulis dibuat terkesima dengan jawaban ini bahkan tak segan penulis menaruh hormat padanya. Freddy Thie Bupati berdarah Tionghoa ini benar-benar memiliki komitmen yang tulus dalam melayani masyarakatnya atau dengan kata lain memimpin untuk melayani (servant leadership)
Oleh karena itu, tak heran belum genap setahun kepemimpinannya berbagai terobosan pun telah Freddy Thie lakukan mulai dari perhatiannya terhadap orang asli Papua melalui program 4 Milyar per Kampung, memberikan pelatihan dan bantuan modal usaha menciptakan pengusaha baru asli Papua, Komitmen penyediaan air bersih dan listrik, pemasagan Wifi Gratis di pusat-pusat kota, membuka akses diberbagai lembaga guna mendorong Kaimana sebagai Kota Wisata, melakukan reformasi birokrasi, membentuk UPTD Persamapahan Terpadu guna mewujudkan Kaimana Nol Sampah dan masih banyak lagi yang belum penulis tuliskan.

Baca Juga :  Bupati Kaimana Freddy Thie Tak Pernah Lelah Bertandang di Berbagai Kementerian Demi Negerinya

Terakhir, kepemimpinan jika dilandaskan pada sebuah ketulusan akan melahirkan kualitas pelayanan yang bernilai. Sekecil apa pun kebaika jika itu berangkat dengan penuh kepercayaan dan ketulusan harus kita dukung. Doa penulis diusia satu tahun kepemimpinan Freddy Thie dan Hasbulla Furuada pada 26 April mendatang. Semoga selalu diberkahir oleh Tuhan Yang Maha Esa. Aamiin

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : Abul Nizam Al-ZanZami
Editor : Harris
Sumber :

Berita Terkait

Konflik Politik dan Resolusi
Catatan Politik Senayan; Prioritaskan Program dengan Berpijak Pada Aspirasi Publik
Politik di Spice Islands
Transmigrasi Bukan Solusi Kesejahteraan Bagi Penduduk Orang Asli Papua
Implementasi Disertasi Menteri Bahlil: Pembentukan SATGAS Hilirisasi Berkeadilan dan Berkelanjutan Mendesak Dipercepat
Rancu Produk Hukum Pelantikan Presiden & Wakil Presiden
Kerek Lamok dan Wunuk Kerek
Perempuan Lani dan Cawat Tali

Berita Terkait

Kamis, 21 November 2024 - 13:20 WIB

Catatan Politik Senayan; Prioritaskan Program dengan Berpijak Pada Aspirasi Publik

Rabu, 20 November 2024 - 15:49 WIB

Politik di Spice Islands

Jumat, 15 November 2024 - 21:27 WIB

Transmigrasi Bukan Solusi Kesejahteraan Bagi Penduduk Orang Asli Papua

Minggu, 10 November 2024 - 12:57 WIB

Implementasi Disertasi Menteri Bahlil: Pembentukan SATGAS Hilirisasi Berkeadilan dan Berkelanjutan Mendesak Dipercepat

Selasa, 5 November 2024 - 16:12 WIB

Rancu Produk Hukum Pelantikan Presiden & Wakil Presiden

Minggu, 27 Oktober 2024 - 20:20 WIB

Kerek Lamok dan Wunuk Kerek

Minggu, 27 Oktober 2024 - 20:13 WIB

Perempuan Lani dan Cawat Tali

Sabtu, 26 Oktober 2024 - 15:14 WIB

Sahabatku, Sukiman Yang Syahid Dalam Mencari Nafkah

Berita Terbaru

Daerah

Soal Kasus Korupsi Bank BPRS, Kejari Halsel Di Demo 

Minggu, 22 Des 2024 - 12:54 WIB