DETIKINDONESIA.CO.ID, JAWA BARAT – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, turun langsung meninjau lokasi sengketa lahan yang terjadi di Kampung Pasir Koja, Kelurahan Sukahaji, Kota Bandung, pada Selasa (15/4). Konflik ini menarik perhatiannya karena dinilai harus segera mendapat penyelesaian.
Warga yang tinggal di kawasan tersebut mengaku telah menetap di lahan itu selama bertahun-tahun. Namun, baru-baru ini muncul klaim dari pihak yang mengatasnamakan pemilik lahan, yakni PT Sakura, dan meminta warga untuk angkat kaki dari tempat tinggal mereka.
“Pagi ini saya berada di Kampung Pasir Koja, Sukahaji. Warga tinggal di atas lahan milik PT Sakura. Katanya, pemilik perusahaan ingin kembali menggunakan lahannya, jadi warga diminta untuk pergi,” ujar Dedi Mulyadi dalam video singkat yang diunggah ke Instagram.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Melalui kanal YouTube miliknya, Dedi juga melakukan dialog langsung dengan warga guna menggali informasi secara mendalam terkait permasalahan antara warga dan pihak PT Sakura.
Salah seorang warga menyampaikan bahwa mereka hanya ingin bertemu langsung dengan pemilik sah lahan untuk memastikan kebenaran dari klaim tersebut. “Kami ingin tahu siapa pemegang sertifikat aslinya. Kalau memang benar, kami siap pindah,” ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut, Dedi menegaskan bahwa dirinya siap menjadi mediator dalam konflik ini. “Saya hadir untuk menengahi, bukan memihak. Kita cari solusi bersama, jangan sampai terjadi keributan karena tidak akan membawa manfaat,” tegasnya.
Dedi menyarankan agar dilakukan pertemuan terbuka antara warga dan perwakilan PT Sakura. Ia juga menyatakan kesediaannya untuk memfasilitasi dialog tersebut, agar persoalan bisa diselesaikan secara damai.
Harapannya, dengan adanya komunikasi yang terbuka dan mediasi yang adil, konflik ini dapat terselesaikan tanpa berujung pada perselisihan berkepanjangan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : TIM |
Editor | : BIM |
Sumber | : KONTAN |