“Kami mencoba menggagas Eco Print ini pada tahun 2019. Bersyukur kami mendapat tempat yang baik di masyarakat sehingga bisa bertahan hingga sekarang,” kata Didik.
Dikatakannya, bahan-bahan alami yang dapat digunakan menjadi pewarna kain ada banyak sekali. Di antaranya adalah daun jati, kunyit, daun kedondong, bunga gemitir, kulit bawang merah dan masih banyak yang lainnya.
“Tidak ada unsur kimia sama sekali. Semuanya murni menggunakan daun alami yang tersedia di sekitar kita,” katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dijelaskannya, untuk proses pengerjaan hanya membutuhkan waktu empat jam saja. Hanya untuk finishing-nya membutuhkan waktu sekitar empat hari.
“Jadi daun tinggal di tempel saja ke kain. Itu hanya membutuhkan waktu sekitar empat jam untuk pengerjaan satu buah bahan. Tapi proses finishing-nya bisa empat hari karena perlu oksidasi dengan udara,” tutur dia.
Tak hanya itu, Didik juga mengolah daun yang telah digunakan sebagai pupuk kompos.
“Jadi proses daur ulangnya semua berguna. Daun yang telah digunakan kami daur ulang menjadi pupuk kompos,” terang dia.
Pada kesempatan itu, Didik meminta dukungan LaNyalla agar usahanya dapat berkembang pesat bisa menembus pasar internasional.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : Tim |
Editor | : Harris |
Sumber | : |
Halaman : 1 2