Oleh: Hariqo Satria
Di banyak grup HMI saya lihat melimpah doa atas terpilihnya KH. Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum PBNU.
Wajar saja, beliau Mantan Ketua Umum HMI Komisariat Fisipol UGM Cabang Yogyakarta 1986-1987 sesudah Arif Afandi (Pemred Jawa Pos, Wakil Walikota Surabaya), begitu informasi dari Sigit Pamungkas, Presidium MN KAHMI dan Arif Afandi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Presidium MN KAHMI lainnya seperti Ariza Patria (Koordinator), Viva Yoga Mauladi, Ahmad Doli Kurnia, Siti Zuhro, Sekjend Manimbang, dll juga mendoakan. Sementara Kholis Malik mantan Ketum PB HMI mengirimkan foto Gus Yahya saat aktif di HMI, entah dapat dari mana.
Tak ada respon berlebihan, karena mereka sudah melewati fase “fanatik golongan”. Di internal HMI sudah ada kesadaran sempurna, bahwa KH. Yahya Cholil Staquf bukan hanya milik HMI, tapi juga milik PMII, milik NU, milik bangsa Indonesia bahkan dunia. “Sejak dulu NU itu rumah bersama dalam bingkai kebangsaan” kata Viva Yoga pada saya lewat WA.
Toh HMI sangat sering dipimpin anak-anak NU dan Santri, diantara yang populer adalah Nurcholish Madjid, seorang “peramal” yang tahun 1970 sudah mengatakan bahwa NU akan mengalami kemajuan intelektual, dan sekarang terbukti benar.
Untuk diketahui, di seluruh perkaderan HMI juga diperkenalkan nama Subchan ZE, seorang tokoh NU yang memperjuangkan agar HMI tidak dibubarkan di era pemerintahan Orde Lama.
Subhan tidak seorang diri, banyak tokoh NU yang membela HMI. Adik kandung Subhan ZE ini namanya Aniswati M Kamaluddin, pendiri KOHATI (Korps HMI-Wati) dan Ketua Umum KOHATI Pertama. Jadi salah satu pendiri KOHATI ini orang NU, kata Ida Ismail Nasution pada saya di rumahnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : Hariqo Satria |
Editor | : Harris |
Sumber | : |
Halaman : 1 2 Selanjutnya