H Fachrul Razi MIP Ziarah Ke Makam Sultan Muhammad Alfatih di Turki

Jumat, 10 November 2023 - 19:42 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DETIKINDONESIA.CO.ID, TURKI – Salah Satu tokoh inspirasi bagi seorang sosok tokoh muda Aceh H. Fachrul Razi, MIP yang dikenal vokal di Senayan ini adalah Sultan Muhamad Alfatih. Bahkan Kejayaan Aceh terkait dimasa Usmani Turki.

Suatu kebahagiaan yang sangat luar biasa bagi H Fachrul Razi MIP, Senator asal Aceh yang berkesempatan berziarah ke Makam Panglima Perang Sultan Muhammad Alfatih.

Pada abad ke-16, kerajaan yang terletak di ujung barat Pulau Sumatera ini pernah menjalin hubungan dengan Kekaisaran Turki Usmani.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hubungan diplomatik antara Kerajaan Aceh dengan Kesultanan Turki Usmani dimulai pada masa pemerintahan Sultan Alauddin Riayat Syah, sultan Aceh ketiga yang berkuasa antara 1537 hingga 1568.

Fachrul Razi juga berziarah ke makam Sultan Sulaiman Al- Qanuni. Dimana Puncak kejayaan Turki Usmani terjadi pada masa kekuasaan Sulaiman al-Qanuni. Untuk memudahkan perjuangannya mengusir Portugis dari Malaka, Sultan Alauddin membangun hubungan diplomatik dengan Kekaisaran Turki Usmani, yang kala itu merupakan imperium Islam terkuat di dunia.

Permintaan Sultan Alauddin itu disampaikan dalam surat-surat yang dikirim melalui utusannya berikut sejumlah rempah-rempah yang dibawa sebagai hadiah untuk sultan Ottoman. Sultan di Turki Usmani yang pernah mendapatkan surat dari sultan Aceh adalah Sultan Sulaiman al-Qanuni dan Sultan Salim II.

Sultan Salim II memberi bantuan yang diperlukan, seperti alat-alat perang berikut tenaga ahlinya, serta berjanji armadanya akan dikirim ke Aceh untuk berperang mengalahkan bangsa Portugis dan merebut pulau-pulau yang dikuasainya.

Hubungan Turki Utsmani dengan Nusantara masih terjaga hingga masa Sultan Iskandar Muda (1606-1636)

Baca Juga :  Ketua Komite I DPD RI Fachrul Razi : Penunjukan Calon Tunggal Panglima TNI Andika Perkasa Sudah Tepat

Menurut Fachrul Razi, Kerja sama Kesultanan Aceh Darussalam dengan Usmani Turki juga pada saat Perang Aceh dan Belanda tahun 1873. Kerajaan Aceh bersitegang dengan Pemerintah Kolonial Belanda pada saat itu karena telah menaklukkan satu per satu kesultanan-kesultanan yang berada dalam patronase Aceh, mulai dari Sumatera Selatan sampai ke Sumatera Utara.

Konflik itu akhirnya memuncak ketika Belanda mengultimatum Aceh untuk berperang secara terbuka pada tahun 1873, mengawali sebuah kisah 30 tahun perjuangan rakyat Aceh melawan Belanda yang baru mampu diakhiri pada 1903. Sultan ‘Alauddin Muhammad Dawud Syah, sultan terakhir kesultanan Aceh, berkontribusi sangat besar dalam peperangan tersebut, termasuk dalam permintaan bantuannya kepada Khalifah ‘Utsmani saat itu, Sultan Abdul Hamid II.

Pada saat zarah ke makam Sultan Muhammad Alfatih, Fachrul Razi berkisah bahwa Muhammad Al Fatih merupakan Sultan Turki Ottoman yang berkuasa selama dua periode, yakni sejak Agustus 1444-September 1446, dan Februari 1451-Mei 1481. Ia terkenal sebagai penakluk Konstantinopel (sekarang Istanbul, Turki), yang sekaligus mengakhiri riwayat Kekaisaran Romawi Timur.

Penaklukan Konstantinopel oleh panglima perang Muhammad Al Fatih adalah salah satu sejarah penting dalam perjalanan peradaban keemasan Islam. Konstantinopel menjadi pintu bagi masuknya Islam ke daratan Eropa. Dari sinilah kekhilafahan Utsmaniyah yang berpusat di Istanbul Turki menjadi negara adidaya yang disegani dunia saat itu.

Biografi Sultan Muhammad Al Fatih, telah menjelaskan kepada kita tentang rasa bangga mereka terhadap Islam, kecintaan mereka terhadap al-Quran, serta kesiapan mereka untuk mati di jalan Allah. Mereka benar-benar hidup dalam keberkahan dan kemenangan. Mereka tidak mendapatkan itu kecuali dengan menegakkan agama Allah di atas muka bumi.

Baca Juga :  Ekonom Senior Faisal Basri Meninggal Dunia

Penaklukan Konstantinopel oleh Muhammad Al-Fatih memiliki dampak yang signifikan dalam sejarah. Peristiwa ini menandai berakhirnya Kekaisaran Romawi Timur, dan menandai awal dari Kekaisaran Ottoman yang kuat di wilayah tersebut.

Konstantinopel juga diubah namanya menjadi Istanbul, yang menjadi ibu kota baru kekaisaran Ottoman.

Apa saja hal yang patut kita teladani dari sosok Muhammad Al-Fatih? menurut Fachrul Razi, Muhammad Alfatih Menguasai Banyak Bahasa

Dalam bukunya Ali Muhammad Ash-Shalabi menulis, Sulṭān Muhammad Al-Fātiḥ sedikitnya menguasai tiga bahasa Islam dengan sangat baik yang biasanya dikuasai orang-orang berpendidikan pad zaman itu, yakni bahasa Arab, Persia, dan Turki.

Kedua, Sultan Muhammad Al Fatih Mempelajari Banyak Ilmu

Ash-Shalabi menulis dalam bukunya bahwa sejak kecil Muhammad Al-Fatih telah belajar Al-Qur’ān, hadis, fikih, dan ilmu modern lainnya seperti ilmu berhitung, ilmu falak, sejarah, serta pendidikan kemiliteran, secara teori maupun praktis.

Ketiga, Sultan Muhammad Al Fatih sosok yang Fleksibel, Inovatif dan Penuh Kejutan.

Dengan mempelajari ilmu sejarah itulah, Sulṭān Muhammad Al-Fātiḥ kemudian tumbuh menjadi seorang yang fleksibel, inovatif, dan penuh dengan kejutan.

Keempat, Sultan Muhammad Al Fatih merupakan tokoh yang banyak mengambil Pelajaran dari Sejarah Tokoh Lain

Dengan mendalami peristiwa sejarah, seseorang bisa mengambil pengamalaman dan pemikiran tokoh yang dibacanya tanpa harus hidup satu zaman dengannya. Selain itu, sejarah memungkinkan seseorang untuk tidak mulai kembali dari titik nol, tapi melanjutkan apa yang telah dibangun oleh orang-orang sebelumnya. Manfaatnya, jalan menuju keberhasilan orang tersebut menjadi lebih dekat.

Baca Juga :  Peringati Hari Ibu 2021, Japri Gelar Parade Fashion Show Busana Nusantara

Kelima, Sultan Muhammad Al Fatih Sosok yang Giat Beribadah

Akan dibebaskan Konstantinopel, dan sebaik-baik pemimpin adalah dia.’ dan ini sebuah indikasi yang baik.”Sultan Muhammad Al-Fatih senantiasa melatih dirinya dengan karakter ksatria dan mendekakan dirinya pada Allah dengan banyak beribadah.

Ke enam, Sultan Muhammad Al Fatih adalah sosok yang Pekerja Keras

Sultan Mehmed, ia adalah kulminasi kerja keras para pendahulu dan ulama yang istimewa.”

Ke tujuh, Sultan Muhammad Al Fatih yang Berani

dengan gagah berani ia memegang tameng dan menghunus pedangnya serta segera memacu kudanya berlari ke depan dan tak menoleh pada apa pun.

Kedelapan, Sultan Muhammad Al Fatih adalah sosok yang Cerdas

Kecerdasan Al-Fatih ini terlihat jelas dari pemikirannya yang cemerlang dalam upayanya membebaskan kota Konstantinopel.

Kesembilan, Sultan Muhammad Al Fatih adalah sosok Pemimpin yang Adil

Al-Fatih justru menghormati para pemimpin agama lain dan berbuat baik kepada mereka. Slogan yang pernah Al-Fatih katakan adalah, “Keadilan sebagai pondasi kekuasaan.”

Kesepuluh, Sultan Muhammad Al Fatih Memiliki Keteguhan Hati dan Keyakinan

Al-Munyawi mengisahkan dalam bukunya, ketika Konstantin menolak untuk menyerahkan kota Konstantinopel, Al-Fatih bersiteguh, “Baiklah! Tidak lama lagi aku akan mempunyai singgasana di Konstantinopel atau aku akan mempunyai kuburan di sana!”

Dan kesebelas, Sultan Muhammad Al Fatih memiliki sikap Tawakal

Di samping itu, Al-Fatih juga diajarkan untuk tidak berbangga dan berpuas diri. Berbekal pengajaran dari para gurunya itu, Al-Fatih kemudian menamkan sikap tawadhu atau rendah hati atas semua pencapaian dan mempelajari kekalahan sebagai pertanda kurangnya ketaatan dan usaha.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : TIM
Editor : YULI
Sumber :

Berita Terkait

DMO Batubara: Mengapa Kebijakan Domestik Belum Maksimal dan Apa Solusinya?
Rano Karno Akan Hadiri Penutupan Retret di Magelang, Meski Instruksi PDIP Masih Berlaku
Bima Arya Tegaskan Retret Kepala Daerah untuk Meningkatkan Kapasitas Kepemimpinan
Hipmi Harapkan Pengelolaan Aset Negara Danantara Bisa Tingkatkan Ekonomi Nasional
Kepala Daerah Terpilih Bukan Milik Partai, Dian Assafri Ingatkan Netralitas
Anak Suku Dayak Wujudkan Pendidikan Inklusif bagi Semua di Borneo
Pramono Anung Akan Temui Megawati Soal Instruksi Retret
DPRD Jabar Dukung Langkah Gubernur Dedi Mulyadi Pecat Kepsek SMAN 6 Depok

Berita Terkait

Sabtu, 22 Februari 2025 - 17:33 WIB

1.700 Siswa Ikuti Perkemahan Pramuka di Sorong untuk Perkuat Karakter Anak

Sabtu, 22 Februari 2025 - 16:26 WIB

Retret Kepemimpinan di Akademi Militer, Karel Murafer Perkuat Integritas Sebagai Pemimpin Maybrat

Sabtu, 22 Februari 2025 - 16:01 WIB

Masyarakat Fakfak Dukung Program Makan Bergizi Gratis, Letkol Lukman Permana Tegaskan Manfaat Besar

Sabtu, 22 Februari 2025 - 15:45 WIB

Johny Kamaru dan Sutejo Siap Bangun Kabupaten Sorong untuk Periode 2025-2030

Sabtu, 22 Februari 2025 - 15:34 WIB

Samaun Dahlan Tegaskan Pendidikan dan Kesehatan Gratis Masuk dalam APBD Fakfak 2025

Sabtu, 22 Februari 2025 - 15:12 WIB

Bupati Fakfak Samaun Dahlan Ikut Retret Kepala Daerah di Magelang, Ini Agendanya!

Sabtu, 22 Februari 2025 - 11:56 WIB

Mantan Bupati Kaimana Serahkan Aset Pemerintah Sebelum Pindah ke Rumah Pribadi

Sabtu, 22 Februari 2025 - 10:52 WIB

Pasca Pelantikan, Wali Kota Sorong Ajak Bersatu Bangun Daerah : Tidak Ada Lagi 01,02

Berita Terbaru