Praktik yang dilakukan oleh MRC adalah mengendalikan seluruh alur. Hulu sampai hilir dalam pengadaan minyak. Hingga hanya MRC yang bisa menyediakan dan memenangi tender. Karena semua diatur.
Sampai sumber minyak (source) penyedia minyak pun MRC kuasai. Terkunci. Pemasok peserta tender pun hanya menjadi penggembira: rekan-rekan bisnisnya sendiri. Atau proxy bisnis-nya. Karena tidak kuat melawan MRC.
KPI melakukan manipulasi data, mengatur specs khusus, agar minyak mentah yang dihasilkan di Indonesia, diekspor. Tak bisa dioleh oleh kilang minyak (refinery) di Indonesia. Tujuannya? Agar Pertamina impor minyak mentah.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Akibatnya, Pertamina mengimpor 400,000 barel minyak mentah dan BBM 500,000 barel per hari. Berapa uang yang dikeruk oleh mafia MRC dan para pencoleng di Pertamina? Pemburu rente berpesta. Itu baru komponen korupsi harga mark up.
Bagaimana dengan shipping? Tender palsu yang sudah diatur, memberikan uang rente yang sangat besar. Belum lagi ketika, mereka melakukan pengoplosan.
Soal mafia Pertamina ini menjadikan moment of truth. Bagi banyak pihak. Siapa yang menang? Presiden Prabowo Subianto atau Muhammad Riza Chalid, atau Erick Thohir?
Rakyat Indonesia sudah bosan dengan sepak terjang mafia Pertamina, siapa pun pemainnya. Ditangkapnya Muhammad Kerry Adrianto Riza, anak MRC, tentu hal yang fenomenal.
Terlebih lagi, sebanyak 130 orang dimintai keterangan. Yang sudah menjadi tersangka 9 orang. Lalu?
Ketika Ernst & Young selesai audit Pertamina, maka akan muncul orang-orang yang akan menjadi tersangka. Yang lucu, boss BUMN. Erick Thohir masih normative, evaluasi! Hahaha. (Penulis: Ninoy Karundeng).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : |
Editor | : |
Sumber | : |
Halaman : 1 2