DETIKINDONESIA.CO.ID, JAKARTA – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel tengah menjalani proses audit ketat oleh lembaga audit independen internasional, The Initiative for Responsible Mining Assurance (IRMA). Audit tersebut telah dimulai sejak Oktober 2024 dan kini memasuki tahap kedua pada April 2025.
Harita Nickel menjadi perusahaan pertambangan dan pemrosesan nikel terintegrasi pertama di Asia yang diaudit IRMA. “Dengan mengajukan diri untuk diaudit terhadap standar pertambangan global paling ketat di dunia, Harita Nickel menunjukkan transparansi operasional yang belum pernah terjadi sebelumnya di Indonesia,” ujar Executive Director IRMA, Aimee Boulanger, dalam pernyataan tertulis yang diterima Pikiran-Rakyat.com, Selasa, 15 April 2025.
Audit ini dilakukan oleh SCS Global Services (SCS) sebagai auditor independen, yang menilai berbagai aspek operasional perusahaan, mulai dari penghormatan terhadap hak asasi manusia, keterlibatan masyarakat lokal di Halmahera Selatan, penciptaan lingkungan kerja yang aman dan sehat, hingga perlindungan lingkungan dan warisan positif pasca-pertambangan. Total ada lebih dari 400 indikator standar IRMA yang diperiksa. Hasilnya akan diumumkan secara publik, baik secara lokal maupun di situs resmi IRMA.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Langkah Harita Nickel ini dinilai selaras dengan upaya menyatukan industri nasional dengan standar global, yang tidak hanya menjamin manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan lingkungan, tetapi juga memperkuat pengakuan terhadap industri nikel Indonesia di kancah internasional.
“Komitmen terhadap transparansi ini menjadi bagian dari upaya perusahaan mendukung visi pemerintah Indonesia akan sektor pertambangan yang ramah lingkungan dan bertanggung jawab secara sosial,” kata Director of Health, Safety and Environment Harita Nickel, Tonny Gultom.
Ia menjelaskan, sejak awal perusahaan telah menjadikan laporan assurances dan due diligence sebagai panduan untuk mengidentifikasi area perbaikan. Sejumlah kajian akademis seperti studi hidrologi dan tata guna lahan telah menjadi dasar dalam pengelolaan air yang komprehensif di seluruh wilayah operasional.
Seiring dengan peningkatan aktivitas pengolahan dan pemurnian bijih nikel, Harita Nickel juga mengembangkan fasilitas pengelolaan sisa produksi berupa Dry Stack Tailings Facility (DSTF), lengkap dengan sistem pengujian kualitas air untuk meminimalkan risiko pencemaran dan memastikan keselamatan lingkungan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : TIM |
Editor | : BIM |
Sumber | : PIKIRAN RAKYAT |
Halaman : 1 2 Selanjutnya