DETIKINDONESIA.CO.ID, JAKARTA – Isu keberlanjutan lingkungan di sektor pertambangan semakin menjadi perhatian di tengah meningkatnya kebutuhan global terhadap nikel sebagai bahan baku baterai dan stainless steel. Tidak hanya soal produksi saja, perusahaan tambang juga menaruh perhatian lebih pada pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab.
Di Pulau Obi terdapat pertambangan nikel yang terintegrasi dengan proses dan pengolahannya, Harita Nickel. Perusahaan yang berkomitmen dalam pembangunan berkelanjutan dengan mengedepankan pengelolaan lingkungan selama lebih dari 10 tahun.
Harita Nickel memiliki dua jenis industri proses pengolahan nikel yaitu pirometalurgi dan hidrometalurgi yang telah beroperasi. Tiga pabrik pirometalurgi atau smelter memiliki teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) yang menghasilkan produk feronikel.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain RKEF, Harita Nickel memiliki dua pabrik hidrometalurgi dengan teknologi High Pressure Acid Leach (HPAL) untuk mengolah bijih nikel kadar rendah atau limonit menjadi Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) yang dapat diproses selanjutnya menjadi nikel sulfat dan kobalt sulfat.
“Sekarang dengan dengan lagi boomingnya isi baterai maka otomatis permintaan akan ini tentunya akan semakin besar,” kata Head of Technical Support Harita Nickel.
Harita Nickel telah meningkatkan kapasitas pabrik HPAL dan telah memproduksi bahan baku baterai kendaraan listrik secara mandiri sesuai kebutuhan pasar dunia. Proses pertambangan Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara, selalu mengedepankan komitmen dalam pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : TIM |
Editor | : BIM |
Sumber | : CNBC INDONESIA |
Halaman : 1 2 Selanjutnya