Hilirisasi Sumber Daya Alam: Pilar Kedaulatan Energi
Adi Baiquni, S.Psi., M.H
(Kader Muda Partai GOLKAR/Badan Saksi Nasional Partai GOLKAR, Tim Kerja Satgas Hilirisasi Partai GOLKAR)
Tujuan utama hilirisasi ialah menciptakan nilai tambah, meningkatkan daya saing produk, dan menciptakan lapangan kerja di dalam negeri. Selain itu juga mempercepat pertumbuhan industri manufaktur berbasis sumber daya alam. Proses dapat membantu mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah atau produk dasar, meningkatkan diversifikasi ekonomi, dan merangsang pertumbuhan ekonomi. Apabila upaya percepatan berjalan sesuai yang diharapkan, hilirisasi industri akan memainkan peran signifikan dalam menarik investasi ke Indonesia. Target investasi Indonesia sebesar Rp 13.032 triliun pada 2025-2029 dan pertumbuhan ekonomi 8 persen pada 2029 merupakan sesuatu yang realistis dan bahkan akan melampaui target. Pencapaian itu akan menjadi fondasi yang kokoh untuk melanjutkan pembangunan pada tahun-tahun berikutnya hingga 2045.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Hilirisasi industri tambang misalnya, menjadi langkah penting untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam. Oleh karena itu, Presiden Prabowo pernah menegaskan bahwa Indonesia tidak boleh hanya mengekspor bahan mentah, tetapi harus menghasilkan produk jadi yang bernilai tinggi. Atas dasar itu Menteri Bahlil bersama Presiden Prabowo Subianto meresmikan PMR Freeport di Gresik Jawa Timur pada 17 Maret 2025, yaitu Pabrik Emas yang memiliki kapasitas produksi 50 ton emas per tahun. Ini langkah maju yang luar biasa, sebuah gebrakan yang dibangun Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam proses percepatan hilirisasi industri energi. Pada saat Bahlil Lahadalia menjabat Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia telah terlibat dalam pembahasan mengenai hal ini pada tahun 2021 akhir menyangkut “ground breaking” dengan total investasi USD4,2 miliar.
Penulis | : Adi Baiquni, S.Psi., M.H |
Editor | : BIM |
Sumber | : |
Halaman : 1 2 Selanjutnya