HMI MPO Bela MUI

Sabtu, 18 Desember 2021 - 13:00 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pengurus Besar HMI sangat mengapresiasi sikap tegas dan bijak MUI yang dituangkan melalui Bayan Majelis Ulama Indonesia tentang Penangkapan Dugaan Tersangka Terorisme yang terbit per tanggal 12 Rabi’ul Akhir 1443 H/17 November 2021, terutama pada point ke 3 (tiga) yang isinya meminta agar aparat berkerja secara profesional dengan senantiasa mengedepankan asas praduga tak bersalah dan dipenuhi hak-hak yang bersangkutan untuk mendapatkan perlakuan hukum yang baik dan adil. Menurut PB HMI ini adalah sikap yang sangat bijak oleh MUI sebagai wadah pemersatu ummat.

Di sisi yang lain ada fakta/realitas yang sangat mengherankan dan patut disayangkan oleh publik yaitu mengapa sampai saat ini issue terorisme masih santer di Indonesia. Padahal menyoal terorisme ini bukanlah hal yang baru di Indonesia. Justru dewasa ini jika masih ada teroris serta paham terorisme berkembang di Indonesia, maka tegas kinerja pemerintah khususnya Polri melalui Densus 88 dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) perlu dipertanyakan dan dievaluasi secara serius sebab terorisme bukanlah masalah baru di Indonesia. Kita juga tentu ketahui bersama bahwa dana yang tidak sedikit telah digelontorkan oleh Negara kepada kedua institusi tersebut namun seolah-olah tidak berarti apa-apa sebab kabarnya jaringan terorisme di Indonesia masih ada. Bahkan tercatat sejak peristiwa bom Bali pada 12 Oktober 2002 sampai sekarang issue terorisme ini seakan-akan malah menjadi project yang menjanjikan dan parahnya selalu mampu mengalihkan perhatian publik terhadap berbagai macam problem multidimensi yang tengah dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini seperti bahaya covid 19 yang tidak kunjung tuntas, kualitas kesehatan yang semakin anjlok, ekonomi yang sangat rapuh, hutang luar negeri yang semakin membelit, kualitas pendidikan bergerak semakin mundur, penegakan hukum yang tebang pilih yaitu tumpul ke atas namun tajam ke bawah, darurat tindak pidana korupsi terutama di kalangan elit penguasa, tingkat pengangguran dan kemiskinan meningkat, dan berbagai ketimpangan hidup lainnya ditambah lagi nasib demokrasi Indonesia yang semakin memperihatinkan sebab rezim Jokowi ini semakin jelas menghamba kepada kepentingan Oligarki terbukti melalui kebijakan dan regulasi yang lahir seperti Undang-undang nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Omnibus Law) dan Undang-undang No. 3 tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Minerba). Fakta mengherankan lainnya yaitu di tengah konsentrasi dan fokus pengawalan rakyat Indonesia kepada beberapa persoalan bangsa seperti skandal bisnis Polymerase Chain Reaction (PCR) yang mengakibatkan kerugian Negara puluhan triliun rupiah di mana skandal PCR ini mengaitkan pada 2 (dua) pejabat menteri kabinet Jokowi yaitu Luhut Binsar Panjaitan (Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi) dan Erick Thohir (Menteri Badan Usaha Milik Negera), juga soal ramainya penolakan publik terhadap Permendikbudristek RI no. 30 tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi yang dibuat oleh Nadiem Makarim ditengarai ada kepentingan upaya sekularisasi dan liberalisasi dunia pendidikan yang secara implisit pada peraturan menteri (permen) tersebut akan menjadi ruang bagi berkembangnya seks bebas di kalangan pelajar dan generasi muda, kemudian pada 9 Desember ini juga akan diperingati hari Anti Korupsi Sedunia dan pada 10 Desembernya akan diperingati hari Hak Asasi Manusia (HAM) Sedunia, lalu publik kembali dikagetkan dengan munculnya persoalan terorisme ini. Jangan-jangan ini adalah bahagian dari agenda atau cara pengalihan issue dan upaya untuk melemahkan gerakan yang selalu hadir sebagai kontrol atas kinerja pemerintah Jokowi. Sekali lagi boleh jadi issue terorisme melalui penangkapan Dr. Ahmad Zain an-Najah ini hanyalah bagian dari strategi atau cara pengalihan issue semata. Olehnya itu PB HMI mengecam dan mengutuk keras bila ada pihak yang mencoba untuk mempolitisasi dan mengkapitalisasi issue terorisme ini.

Baca Juga :  Catatan Awal Tahun 2023: Membangun Harapan Indonesia

Pengurus Besar HMI kembali menegaskan bahwa teroris dan terorisme adalah musuh Islam dan musuh bersama seluruh rakyat Indonesia. Dikarenakan Islam adalah agama yang Rahmatan lil ‘Alamin maka terorisme itu bukanlah ajaran Islam, sehingga tidak ada kaitan sedikitpun Islam dengan terorisme. Jadi apabila ada pihak yang mencoba mengaitkan terorisme dengan Islam termasuk MUI maka jelas sekali lagi ini adalah upaya makar yang nyata untuk terus melemahkan dan menciptakan polarisasi di kalangan ummat Islam memulai pemberian label yang negatif terhadap MUI, juga untuk kepentingan memojokkan Islam di mata dunia internasional yang tentunya akan sangat tidak menguntungkan bagi perkembangan dan kemajuan Ummat Islam. Padahal eksistensi ummat Islam dalam perjalanan sejarah bangsa ini tercatat telah memberikan kontribusi yang sangat besar bagi kemerdekaan bangsa Indonesia termasuk dalam merumuskan Dasar Negara yaitu *Pancasila*. Sehingga dalam situasi yang seperti ini ketika semakin menguatnya upaya jahat untuk menyudutkan ummat Islam maka sebuah keniscayaan akan semakin terjadi simpati dan konsolidasi penguatan di tubuh ummat Islam (ukhuwah Islamiyah) untuk tujuan kehormatan dan kemuliaan Islam sebagai bentuk kecintaan terhadap agama Islam dan NKRI. Semangat kesadaran keberagamaan yang demikian inilah yang perlu dibangun dan dijaga terus menerus oleh ummat Islam saat ini.

Penangkapan terhadap aktivis dan ‘Ulama dengan tuduhan teroris mestinya harus menjadi momentum penyatuan gerakan Rakyat Indonesia khususnya ummat Islam untuk bersatupadu berkolaborasi menyelamatkan bangsa ini dari ancaman baik yang datang dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal) sebagaimana yang dimaksudkan oleh TAP MPR No. VI tahun 2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa yang menegaskan bahwa tantangan kebangsaan Indonesia saat ini meliputi tantangan internal dan eksternal di tengah derasnya arus Globalisasi.

HMI dan MUI memang dua organisasi yang berbeda dan HMI bukanlah underbow dari MUI. Namun, atas dasar semangat menegakkan kebenaran dan keadilan, maka HMI merasa terpanggil untuk membela MUI yang saat ini tengah diissukan sebagai sarang teroris dan ada pihak yang meminta pembubaran MUI hanya karena ada satu anggota MUI yang terduga terlibat aksi terorisme. Sekalipun pada akhirnya terbukti di meja hijau, maka tindakan oknum tersebut sama sekali tidak bisa mewakili totalitas MUI. Sehingga dapat dijustifikasi bahwa pihak yang mengaitkan MUI dengan terorisme tengah mengalami cacat berpikir (logika) yang berbahaya. Olehnya itu, sekali lagi PB HMI merasa terpanggil untuk membela MUI. Solidaritas ini bukan hanya semata-mata atas nama keadilan dan kebenaran, namun sebagai usaha untuk membendung prasangka negatif atas Islam. Bayangkan saja jika MUI diissukan terlibat terorisme, maka akan memunculkan tafsir liar yang lagi-lagi akan dialamatkan kepada Islam sebagai agama teroris padahal sejatinya Islam adalah agama Rahmatan lil ‘Alamin.

Baca Juga :  Jakarta Butuh Kak Ulla

HMI bersama MUI, HMI bersama para Ustadz, ‘Alim ‘Ulama, Ummat Islam dan Seluruh Rakyat Indonesia. Billahi Taufiq wal Hidayah. Yakin Usaha Sampai.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : Affandi Ismail Hasan
Editor : Harris
Sumber :

Berita Terkait

Catatan Politik Senayan; Prioritaskan Program dengan Berpijak Pada Aspirasi Publik
Politik di Spice Islands
Transmigrasi Bukan Solusi Kesejahteraan Bagi Penduduk Orang Asli Papua
Implementasi Disertasi Menteri Bahlil: Pembentukan SATGAS Hilirisasi Berkeadilan dan Berkelanjutan Mendesak Dipercepat
Rancu Produk Hukum Pelantikan Presiden & Wakil Presiden
Kerek Lamok dan Wunuk Kerek
Perempuan Lani dan Cawat Tali
Sahabatku, Sukiman Yang Syahid Dalam Mencari Nafkah

Berita Terkait

Minggu, 24 November 2024 - 00:44 WIB

“Ribuan Warga Batam Meriahkan Kampanye Akbar ASLI, Amsakar dan Li Claudia Tegaskan Komitmen Membangun Kota”

Sabtu, 23 November 2024 - 23:33 WIB

Bagi sembako, Gakkumdu Enrekang Naikan Perkara ke Tahap Penyidikan

Sabtu, 23 November 2024 - 22:03 WIB

Barisan Pemuda Depok Kerahkan 11 Kecamatan dan 63 Kelurahan di Kampanye Akbar Imam-Ririn

Sabtu, 23 November 2024 - 20:41 WIB

Barisan Pemuda Depok tuntas mendukung sampai Kampanye Akbar!

Sabtu, 23 November 2024 - 20:31 WIB

Silmy Karim Buka Mubes Alumni FALTL Trisakti

Sabtu, 23 November 2024 - 17:55 WIB

Debat Kedua Pilkada Bursel 2024: Safitri-Hemfri Tampil Prima dan Unggul

Sabtu, 23 November 2024 - 17:49 WIB

Enam Kerukunan Asal Sulawesi Bersatu Dukung ARUS di Pilgub PBD

Sabtu, 23 November 2024 - 17:23 WIB

Deklarasi Dukungan: Relawan Hijau Hitam Siap Menangkan Ridwan Kamil dan Suswono

Berita Terbaru

Berita

Silmy Karim Buka Mubes Alumni FALTL Trisakti

Sabtu, 23 Nov 2024 - 20:31 WIB