Oleh: Tody Ardiansyah Prabu – Praktisi Hukum / Aktifis Alumni FH Univ Trisakti ( Mantan Ketua HMI Cab Jakarta Barat 2009 & Mantan Ketua Kom FH Univ Trisakti)
Indonesia sebagai * Negara Besar * harus punya roadmap jelas dalam langkah strategis geostrategis dan geopolitic yang mana indonesia sebagai negara yang memiliki banyak kepulauan dan memiliki selat jalur perairan laut yang strategis yang mana dilintasi perdagangan yg padat di dunia , Sumber Daya Alam yang indah dan Kaya dengan bonus demografi penduduk yang produktif, Muslim terbanyak di dunia dapat terwujudnya menjadi Trend Role Model / Teladan Terbaik Negara Demokrasi disegani Dunia dangan menentukan arah perjalanan ekonomi dunia* Indonesia benar – benar bisa menunjukkan kekuatan armada laut , kekuatan Tol laut, Kekuatan logistik laut dan kekuatan militer pangkalan laut dan perbatasan di maksimal kan agar negara tetangga pun memperhitungkan Indonesia dan ZEE ( Zona Ekonomi Ekslusif ) agar potensinya di maksimalkan oleh negara . Kenapa Negara Adidaya Ambisi besar di laut karena ingin menguasai jalur pedagang antar benua dan jalur roadmap jalur sutranya ??? Ini catatan penting Jika Indonesia mau menjadi negara Besar fokus pertahanan di laut , udara dan Darat . Bicara tentang sejarah bernama Enrique Maluku merupakan seorang pemuda asal Indonesia yang tercatat sebagai pengeliling dunia pertama dalam sejarah. Enrique berasal dari Ambon, Maluku dan memulai pelayaran pertamanya dari daerah kelahirannya itu pada tahun 1503.Enrique Maluku menjadi orang pertama di dunia yang berhasil mengelilingi dunia. Misi pelayaran yang dilakukan Enrique Maluku dan Magellan saat itu juga melibatkan seorang Navigator asal Spanyol, Sebastian De Elcano.Saat itu Magellan berupaya meyakinkan Raja Charles I yang menjadi raja baru Spanyol kala itu untuk mendukung proyek pelayarannya menuju pulau rempah-rempah.
Untuk lebih meyakinkan Raja Charles I, Magellan lalu membawa Enrique yang sangat memahami rute Hindia, memahami adat-istiadat, serta menguasai berbagai bahasa termasuk Portugal dan Spanyol. Atas kepiawaiannya itu, Enrique Maluku menjadi sosok yang sangat dibutuhkan oleh Magellan untuk mewujudkan impiannya menemukan Maluku dari rute barat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia :
Poros maritim merupakan sebuah gagasan operasional yang diwujudkan untuk menjamin konektifitas antar pulau, pengembangan industri perkapalan dan perikanan, perbaikan transportasi laut serta fokus pada keamanan maritim.Status Indonesia sebagai negara kepulauan telah ditetapkan sejak Deklarasi Djuanda pada tahun 1957 dan diperkuat dengan Konvensi Hukum Laut (United Nations Convention on the Law of the Sea/UNCLOS). Indonesia memiliki sekitar 17.500 pulau, bergaris pantai sepanjang 95.181 km. Sekitar 62% luas wilayah Indonesia adalah laut dan perairan, hal ini dikonfirmasi dari data KKP, luas wilayah daratan sebesar 1,91 juta km2 sedangkan luas wilayah perairan mencapai 6,32 juta km2.
Disebut sebagai negara maritim, Indonesia memiliki garis pantai terbesar kedua di dunia yaitu sepanjang 95.181 km, sedangkan dua pertiga wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah laut dengan luas 5,8 juta per kilometer persegi. Namun kondisi saat ini menunjukkan bahwa Indonesia hanya mampu menempati peringkat kelima dalam ekspor perikanan di ASEAN. Tak hanya itu, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNPB) dari sektor Perikanan hanya mampu menyumbang tidak lebih dari 250 Milyar Rupiah. Indonesia memiliki keunggulan sumber daya laut yang lebih melimpah daripada negara lain di ASEAN. Dengan laut yang sangat luas, ditambah jumlah nelayan yang mencapai enam juta orang.seharusnya menjadi negara eksporter ikan terbesar di wilayah Asia Tenggara. ”Kita sebenarnya bisa menjadi nomor satu di ASEAN. Kita punya enam juta nelayan dan laut yang luas. Vietnam jadi negara Asean yang lebih unggul dalam ekspor ikan dan produk turunannya.Menariknya ada Vietnam dan Thailand yang melampaui nilai ekspor ikan Indonesia. Usut punya usut, Vietnam bisa lebih unggul karena negara Asean ini diketahui mengekspor kembali ikannya dalam bentuk olahan setelah membelinya dari Indonesia.pencapaian nilai ekspor Vietnam menunjukkan pengolahan (processing) ikan yang terbilang baik di negara tersebut. Rata-rata produk perikanan vietnam pun dikirim ke Amerika Serikat dan negara-negara Eropa.Kita tentunya berharap semoga ke depan nilai ekspor ikan Indonesia dapat meningkat dan pengolahan ikan bisa jauh lebih baik dari sebelumnya
“Sebagai negara maritim, kita punya segalanya. Jika dikalkulasi dan dikelola secara maksimal, kekayaan laut Indonesia mampu menyumbang pendapatan 1,2 triliun dolar AS, terlebih kita memiliki beberapa sumber yang terkandung di laut Indonesia di antaranya cadangan migas mencapai 9,1 miliar barel masih terpendam, wisata bahari ,komoditas perikanan dan kekayaan kandungan dibawah laut lainya. Indonesia punya potensi ekonomi kelautan yang sangat melimpah. Hal ini didasarkan pada data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tahun 2020 memperkirakan potensi ini bisa mencapai US$ 1338 miliar atau Rp19,6 triliun per tahun. Namun, sudahkah potensi ini dimanfaatkan dengan baik untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia? “Permasalahannya adalah bahwa potensi luar biasa ini belum bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia secara optimal,” Jika bisa dimanfaatkan baik Rakyat Indonesia akan makmur sejahtera berkeadilan dan negara Indonesia semakin kuat Maju.
Berdasarkan laporan Organisasi Pangan Dunia (FAO), total produksi perikanan tangkap laut secara global sebesar 78,8 juta ton pada 2020. Jumlah itu menurun dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar 80,09 juta ton.
Dari jumlah itu, China menjadi produsen perikanan tangkap laut terbesar mencapai 11,77 juta ton. Hanya saja, jumlah tersebut juga turun 3,23% dibandingkan tahun 2019 yang mencapai 12,15 juta ton.
Posisi kedua ditempati oleh Indonesia dengan produksi perikanan tangkap laut sebesar 6,43 juta ton. Kemudian, produksi perikanan tangkap laut di Peru sebanyak 5,61 juta ton.
Sementara, dari catatan Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP, Indonesia menjadi eksportir perikanan ke-11 secara global pada 2021, menurun dari urutan 8 pada 2020.
Meski begitu, nilai ekspor perikanan Indonesia meningkat dari tahun 2020 US$ 5,2 miliar menjadi US$ 5,7 miliar. Penurunan urutan Indonesia pada 2021 ini, dikalahkan dengan tingkat ekspor perikanan dari Amerika Serikat, Rusia, Kanada dan Spanyol.
Urutannya, China nilainya US$ 22,1 miliar, Norwegia US$ 13,9 miliar, Vietnam US$ 8,3 miliar, India US$ 7,6 miliar, Kanada US$ 7,2 miliar, Ekuador US$ 7,1 miliar, Chile US$ 7 miliar, Rusia US$ 6,1 miliar, AS US$ 5,9 miliar, Spanyol US$ 5,8 miliar, dan Indonesia US$ 5,7 miliar.
“Rata-rata eksportir utama mengalami peningkatan ekspor cukup signifikan, seperti China naik 15%, Norwegia 25%, India naik 30%, Kanada naik 45%, Ekuador 31%, dan termasuk Indonesia naik 10%
Tol Laut :
Beberapa kebijakan dan program pembangunan Presiden Joko Widodo dalam mendukung visi Indonesia menjadi poros maritim dunia antara lain yaitu melalui penegakkan kedaulatan wilayah laut NKRI, revitalisasi sektor-sektor ekonomi kelautan, penguatan dan pengembangan konektivitas maritim, rehabilitasi kerusakan lingkungan dan konservasi biodiversity, serta peningkatan kualitas dan kuantitas SDM kelautan.
Gagasan terbesar menuju poros maritim dunia adalah dengan membangun tol laut, yaitu sebuah sistem jalur distribusi logistik menggunakan angkutan kapal barang dengan rute terjadwal dari ujung barat hingga timur dan dari utara ke selatan Indonesia.
“Selain itu, visi poros maritim bukan hanya persoalan membangun tol laut, melainkan juga bagaimana menjaga kekayaan sumber daya laut dari aksi-aksi penangkapan ikan ilegal oleh pihak-pihak asing.
Poros Maritim Jadi Kunci Kedaulatan Laut Indonesia
Latihan Bersama Multilateral Naval Exercise Komodo Tahun 2023
Di tengah ketegangan antara Amerika dan China, Indonesia menggelar latihan “non perang” bersama 36 negara, termasuk kedua negara besar tersebut. Pengamat menilai latihan bersama ini sebagai bentuk diplomasi pertahanan Indonesia untuk membangun kepercayaan, dan sekaligus mengurangi kekhawatiran dan kesalapahaman antar negara; bukan dalam konteks untuk menghadapi kekuatan besar yang ada.
Indonesia, Senin lalu (5/6) secara resmi membuka latihan gabungan “Multilateral Naval Exercise Komodo” atau MNEK 2023 di Makasar, Sulawesi Selatan. Latihan gabungan non perang itu diikuti oleh angkatan laut dari 36 negara, termasuk Amerika, China, Jepang, Korea Selatan dan Rusia.
Latihan yang dibuka Paglima TNI Laksamana Yudo Margono ini merupakan latihan non perang yang mengedepankan kerjasama maritim di kawasan regional, penanggulangan bencana serta operasi kemanusiaan guna mempererat kerjasama antara TNI Angkatan Laut dengan negara-negara sahabat. Menurutnya, penguatan diplomasi angkatan laut seperti ini harus terus dipupuk.
Selain sebagai sarana diplomasi, kata Yudo, latihan bersama itu juga untuk memastikan stabilitas keamanan wilayah laut Indonesia, mengingat “wilayah laut Indonesia berbatasan dengan sepuluh negara. Karena itu kita juga harus menjalin kerjasama yang baik melalui kegiatan-kegiatan seperti ini,” kata Panglima.
Untuk mewujudkan visi pemerintahan Jokowi, yaitu menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia, diplomasi maritim dinilai sangat penting dilakukan. Salah satunya dengan mengajak negara-negara tetangga menjaga keamanan maritimnya masing-masing.
Terkait dengan hal itu, dalam rangka memperkenalkan Indonesia sebagai negara maritim dan memiliki visi Poros Maritim Dunia, Indonesia mengadakan Multilateral Naval Exercise Komodo yaitu latihan bersama angkatan laut berskala internasional. MNEK diselenggarakan oleh TNI AL sejak 2014 yang fokus latihan pada aspek non perang. Poros maritim memiliki 7 pilar berdasarkan perpres No. 16 Th. 2017. Bahwa MNEK memiliki kontribusi dalam mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia melalui kegiatan latihan MNEK, seperti festival kuliner tradisional, operasi maritim penjaga perdamaian, taks unit (latihan bersama di laut), pembangunan infrastruktur, aksi medis, penanaman terumbu karang, latihan SAR, kemah pesisir dan kerjasama maritim.
Multilateral Naval Exercise KOMODO (MNEK) adalah latihan bersama multilateral yang dilakukan oleh Angkatan Laut Indonesia (TNI-AL). Pelatihan ini diadakan setiap tahun antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. KOMODO pertama diadakan pada tahun 2014, di sekitar Kota Batam.
Multilateral Naval Exercise (MNE) Komodo yang sebelumnya digelar di Batam, Padang dan Riau selain untuk meningkatkan hubungan kerja sama dan Navy Brotherhood juga menjadi bagian dari upaya Pemimpin TNI AL dalam membangunan sumber daya manusia TNI AL yang profesional dan unggul. Hal tersebut menjadi salah satu pokok penekanan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Muhammad Ali dalam Perintah Harian Kasal. (Dispen Kolinlamil)
Latihan bersama multilateral Komodo ke-4 digelar pada bulan Juni 2023 di perairan selat Makassar dengan pertimbangan karena wilayah perairan yang berada di antara Pulau Kalimantan dan Sulawesi tersebut memiliki area yang luas dan cukup bagus untuk dijadikan simulasi latihan. Latihan bersama ini mengundang 48 peserta dari Angkatan Laut negara-negara sahabat dengan materi latihan nonwar-fighting. Kegiatan latihan yang digelar secara rutin oleh TNI AL ini merupakan implementasi dari tugas pokok TNI Angkatan Laut dalam bidang diplomasi dan militer yaitu dalam Operasi Militer Selain Perang (OMSP) bersama dengan Angkatan Laut negara sahabat dalam aksi penanggulangan bencana alam dan bantuan kemanusiaan, serta ancaman bersama aspek maritim. Salah satu tujuan yang hendak dicapai dari penyelenggaraan latihan bersama ini adalah untuk berbagi pengalaman dan menyiapkan kerangka kerja sama dalam menghadapi situasi krisis dalam bidang keamanan maritim.
Kerjasama multilateral tsb adalah Bukan Pakta Pertahanan dengan kerjasama tsb bisa mewujudkan Indonesia poros maritim dunia , terlebih kedepanya bisa dilembagakan yang mana kerjasama militer yang bukan perang. Apalagi Indonesia sebagai Ketua ASEAN di 2023. Bahwa Multilateral Naval Exercise KOMODO (MNEK) memiliki kontribusi dalam mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia melalui kegiatan latihan MNEK, seperti festival kuliner tradisional, operasi maritim penjaga perdamaian, taks unit (latihan bersama di laut), pembangunan infrastruktur, aksi medis, penanaman terumbu karang, latihan SAR, kemah pesisir dan kerjasama maritim.
Seperti yang sudah kita ketahui, Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang ada di dunia. Bukan hanya sekedar kepulauan, Indonesia menjadi negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia memiliki 17.499 pulau dengan luas total wilayah Indonesia sekitar 7,81 juta km2. Dari total luas wilayah tersebut, luas lautan indonesia sekitar 3,25 juta km2 dan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia sekitar 2,55 juta km2. Hal tersebut membuktikan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia merupakan lautan, yang memiliki potensi akan kekayaan hasil lautnya. Indonesia mesti mencetak ilmuwan ilmuwan Hydrographer untuk mempelajari mensurvei di permukaan dibawah laut indonesia terkandung di dalamnya jangan sampai kekayaan laut dan bahan bakunya ada di miliki indonesia dan suatu saat ketika ingin menciptakan inovasi produk baik obat, kosmetik dan lain2 copyridenya dipatenkan oleh asing , sosok Hydrographer adalah seorang profesional yg mempelajari mengukur sifat sifat fisik air seperti kedalaman, aliran , arus, pasang surut, suhu dan kepekatan diperairan seperti sungai, air dan lautan. Mereka menggunakan berbagai metode dan teknologi untuk mengumpulkan data hydrografis yg akurat dan mengahasilkan peta hydrografis
Luasnya lautan Indonesia dan potensi yang dimilikinya, membuat presiden pertama Indonesia yaitu Soekarno berharap Indonesia dapat menjadi negara maritim yang berjaya. Saat itu, dalam rangka mengedukasi masyarakat, pemerintah mengadakan Musyawarah Nasional (Munas) Maritim 1 pada 23 September 1963. Melalui Munas tersebut, Presiden Soekarno akhirnya menerbitkan Surat Keputusan Presiden Nomor 249/1964 yang menetapkan tanggal 23 September sebagai Hari Maritim Nasional.
Hari Maritim Nasional dibuat dan diperingati setiap tahunnya agar masyarakat Indonesia tahu bahwa Indonesia memiliki potensi besar dari kekayaan hasil lautnya sebagai sebuah negara maritim. Di samping itu, upaya lain pemerintah dalam menjadikan Indonesia sebagai negara martim adalah menetapkan tujuh pilar poros maritim dunia. Ketetapan tersebut tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2017 tentang Kebijakan Laut Indonesia.
Dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2017 tentang Kebijakan Kelautan Indonesia, Poros Maritim Dunia adalah suatu visi Indonesia untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maritim yang berdaulat, maju, mandiri, kuat serta mampu memberikan kontribusi positif bagi keamanan dan pertahanan dan perdamaian kawasan dan dunia sesuai dengan kepentingan nasional. Tujuh Pilar Poros Maritim Dunia adalah suatu kebijakan terkait kelautan Indonesia untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim bagi dunia. Ketujuh pilar tersebut meliputi:
1. Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
2. Pertahanan, Keamanan, Penegakan Hukum, dan Keselamatan di Laut.
3. Tata Kelola dan Kelembagaan Kelautan
4. Ekonomi dan Infrastruktrur Kelautan dan Peningkatan Kesejahteraan
5. Pengelolaan Ruang Laut dan Perlindungan Lingkungan Laut
6. Budaya Bahari
7. Diplomasi Maritim
Sebuah kehormatan bagi Indonesia menjadi Ketua ASEAN tahun 2023
Keketuaan Indonesia akan menjadikan ASEAN Matters: Epicentrum of Growth,”
Presiden Joko Widodo juga mengatakan bahwa ASEAN harus menjadi kawasan yang stabil dan damai, serta menjadi jangkar stabilitas dunia. Lebih lanjut, ASEAN juga harus konsisten menegakkan hukum internasional dan tidak menjadi proksi siapapun.
“ASEAN harus menjadi kawasan yang bermartabat, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan demokrasi,” ucap Presiden Jokowi dalam sambutannya.
Selanjutnya, Presiden Joko Widodo menginginkan ASEAN harus memperkuat diri untuk menjadi kawasan ekonomi yang tumbuh cepat, inklusif, dan berkelanjutan. Di sisi lain, peningkatan kapasitas institusi ASEAN juga menjadi perhatian, agar mampu menjawab tantangan 20 tahun ke depan.
“ASEAN 2045 harus lebih adaptif, responsif, dan berdaya saing. Semua itu harus diperjuangkan dengan cara ASEAN yaitu konsisten dengan semangat kerja sama serta menjalankan Piagam ASEAN seutuhnya,” tegas Presiden Joko Widodo.
Semoga Allah Swt Meridhoi Perjuangan Para Pemimpin Indonesia untuk mengantarkan Peradaban Indonesia Yang Lebih Baik.
Rakyat Indonesia membutuhkan sosok Figur yang Membumi dekat dengan rakyat, dan Menggetarkan Dunia sebagai Macan Dunia
Salam Perjuangan , Merdeka !!! Yakin Usaha Sampai*
”wallahu a’lam bishawab”.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : TODY ARDIANSYAH PRABU |
Editor | : YULI A.H |
Sumber | : |