Ingatan 30 September, “PKI No dan Komunis Yes”

Senin, 3 Oktober 2022 - 10:23 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Muliansyah Abdurrahaman Ways (Komite Kadin Indonesia, Pegiat Demokrasi & Politik Lokal),(Doc:DETIK Indonesia) 

Muliansyah Abdurrahaman Ways (Komite Kadin Indonesia, Pegiat Demokrasi & Politik Lokal),(Doc:DETIK Indonesia) 

Kita di generasi tahun 2022 juga ikut diingatkan peristiwa ini, sehingga sebagai generasi milenial dan Z adalah masa generasi yang ikut mendengar dan mengetahui dari setiap catatan sejarah bangsa ini, wajib sebagai anak negeri untuk tahu sejarah perjalanan bangsa ini, sehingga kita tidak kaku dalam memandang dan melihat saat kita memiliki perspektif tentang PKI, komunis dan Pancasila.

Dari sisi pemikiran dan ketokohan, tentu kita ikut bangga atas sejumlah tokoh komunis yang, walaupun dari sisi politik institusi masih belum di berikan kesempatan, karena nama PKI telah tercatat sebagai bagian dari membantai sejumlah tokoh jenderal revolusi, tetapi dari sisi pemikiran, penulis meyakini bahwa kita tak bisa menafikan bahwa kita belajar pemikiran – pemikiran dari Tokoh Komunis baik luar negeri hingga di dalam negeri.

Baca Juga :  Menemani Cak Anas pada halaman-halaman berikut!

Kenapa PKI No, karena Komunis secara institusi partai politik memiliki sejarah buruk dan di tetapkan secara regulasi TAP MPRS No XXV/MPRS/1966/ Tahun 1966 bahwa PKI telah dibubarkan. Tetapi bukan berarti pemikiran Komunis pun bubar, alhasil hingga kini komunis tetap saja menjadi pemikiran banding dari pemikiran – pemikiran lain dan masih banyak juga Negara – Negara di Dunia sebagian masih menggunakan ideologi ini sebagai dasar gerakan ideologi politiknya sebagaimana kita lihat RRC, Rusia, Korea Utara dan Negara lainya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di Indonesia, Komunis masih indentik dengan PKI, itulah membuat orang Indonesia skeptis dan seolah – olah bahwa Komunis itu satu ajaran yang menggengtayangan ideologi Pancasila, sehingga bila ada anak cucu PKI bangkit dianggap salah dan dilarang. Padahal Komunis juga ada ajaran positifnya yang kini membuat Negara Korea Utara kuat, Cina kuat dan Rusia benar – benar kuat.

Baca Juga :  Kaum Muda dan Gimik Politik 2024

Ambillah pemikiran politik yang positif, sehingga kita bukan PKI tetapi kita kader Komunis secara gagasan dan pemikiran, menjadi komunis bukan berarti kita PKI, tetap kita bagian dari belajar komunis bukan PKI di Indonesia. Biarkan lah komunis juga ikut bersanding dengan pemikiran – pemikiran lain, kita belajar Karl Marx, Mao, Lenin, Tan Malaka dan Soekarno bukan berarti kita Komunis ataupun PKI.

Jadikanlah 30 September lebih pada nilai – nilai positif, nilai – nilai akomodatif dan nilai – nilai yang dapat menghadirkan pancasila sebagai ideologi pemersatu, ideologi terbuka dan Ideologi yang bertranformasi sebagai nilai universal.

PKI boleh dilarang, tetapi pemikiran tak bisa dilarang, karena pemikiran sebagai kemerdekaan berimajinasi. PKI tentu No, tetapi Komunis bisa saja yes. Dihari ini tanggal 30 September 2022 adalah momentum bertranformasi pemikiran – pemikiran Pancasila ke berbagai perspektif kehidupan keindonesiaan.

Baca Juga :  Perppu Cipta Kerja; Kegentingan Memaksa Atau Mengada-ada?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : Muliansyah Abdurrahman Ways
Editor : Fiqram
Sumber :

Berita Terkait

Transmigrasi Bukan Solusi Kesejahteraan Bagi Penduduk Orang Asli Papua
Implementasi Disertasi Menteri Bahlil: Pembentukan SATGAS Hilirisasi Berkeadilan dan Berkelanjutan Mendesak Dipercepat
Rancu Produk Hukum Pelantikan Presiden & Wakil Presiden
Kerek Lamok dan Wunuk Kerek
Perempuan Lani dan Cawat Tali
Sahabatku, Sukiman Yang Syahid Dalam Mencari Nafkah
Papua Bukan Tanah Kosong
Membangun Politik yang Bersih Sehat & Jujur

Berita Terkait

Sabtu, 16 November 2024 - 14:00 WIB

Dalam Rangka menyambut HUT ke-60 Partai Golkar, DPD Partai Golkar Jakarta Timur Gelar Senam Massal 

Sabtu, 16 November 2024 - 10:03 WIB

Semangat Hari Pahlawan, Relawan SEJAJAR Resmi Usung RIDO untuk Jakarta

Jumat, 15 November 2024 - 09:56 WIB

KAHMI JAYA Jaga Netralitas, Sukses Undang Seluruh Paslon di Pilkada Jakarta 2024 dalam Acara “Geruduk Paslon”

Kamis, 14 November 2024 - 22:17 WIB

Logistik Terpercaya untuk Ekspedisi Surabaya Tobelo dengan Layanan Unggul

Rabu, 13 November 2024 - 17:31 WIB

Wujudkan Halsel Hebat, Rusihan-Muhtar Tampil Memukau Pada Debat ke Dua

Rabu, 13 November 2024 - 17:30 WIB

Menyamakan Sherly Tjonda Sebagai Khadijah Maluku Utara” Pelecehan bagi Umat Islam

Sabtu, 2 November 2024 - 15:48 WIB

Banom Mpok None Bamus Betawi Gelar Jakarta Fashion Batik Carnival 2024

Jumat, 1 November 2024 - 15:03 WIB

Kisah Inspiratif Mama Cahya Gagas UMKM di Kawasi, Punya Penghasilan Besar

Berita Terbaru

Berita

Benahi Penanganan Korupsi dari Hulu ke Hilir

Minggu, 17 Nov 2024 - 16:24 WIB

Nasional

KPK Harapkan Dewas Terpilih Sosok yang Berintegritas

Sabtu, 16 Nov 2024 - 22:17 WIB

Nasional

Mardiono Beri Sinyal Maju Sebagai Ketua Umum PPP

Sabtu, 16 Nov 2024 - 22:09 WIB