IWD Sebagai Refleksi Pemetaan Gerakan Perempuan Baru

Selasa, 8 Maret 2022 - 09:02 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Momentum Internasional Women Day (IWD) yang diperingati setiap tanggal 8 maret dimana selalu disambut oleh seluruh perempuan dipenjuru dunia, harus melahirkan gagasan baru dalam menyikapi isu keperempuanan. IWD telah resmi diperingati sejak tahun 1911 dalam sejarah yang mana pada hari itu untuk pertama kalinya menandai kepada semua orang tentang kesetaraan. IWD diperingati setiap satu tahun sekali untuk menghidupkan kembali semangat pencapaian kaum perempuan dalam setiap sektor kehidupan. 

Lebih dari 1 abad perjuangan perempuan dalam segala sektor kehidupan perempuan untuk mendapatkan haknya sebagai warga negara yang seringkali terabaikan karena berbagai hambatan, terutama hambatan yang berasal dari kuatnya nilai ideologi patriarki. Bila kita cermati permasalahan yang teridentifikasi pada awal abad XX dengan apa yang terjadi di awal abad XXI ini, ternyata beberapa hal masih merupakan isu sentral yang belum banyak mengalami perubahan. Kekuatan perempuan sebagai kelompok baru benar-benar diperhitungkan setelah Kongres Perempuan Indonesia pada tahun 1928, dimana hal itu dianggap sebagai era kebangkitan kaum perempuan Indonesia yang pada saat itu pertama kali memunculkan kesadaran perempuan Indonesia atas kepentingannya yang berbeda dari rekan pejuang laki-laki.

Baca Juga :  Catatan Politik Senayan; Prioritaskan Program dengan Berpijak Pada Aspirasi Publik

Beberapa penelitian menyoroti gerakan kaum perempuan melalui berbagai organisasi, dimana menyimpulkan bahwa organisasi perempuan di Indonesia mengalami kemajuan dalam kuantitas, namun mengalami kemunduran dalam kualitas sejak orde baru. Kemampuan organisasi untuk mencapai tujuan penyadaran dan partisipasi perempuan serta pemecahan persoalan-persoalan tentang perempuan ini semakin pudar, lebih banyak menitikberatkan pada kegiatan yang hanya berbentuk seremonial bukan target oriented. Merefleksi ataupun merevitalisasi arah gerakan perempuan saat ini adalah sesuatu yang harus dilakukan, pertanyaan-pertanyaan “apa yang telah dilakukan dalam rangka pemberdayaan kaum perempuan? Kegiatan apakah yang dirasakan cukup efektif untuk meningkatkan posisi tawar perempuan yang dapat meningkatkan akses dan peluang dalam berbagai bidang kehidupan” menjadi sesuatu yang perlu dikaji oleh perempuan secara bersama. Saat ini dibutuhkan adanya suatu pemetaan kekuatan organisasi perempuan yang ada di setiap komunitas, sebagai data dasar dapat melakukan kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan. 

Setidaknya terdapat lima kerangka pemberdayaan perempuan yang meliputi lima tingkatan, yakni, pemerataan tingkat kesejahteraan, pemerataan tingkat akses, pemerataan tingkat penyadaran, pemerataan tingkat partisipasi aktif, pemerataan tingkat kontrol/penguasaan (Sarah Longwe :1991). Konsep pemberdayaan perempuan mengandung paling tidak tiga pokok pikiran, pertama adalah pemenuhan hak-hak konstitusional secara holistik, yang mencakup pemberdayaan ekonomi, sosial-budaya, politik, dan psikologis. kedua, penanggulangan hambatan struktural yang menghambat kemajuan perempuan dan terwujudnya kesetaraan gender. Ketiga, penguatan secara kultural, yakni perlu adanya pemberdayaan yang dilaksanakan bersama-sama antara laki-laki dan masyarakat umumnya. 

Sejauh ini gerakan perempuan hanya sebatas meningkatkan pengetahuan dan kemampuan perempuan untuk terlibat aktif pada domain publik, namun belum bisa mengubah kepincangan pada ketimpangan-ketimpangan gender. Gerakan perempuan saat ini adalah gerakan yang harus menyuarakan adanya “kekhususan” atau katakanlah potensi pada diri dan posisi perempuan dalam masyarakat, dan kekhususan yang ada tersebut perlu dihormati dan diberi ruang untuk lebih berkembang, bukannya dilecehkan dan disubordinasikan. Menyediakan ruang-ruang yang lebih terbuka agar potensi yang dimiliki perempuan itu bisa terdengar dan terartikulasikan sebagai suara dan wacana, dan bahkan menjadi praktek hidup sehari-hari, yang memang berasal dari perempuan itu sendiri. Momentum International women day kali ini harus menjadi refleksi bagi setiap organisasi perempuan untuk melakukan pemetaan kembali arah gerakan organisasi dalam melakukan pemberdayaan perempuan.

Baca Juga :  OAP Wajib Selamatkan Bahasa Ibu Sebagai Identitas Warisan Budaya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : Umiroh Fauziah 
Editor : Harris
Sumber :

Berita Terkait

Tidak Dipakai Di Pemerintahan Baru, Mantan Menlu Retno Marsudi Moncer Di Kancah Nasional dan Internasional
Sebuah Langkah Nyata Dari Anies Baswedan Menuju Kepemimpinan yang Visioner
Kepemimpinan dan Arah Kebijakan Energi
Pemuda Gereja Diharapkan Membudayakan Baca Buku
Makna Natal & Cinta yang Tulus Senator Nelson Wenda Bagi Anak-Anak Terpingirkan
Jadilah Garam dan Terang
Forum Rakyat Indonesia Unggul: Refleksi Akhir Tahun 2024, Mengurai Benang Kusut Problematika & Meraih Masa Depan Indonesia Unggul 2045
Peran Pemerintah sebagai Solusi atas Konflik di Kabupaten Lani Jaya

Berita Terkait

Minggu, 2 Februari 2025 - 17:28 WIB

Sebuah Langkah Nyata Dari Anies Baswedan Menuju Kepemimpinan yang Visioner

Jumat, 31 Januari 2025 - 10:46 WIB

Kepemimpinan dan Arah Kebijakan Energi

Rabu, 15 Januari 2025 - 11:19 WIB

Pemuda Gereja Diharapkan Membudayakan Baca Buku

Senin, 30 Desember 2024 - 14:09 WIB

Makna Natal & Cinta yang Tulus Senator Nelson Wenda Bagi Anak-Anak Terpingirkan

Minggu, 29 Desember 2024 - 13:05 WIB

Jadilah Garam dan Terang

Sabtu, 28 Desember 2024 - 23:18 WIB

Forum Rakyat Indonesia Unggul: Refleksi Akhir Tahun 2024, Mengurai Benang Kusut Problematika & Meraih Masa Depan Indonesia Unggul 2045

Sabtu, 28 Desember 2024 - 22:21 WIB

Peran Pemerintah sebagai Solusi atas Konflik di Kabupaten Lani Jaya

Sabtu, 28 Desember 2024 - 16:05 WIB

Bahtera Penjual Angin: Humor Gus Dur Mencubit HMI

Berita Terbaru

Nasional

Hashim: Prabowo Gagas Program Makan Bergizi Gratis Sejak 2006

Minggu, 2 Feb 2025 - 19:11 WIB