Oleh: Sepi Wanimbo
Penulis : Ketua Pemuda Baptis West Papua
Anggota Forum Pemuda Kristen Di Tanah Papua
Egois adalah kata yang sangat tidak disukai oleh hampir semua orang di seluruh dunia. Sifat egois jika dikelola dengan berlebihan akan melahirkan negatif action, namun jika egoisme dikelola dengan baik, maka sifat egois itu sangat baik. Jadi baik tidaknya egoisme seseorang sangat bergantung kepada pengelolaan yang bersangkutan, mau dikelola dengan pikiran positif atau dengan pikiran negatif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tidak ada larangan untuk memikirkan diri sendiri, karena hal tersebut adalah hak pribadi. Namun jika kita memikirkan diri kita sendiri tanpa kita memikirkan orang lain akan melahirkan berbagai macam spekulasi dikalangan masyarakat. Banyak dieksposkan di media penyiaran bahwa banyak pejabat atau warga, khususnya pengusaha, yang tersandung masalah cenderung tertutup dan tidak suka bergaul dengan masyarakat sekitar lingkungan.
Di zaman ini banyak orang berpikir bahwa bergaul dengan orang lain membuat susah karena dianggap banyak menghabiskan waktu, tenaga dan biaya. Ada juga yang memikirkan pergaulan dengan banyak orang hanya boleh dilakukan oleh para politisi saja sedangkan pengusaha dan aparat pemerintah tidak terlalu penting. Melihat kehidupan sehari – hari, orang Papua sudah mulai kehilangan konsep hidup bersama padahal konsep hidup bersama adalah sebuah kekuatan yang tiada taranya.
Dalam kinteks budaya Baliem banyaknya pergaulan kita dan banyaknya kunjungan ke rumah kita oleh masyarakat menunjukkan siapa dan seberapa besar pengaruh keberadaan kita dalam masyarakat.
Tidak sedikit orang Papua lebih mementingkan diri sendiri dengan mengesampingkan orang lain. Ketika kita berpikir demikian saat itulah yang disebut dengan egoisme negatif. Pemimpin di Papua haruslah Low Profile memiliki sikap rendah hati atau kesederhanaan. Kesederhanaan dapat ditunjukkan dalam berpakaian, bertutur kata maupun berperilaku. Dalam diskusi, bicaralah apa adanya dan memiliki karakter serta kesopanan dalam masyarakat.
Contoh yang paling nyata di Indonesia adalah kepribadian Joko Widodo ( Jokowi ) Gubernur DKI Jakarta ( Mantan Walikota Solo dan kini Presiden Republik Indonesia ) yang luar biasa. Mengasihi rakyat dan konsisten dengan apa yang diutarakannya. Tidak pendendam ketika di hujat. Dia adalah seorang pribadi sekaligus sebagai seorang pemimpin yang tidak pernah memikirkan dirinya sendiri. Apa yang dirasakan rakyatnya juga dirasakannya karena memang dia berasal dari kalangan bawah. Seorang pribadi yang sederhana dan bersahaja, menonjolkan sisi budaya Jawa dalam kepemimpinannya.
Rakyat kagum melihat, dia sangat disukai rakyat di seluruh Indonesia. Bahkan dia disebut sebagai salah satu dari 10 Walikota terbaik di dunia. Bahkan saat buku ini ditulis hampir seluruh Survey menempatkan dirinya sebagai calon kuat presiden RI. Kini akhirnya Jokowi telah terpilih menjadi Presiden ketujuh RI.
Dari pribadi sederhana ini, kita dapat belajar bahwa dengan rakyat kita dapat membentuk sebuah weapon ( senyata ) atau sebuah power ( kekuatan ).
Orang Papua memiliki karakter budaya tersendiri yang sudah tersusun rapih sejak nenek moyang. Yang mengherangkan kita kenapa para pemimpin dan generasi Papua sudah mulai kehilangan nilai budaya. Malah kita tergantum – kagum dengan cara dan budaya orang lain. Generasi Papua jadilah pribadi yang low profile, saling mengakui dan menghargai. Jauhkanlah sifat mementingkan diri sendiri. Pribadi yang mementingkan diri sendiri dalam kinteks budaya Balim orang menyebutkan dengan istilah Ap Kepu.
Harapan kita sebagai geberasi Papua haruslah menjadi pribadi yang selalu memikirkan perasaan dan keberadaan orang lain dalam hal apa pun. Ada kisah sederhana yang dapat menginsipira kita, ketika saya ( Marthen ) mengikuti orang pimpinan di pengunungan tengah yang rendah hati. Dalam perjalanan dari distrik Asolagaima menuju Wamena. Di tengah perjalanan kami berpasangan dengan seorang kakel yang terlihat berusia kira – kira 70 – an tahun dan dibahunya ada setumpuk ikatan kayu bakar, saya terkejut karena mobil yang ditumpangi oleh pemimpin tersebut berhenti lalu memanggil kakel tersebut, mengambil uang dan memberikannya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : Sepi Wanimbo |
Editor | : Fiqram |
Sumber | : |
Halaman : 1 2 Selanjutnya