Jokowi Anies Kolaborasi Politik Akal Sehat

Rabu, 27 April 2022 - 08:00 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh: Muhammad Syukur Mandar

Penulis Adalah: Wakil Ketua Umum KAHMI JAYA

Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri, penggalan kata bijak Bung Karno _*(the founding fathers)*_ ini mencerminkan raut wajah kusamnya politik indonesia hari ini. Berbagai diskursus politik yang mengarahkan kita pada sebuah tatanan politik perpecahan sedang disetting dan mengemuka. Tidak tanggung-tanggung, dalil-dalil politik yang diboyong sebagai pendulum isu dan opini penyurut kebencian sangat kuat dan keras, pro kontra kebhinekaan, pro dan anti Pancasila, agitasi isu intoleran dan isu SARA lainnya, oleh mereka para pembuli media sosial dicatatkan dengan tinta kebencian di halaman depan buku persatuan Indonesia. Narasi persatuan dan politik kebangsaan kita sedang berusaha untuk didegradasi oleh isu perpecahan dan pertikaian kelompok yang terbelah karena faksi politik disetiap pemilu. ada semacam penyakit sosial yang menggejala, bahwa pemilu seolah-olah adalah simbol dinyalakannya kebencian antara masing-masing pendukung Calon Presiden yang berkompetisi. Padahal sejatinya pemilu memang menciptakan ruang untuk kita berbeda dalam menentukan pilihan masing-masing.

Sudah waktunya wajah politik Bangsa Indonesia ini didedikasikan dengan gaya politik beretika dan mendahulukan kesantunan sebagai fondasi keutamaan berbangsa. dan kita berharap, hal ini dimulai dari dan oleh mereka yang hari ini diberi seragam negara untuk bertindak sebagai simbol abdi dan atau penyelenggara negara. Mereka *(elite negara)* harus menjadi Pelaku yang melekatkan persatuan, bukan pelaku yang sebaliknya meretakkan persatuan dan kesatuan Bangsa. Seharusnya didalam pikiran mereka elite negara adalah bagaimana nasib dan kelangsungan bangsa ini dirawat dalam cita-cita besarnya, yaitu berkeadilan sosial dan tercapainya kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Bukan pada soal lain yang berpotensi merusak *trust* Rakyat pada mereka.

Indonesia ini bangsa besar, bangsa yang punya peradaban dan tumbuh dari keluhuran adat dan budaya nusantara yang beragam dan padat nilai, adat dan budaya berbasis melayu yang titik tumpunya pada adab dan kesantunan. Maka memang, sudah semestinya kekuatan akal sehat, kesantunan politik mendominasi ruang lingkup perpolitikan kita. Adab dan kesantunan itu harus menjadi pranata utama dalam merajut interaksi sosial politik sesama anak bangsa. Berbagai perbedaan pandangan dan sikap politik semua unsur anak bangsa, dimulai dari partai politik, elite penyelenggara negara (Pimpinan DPR, DPD, Menteri, Gubernur, Bupati dan Walikota), sampai pada masyarakat, haruslah pada batasan diskursus politik tentang dinamika dan dialektika kebangsaan semata. Harus ditumbuhkan kesadaran kolektifitas kita tentang pentingnya *Persatuan* sebagai kata kunci ber-Indonesia. Sebab itulah diskursus politik yang merusak ekosistem bernegara, semacam perpanjangan periode, penundaan pemilu, semestinya tidak mendapatkan tempat dalam diskursus politik kita, apalagi diproduksi oleh elite negara yang diberi amanah, sebab itu sangat potensial merusak kenormalan kita hidup berbangsa dan bernegara.

Baca Juga :  Kepolisian Dari Masa Ke Masa 1945 -2022

Ekosistem bernegara harus terus dirawat dan dijaga keseimbangannya, karena itu penting dan diperlukan oleh kita, adanya peran kekuatan oposisi dalam negara sebagai perwakilan peran penyeimbang, tetapi yang lebih penting dari itu juga adalah, adanya peran Tokoh-Tokoh Utama di front line politik untuk ambil bagian menjadi peletak semangat pemersatu dari semua pembedaan yang diruncingkan dan tajam dimasyarakat. Sebab suka tidak suka, setiap faksi perbedaan dimasyarakat selalu diasosiasikan dengan sikap tokoh. Dan situasi itulah yang dirasakan dalam suasana kebathinan masyarakat Indonesia saat ini. Rakyat dirisaukan dengan isu dan opini pemecah belah persatuan kita, dimana indahnya perbedaan sengaja dikelola menjadi potensial pembedah-pemecah, dan kerakkali lakonnya diasosiasikan dengan posisi politik Tokoh-Tokoh Utama seperti Jokowi dan Anies yang hari ini menjadi jagat perhatian rakyat.

Baca Juga :  Jadilah Garam dan Terang 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : Muhammad Syukur Mandar
Editor : Harris
Sumber :

Berita Terkait

Hancurkan Mafia Pertamina: Moment of Truth Prabowo, Erick Thohir?
Buka Puasa Bersama: Makna dan Tradisi
Golkar Luncurkan Dana Abadi Masjid dan Beasiswa untuk Generasi Muda
Mohammad Musa’ad Akhiri Tugas Sebagai Pj Gubernur Papua Barat Daya, Serahkan Estafet Kepemimpinan
Revisi UU Minerba; Langkah Maju Percepatan Hilirisasi
Mata Uang Dunia
Berita Acara Sumpah (BAS) Firdaus dan Razman Dibekukan Pengadilan Tinggi, Apa Pelajaran Bagi Advokat Lain?
Pesan Ketum di Rakernas, Partai Golkar Solid

Berita Terkait

Senin, 31 Maret 2025 - 13:44 WIB

Ribuan Umat Muslim Laksanakan Salat Idul Fitri 1446 H di Jatinegara

Minggu, 30 Maret 2025 - 13:31 WIB

IKA Trisakti Matangkan Pemilihan Ketum 2025-2028, Usung Musyawarah Mufakat

Sabtu, 29 Maret 2025 - 19:58 WIB

Jan Maringka : Kehadiran UU TNI Wujudkan Single Prosecution System dalam Sistim Peradilan Pidana

Sabtu, 29 Maret 2025 - 19:14 WIB

Pahlevi Pangerang Ajak Musyawarah Mufakat di RUA IKA Trisakti: Perkuat Soliditas Alumni Menuju Indonesia Emas 2045

Jumat, 28 Maret 2025 - 23:59 WIB

Torang Matuari Bentuk Badan Hukum untuk Dukung Pemberian Masukan kepada Pemerintah Pusat dan Daerah

Jumat, 28 Maret 2025 - 20:12 WIB

Rumah Zakat Distribusikan Zakat Fitrah Serentak di 29 Kota pada Hari Zakat Nasional 2025

Jumat, 28 Maret 2025 - 13:35 WIB

Harison Mocodompis: Transformasi Sertifikat Tanah Elektronik untuk Perlindungan Hak Masyarakat

Jumat, 28 Maret 2025 - 11:08 WIB

Menag Dorong Masjid dan Musala Jadi Rest Area Pemudik di Jalur Mudik

Berita Terbaru