Oleh: Eka Hendry Ar
Penulis Adalah: Ketua Bidang Riset, Keilmuan, Tekhnologi dan Perguruan Tinggi KAHMI Kalbar
Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) merupakan wadah berkumpul para alumni HMI, yang mencerminkan mosaik dari beragam latar belakang. Baik latar belakang almamater, latar budaya dan berbagai profesi. Secara kuantitatif tidak dapat dipastikan jumlah anggotanya, karena selain belum pernah disensus, juga barangkali sengaja dibuat liquid agar bisa leluasa diklaim saat momentum politik. Jika ingin sungguh-sungguh tahu jumlah alumni, maka hitungannya berdasarkan berapa banyak peserta Latihan Kaderisasi yang pernah dilaksanakan semenjak berdirinya HMI tahun 1947. Sepertinya itu agak mustahil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kita tinggalkan dulu urusan jumlah, karena tradisi di HMI juga lebih mementingkan substansi, ketimbang simbolik, termasuk perkara kuantitas. Ini juga yang menjadi otokritik dalam semesta kesadaran setiap kader bahwa, HMI maupun KAHMI bukan sekedar kerumunan atau sekumpulan buih di atas arus, yang hanya sibuk riuh rendah tanpa arah yang jelas. Akan tetapi, HMI dan KAHMI merupakan salah satu inti kekuatan perubahan, sumber daya pembangunan dan eksponen kepemimpinan bangsa.
Idealitas tersebut, seyogyanya harus terus menjiwai setiap kader, termasuk setelah menjadi Alumni. Meskipun sangat disadari gelombang dan badai kehidupan seringkali membuat idealisme berkarat dan keropos. Oleh karenanya, dibutuhkan banyak momentum untuk merawat visi dan idealisme insan cita. Ber-KAHMI merupakan salah satu momentum tersebut.
Oleh karenanya melalui momentum pelantikan pengurus KAHMI Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2022-2027, tepat sebagai titik reflektif, guna lebih memahami arti penting keberadaannya. Refleksi dan keberanian mengoreksi diri, akan menjadi batu asas perubahan ke arah yang lebih baik. Meminjam istilah Rocky Gerung, “menjadikan momentum sebagai monumen”.
Kita menyadari bersama, KAHMI hadir di berbagai episode sejarah kehidupan berbangsa dan bernegara. Pernah melanglang buana dalam berbagai zaman. Mulai era revolusi, era ORLA dan ORBA, masa reformasi dan pasca reformasi, bahkan hingga hari ini. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa HMI dan KAHMI adalah bagian menjadi Indonesia.
KAHMI menjadi bagian dari proses berbangsa, berperan dalam banyak kesempatan. Aktif dalam percaturan politik dan Ideologi, mewarnai dinamika intelegensia, membangun ekonomi, kebudayaan maupun kehidupan keagamaan. Amanah menjadikan HMI sebagai organisasi independen, menjadikan HMI sebagai anak bangsa, anak ummat, sehingga kemudian KAHMI benar-benar telah menjelma menjadi “anak kandung” kebangsaan dan keummatan. Penulis membayangkan jika Cak Nur pada saat menjadi Ketua Umum PB HMI “berdamai” dengan para tokoh Masyumi, kemudian katakanlah menjadi underbow salah satu Ormas atau Parpol pada saat itu, maka mungkin peran serta KAHMi tidak akan selincah dan seluas sekarang.
Barangkali ini sebuah keberkahan sejarah _(historical blessed),_ ketimbang kutukan sejarah _(historical cursed),_ yang harus kita apresiasi. Sebuah visi kebangsaan dan keummatan yang jauh melampaui zamannya, dan sangat membanggakan. Visi futuristik ini merupakan manifestasi pikiran-pikiran yang terkandung dan terjabar dengan bernas dalam NDP HMI. Oleh karena, sepatutnya kita merawat dan mereaktualisasi mutiara-mutiara gagasan ini agar tidak mati.
Dalam rangka mensyukuri keberkahan sejarah tersebut, menjaga misi dan visi HMI tetap kosmopolit (mentransendensi sekat-sekat primordialitas, orientasi politik dan ideologis) adalah sebuah amanah. Ruh Nilai-nilai Dasar Perjuangan (NDP) hendaknya menjadi pandangan dunia _(weltanschaung)_ dan standar etik yang menyublim dalam satu tarikan nafas setiap kader, termasuk yang telah ber-KAHMI.
KAHMI pada prinsipnya harus memerankan fungsi sebagai patron cita, sekaligus katalisator perangkai asa. Cita dari cita-cita perjuangan HMI dan Asa bagaimana para alumni HMI dapat berkiprah optimal di berbagai lini kehidupan. KAHMI adalah modal sekaligus kekuatan potensial. Jika potensi tersebut tidak terkelola secara sistematis, maka ia tak ubah ibarat “rumah besar di lahan yang sempit”.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : Eka Hendry Ar |
Editor | : Harris |
Sumber | : |
Halaman : 1 2 Selanjutnya