Kaicil Joko Widodo, Tanah Buton dan Moloku Kieraha

Kamis, 29 September 2022 - 12:33 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Muliansyah Abdurrahaman Ways, Komite Kadin Indonesia, Pegiat Demokrasi & Politik Lokal,(Doc:DETIK Indonesia)

Muliansyah Abdurrahaman Ways, Komite Kadin Indonesia, Pegiat Demokrasi & Politik Lokal,(Doc:DETIK Indonesia)

Oleh: Muliansyah Abdurrahaman Ways, Komite Kadin Indonesia, Pegiat Demokrasi & Politik Lokal

Teringat kembali tahun 2017 Presiden Joko Widodo juga di anugerahkan sebuah gelar kehormatan oleh kesultanan Tidore yakni Biji Nagara Madafolo adalah gelar yang di tujukan kepada seorang tuan anak agung yang memimpin dan menjaga bangsa besar NKRI ini.

Gelar dari Negeri Moloku Kie Raha tak pernah berhenti kepada siapa saja tokoh di Negeri ini, akhirnya hari ini kita menyaksikan kembali penghormatan dari Kesultanan Ternate kepada tokoh besar yang memimpin Indonesia hingga kini sebagai Pangeran Ternate dengan gelar Dada Madopo Malomo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dua gelar kesultanan ditanah Moloku Kieraha menjadi penghormatan kepada pemimpin – pemimpin bangsa di negeri ini, sebelumnya juga Joko Widodo mendapat gelar dari Kesultanan Buton yang juga bagian dari saudara dekat dari 4 kesultanan di Moloku Kieraha atau kini Maluku Utara, Buton adalah saudara “perempuan” dari 4 kesultanan di Maluku Utara, menurut legenda turun temurun yang hingga kini menjadi kepercayaan masyarakat di wilayah tersebut.

Baca Juga :  Menjelang KLB PSSI, Pasifik Resources: Ketum dan Sekjen Yunus Sebaiknya Netral

Para Sultan tak pernah “lelah” merawat negeri ini, bahkan anak cucunya juga selalu memberikan penghormatan kepada para pemimpin bangsa, tamu dan tokoh siapa saja yang memiliki peran penting atas bangsa ini. Tiga kesultanan bersaudara (Tidore, Buton dan Ternate) membuktikan bahwa Joko Widodo adalah seorang Presiden, seorang pemimpin bangsa yang pantas mendapat sebuah kehormatan.

Begitulah eksistensi kesultanan di Indonesia yang hingga kini masih konsisten dan komitmen atas bangsa Indonesia ini, mereka ada sebelum Indonesia merdeka, mereka ada sebelum bangsa – bangsa lain yang datang, mereka memiliki tanah yang luas dan kaya. Kesultanan Buton yang membentangkan wilayah Sulawesi hingga timur Indonesia, Kesultanan Ternate membentangkan hingga ke kepulauan Maluku dan Nusa tenggara serta kesultanan Tidore hingga Papua dan pasifik lainya.

Baca Juga :  Kadin Indonesia Dukung Kebijakan Pemerintah Soal Batu Bara

Namun hingga kini tak pernah bersuara menuntut apapun dari bangsa – bangsa baru yang merdeka, Ia diam dan selalu melakukan dan merawat bangsa ini sebagaimana bangsa sebelumnya Ia lalui, walaupun terkadang Negara “menganaktirikan” atas keberpihakan kebijakan politik dan ekonomi. Padahal betapa besarnya peran 3 kesultanan itu memiliki peran sebelum bangsa ini merdeka menjadi NKRI, bayangkan jika tanah Sulawesi, Maluku, Nusa dan Papua saat itu masih di miliki 3 kesultanan itu, bila tidak memberikan ijin untuk bersama – sama mendirikan NKRI ini, tentu dengan begitu kayanya SDA, maka yakinlah bahwa 3 kesultanan itu akan menjadi seperti kesultanan di Negara Brunai Darussalam.

Lihat jaman sebelum Indonesia merdeka, beramai – ramai bangsa Eropa datang membangun kekuatan di negeri ini, kini kembali lagi negeri tersebut di datangi untuk membangun pilar ekonomi atas sumber daya alam yang begitu melimpah.

Baca Juga :  Fundraising Dinner untuk Korban Perang Ukraina di Westin Jakarta

La Ode Jokowi dan Tanah Buton

Tanah yang dianugrahi dan lahirlah satu kerajaan di jamanya, disinilah Joko Widodo seorang Presiden RI dianugerahi sebuah Gelar Kehormatan Kesultanan Buton yakni La Ode Muhammad Joko Widodo Lakina Bhawaangi Yi Nusantara, dimana penganugerahan gelar tersebut, Presiden mengenakan baju adat Kesultanan Buton yang didominasi warna hitam dan penghormatan ini adalah sacral bagi negeri pemilik harta karun aspal ini.

Yakni kesultanan Buton adalah kerajaan Islam yang pernah berdiri di tanah Buton Sulawesi Tenggara, antara abad ke-16 hingga abad ke-20. Kesultanan ini memiliki sistem pemerintahan dan undang-undang yang berbeda dari kerajaan-kerajaan di Nusantara. Selain itu, Kesultanan Buton juga berhasil mempertahankan kedaulatannya meski berkali-kali terlibat perang dengan Belanda.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : Muliansyah Abdurrahaman Ways
Editor :
Sumber :

Berita Terkait

M.ISRA RAMLI: Prinsip Dasar Kepemimpinan Nasional Keberpihakan Pada Nilai – Nilai Kerakyatan
Budaya Membaca Membawa Perubahan Dalam Hidup Manusia
Daun Tidak Bergerak Saat Shalat Idul Fitri, Apakah Tanda Bertasbih?
Antara DPD RI dan Mosi Integral Natsir 
10 Orang Terkaya di Dunia Tahun 2025
Pelecehan Seksual Terhadap Anak Dibawah Umur adalah Pelanggaran Moral dan Hukum
Bergabung dengan AMPI: Menguatkan Semangat Karya untuk Masa Depan Indonesia
Indonesia Dominasi Pasar Tambang Nikel Terbesar Di Dunia

Berita Terkait

Selasa, 15 April 2025 - 11:53 WIB

Bupati TTU Falent Kebo Hapus Utang, Penjahit Pasar Lama Sampaikan Terima Kasih

Senin, 14 April 2025 - 16:30 WIB

Gubernur NTT Nikmati Kopi Detusoko Sambil Menyaksikan Keindahan Alam Ende

Senin, 14 April 2025 - 16:12 WIB

Kadis Peternakan TTU Dorong Peningkatan Kesejahteraan Peternak Lewat Distribusi Sapi

Senin, 14 April 2025 - 11:49 WIB

Gubernur NTT Berikan Bantuan Rp1,1 Miliar ke SMA Negeri Ndondo, Buka Turnamen SMA Ndondo Cup II

Senin, 14 April 2025 - 09:07 WIB

Bupati TTU Jamin Dana Penghematan Mobil Dinas Akan Digunakan untuk Pembangunan Jalan di Kota Kefamenanu

Sabtu, 12 April 2025 - 16:38 WIB

Bupati TTU Falent Kebo Akan Dorong UMKM Lewat Car Free Day Tiap Pekan

Sabtu, 12 April 2025 - 09:12 WIB

Bupati TTU Falent Kebo Bebaskan Tunggakan Sewa Lapak Pedagang Pasar, Pembayaran Dilanjutkan Mei 2025

Jumat, 11 April 2025 - 16:44 WIB

Setelah Seluruh Mobil Dinas Dipusatkan, Bupati TTU Falent Kebo Bangun Garasi Baru di Depan Eks Kantor DPRD

Berita Terbaru

Chief Investment Officer (CIO) Badan Pengelolaan Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) Pandu Sjahrir (Detik Indonesia/ANTARA)

Ekonomi & Bisnis

Danantara Siap Jadi Pemasok Likuiditas untuk Pasar Modal Indonesia

Selasa, 15 Apr 2025 - 15:54 WIB