Pemilik harta karun aspal menjadi kekayaan kesultanan Buton, Tanah Buton yang kaya dan Negara harus hadir menjadi bagian dari negeri ini. Tanah Buton harus bangkit berdiri diatas tanah NKRI, Buton harus mengambil peran penting menjadi bangsa yang kuat bersama bangsa – bangsa lain di negeri ini.
Penghormatan ini menjadi tanda bahwa Buton adalah bagian dari NKRI yang utuh, tanah yang di serahkan percuma kepada Negara tanpa meminta imbalan apapun, maka dari itu Negara harus hadir menjadi solusi kecerdasan dan kesejahteraan masyarakat Buton dan Sulawesi pada umumnya.
Sehingga gelar La Ode Jokowi tetap menjadi perekat kehidupan bagi Joko Widodo dan Indonesia di masa – masa akan datang, Buton Indonesia dan Indonesia Buton adalah kita NKRI.
Kaicil Jokowi dan Moloku Kieraha
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sekali lagi wahai pangeran Joko Widodo, Negeri Moloku Kieraha tanah adat Kesultanan Ternate, Tidore, Bacan dan Jailolo mengarus aliran darah hingga ke urat nadi sampai ke Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Papua hingga Negara – Negara di Pasifik.
Utuh secara historical melihat Tanda – tanda Tidore dengan pulau – pulau Nuku di dekat Papua dan Negara Solomon, Vanuatu, Fiji serta Mindanao.
Tetapi Moloku Kieraha tak pernah mengklaim tanahnya itu, sejarah tetap saja mencatat secara utuh, bukti nyata kehidupan orang Papua dan NTT masih menjadi teakrikal kehidupan dengan kata dan bahasa Tidore dan Ternate.
Pangeran Joko Widodo, menjadi bagian dari keluarga besar negeri Buton dan Moloku Kieraha, sebagai Pangeran yang kini memimpin bangsa besar yakni Bangsa Indonesia, patut di syukuri atas abdinya selama ini, Maluku dan Papua minta merdeka karena ketidakadilan atas kebijakan politik dan ekonomi yang selama ini, tentu solusinya adalah adil dan merata.
Kami yakin bahwa Pangeran Joko Widodo memindahkan ibu kota ke wilayah timur adalah bagian dari mainset keadilan, kami yakin bahwa Pangeran Joko Widodo sebagai putra penghormatan kami adalah darah kami negeri Tidore, Ternate, Buton, Bacan dan Jailolo.
Harta kami begitu melimpah mengalir dari lautan hingga daratan, ikan kami tidur dan lahir di kolam kami begitu subur, rempah – rempah (pala, cingkeh, kopra, sagu) begitu banyak, emas dan nikel berhamburan.
Inilah sekedar narasi yang kami sampaikan atas apa yang dialami, wahai pangeran Joko Widodo, cita –cita kami seperti daerah – daerah lain di Indonesia bagian barat, kami mau pintar dan cerdas, kami mau hidup layak, hanya engkaulah pangeran menjawab dengan solusi kebijakan ini. Semoga tulisan singkat ini menjadi pertimbangan pangeran dari Ternate Kaicil Joko Widodo.
Gedung Senayan, Jakarta, 29 September 2022
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : Muliansyah Abdurrahaman Ways |
Editor | : |
Sumber | : |
Halaman : 1 2