Kantor Gubernur Papua Pegunungan Harus Selesai Secara Adat, Ini Kata Tokoh Papua Muslim

Rabu, 8 November 2023 - 09:58 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DETIKINDONESIA.CO.ID, JAYAPURA – Salah satu tokoh di wilayah Walesi, Jayawijaya, Papua Pegunungan, Ustadz Ismail Also menyarankan soal penyelesaian sengketa pembangunan kantor Gubernur Papua Pegunungan di kasawan Distrik Walesi harus secara adat.

Ismail yang berasal dari Suku Asolole itu menjelaskan, bila berbicara soal tanah pembangunan kantor pusat pemerintahan Papua Pegunungan itu, membuat orang-orang sibuk dengan motivasinya, bukan berdasarkan hukum adat Lembah Balim.

Padahal, kehidupan sejarah orang Wita Waya, khususnya masyarakat asli Kabupaten Jayawijaya di Walesi hidupnya berkaitan erat dengan tanah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Bahkan, sejarah mencatat bahwa untuk memperoleh tanah di wilayah yang akan dibangun kantor Gubernur Papua Pegunungan, terjadi perang antar suku masyarakat di Walesi yang memakan korban.

Baca Juga :  Gubernur Elisa Kambu Serukan Persatuan Warga Papua Barat Daya Melalui Momen Halal Bihalal

“Jadi untuk menyelesaikan persoalan tanah pembangunan kantor Gubernur Papua Pegunungan ini harus dibicarakan sesuai tata cara adat masyarakat setempat,” ungkap Ismail kepada Tribun Papua.com melaui pesan Whatsapp, Jumat (13/10/2023).

Menurut Ismail, perolehan wilayah kekuasaan dan tanah, khususnya tanah keramat atau perlintasan leluhur, disimbolkan dengan batas sungai, gunung, batu dan pohon yang bertumbuh di sana.

Sedangkan perolehan perluasan wilayah dilakukan lewat perang suku, karena menurut Asso, khusus tanah hibah ke negara lokasi di Ilyoagec Ima Walesi, tak lepas dari dua hal penting.

“Siapa pemilik tanah paling bawah sebagai tanah keramat perlintasan, nenek tanah siapa di situ sebagai pemilik sah sesungguhnya,” terangnya.

Baca Juga :  Hadiah Sumpah Pemuda, Atlet CRF ISSI Kembali Naik Podium

“Jadi marga apa, honai mana, masuk dalam konfederasi perang suku di dalam suku apa, ini yang pertama,” sambung dia.

Dijelaskan Ismail berdasarkan Tugi Mugu, secara umum wilayah Walesi luas dan didiami lima suku.

Kelima suku itu saling mendukung dalam berperang mempertahankan wilayah dan merebut di dalamnya.

“Di situ ada tanah, lahan kebun dan kini mau dijadikan sebagai lokasi pembangunan kantor Gubernur Papua Pegunungan,” jelasnya.

Persoalan sengketa lahan menjadi panjang, maka itu perlu diberikan stimulus sebagai pintu masuk untuk mengkaji kembali tatanan hukum adat lembah.

“Perlu saya memberikan catatan ini sebagai dasar pijakan yaitu lima kepala suku Walesi wajib meletakkan dasar persoalan pada budaya hukum adat yang sesungguhnya”.

Baca Juga :  Eksponen Muda Papua Apresiasi Jokowi Bangun Papua

“Jadi siapa yang bicara apa, yang diberi mandat wilayah adat dengan wilayah itu sebagai batas wilayah perang,” imbuh Ismail.

Kata Ismail, seperti Tugi Mugi ada di mana, siapa yang berhak bicara, dan lima kepala suku Walesi harus duduk bersama menuntasan persoalan tersebut.

“Istilah Tugi Mugu, O Honai Ki Werek,” jelasnya.

Kepada Kepala Suku Wilayah Yohanes Yelipele, Ismail juga meminta agar ia  berbicara atas dasar adat ‘Wenj Oak Owa sa ane usak meke’.

Hal ini perlu diselesaikan, karena terkair mengapa Wapres Ma’ruf mendadak ke Wamena meletakan batu pertama pembangunan kantor tersebut.

“Ini harus tuntas karena selain menghindarkan kita dari bahaya hukum adat bagi anak cucu,” pungkas Ismail.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : TIM
Editor : Yuli
Sumber : TRIBUN-PAPUA.COM

Berita Terkait

Bayu Sasongko Resmi Sandang Gelar Doktor Ilmu Hukum
Danantara Segera Tempati Kantor Baru, Ini Informasinya
Sekjen DPP Partai Demokrat Herman Khaeron Kobarkan Semangat Kader Demokrat di Kabupaten Bandung
UNUTARA Kampus Inklusif dan Beasiswanya Melimpah.
Terima Penghargaan dari PWI Jatim, Wamen Viva Yoga: Ini Jadi Motivasi Tingkatkan Kinerja
Meet the Experts: Seminar Hybrid PERDOKMIL Dorong Layanan Kesehatan Anti Aging Berkualitas dan Beretika
POSSI Kota Ternate Gelar Open Turnamen Finswimming dan Oba Festival Olahraga KONI 2025 di Taman Falazawa 1
PB-Formmalut Jabodetabek Desak Evaluasi Kapolda Malut & Copot Kapolres Haltim serta Cabut Izin PT STS Yg Mengisahkan Korban Pada Warga. 

Berita Terkait

Kamis, 24 April 2025 - 08:38 WIB

Bupati TTU Falent Kebo Tanamkan Nilai Budaya dan Kemanusiaan kepada Prajurit TNI: “Datang Menjaga, Pulang sebagai Keluarga”

Rabu, 16 April 2025 - 23:08 WIB

Rektor UMM Sambut Kerja Sama Bela Negara Bersama Kodim 0818

Selasa, 15 April 2025 - 11:09 WIB

Rektor UMM Luncurkan Lima Prodi Baru untuk Jawab Tantangan Zaman

Sabtu, 5 April 2025 - 16:34 WIB

Anggota DPD RI Lia Istifhama Ingatkan Pemudik untuk Hati-Hati Saat Arus Balik

Kamis, 27 Maret 2025 - 13:57 WIB

Ketua Ombudsman RI dan Bupati Situbondo Tandatangani MoU untuk Penguatan Pelayanan Publik

Rabu, 26 Maret 2025 - 10:52 WIB

Ketua Ombudsman RI Dukung Transparansi Pemkab Situbondo, Puji Program “Rio Calling”

Senin, 24 Februari 2025 - 10:18 WIB

Sigit Pamungkas, Bupati Sragen Baru yang Hidup Sederhana

Jumat, 9 September 2022 - 15:19 WIB

Ketua DPD RI: Viral Soal Harga BBM Malaysia Harus Dijelaskan Transparan

Berita Terbaru

Bayu Sasongko (Istimewa/Detik Indonesia)

Nasional

Bayu Sasongko Resmi Sandang Gelar Doktor Ilmu Hukum

Selasa, 29 Apr 2025 - 17:09 WIB

Sumber : Telusur.CO

Tak Berkategori

HIPMI Dorong Danantara Percepat dan Efisienkan Konsolidasi BUMN

Selasa, 29 Apr 2025 - 15:48 WIB