Kebudayaan Jayawijaya Papua

Senin, 3 Oktober 2022 - 10:38 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ismail Asso - Peminat Budaya Hugula (Lembah Baliem) Jayawijaya Papua,(Doc:DETIK Indonesia)

Ismail Asso - Peminat Budaya Hugula (Lembah Baliem) Jayawijaya Papua,(Doc:DETIK Indonesia)

Oleh : Ismail Asso – Peminat Budaya Hugula (Lembah Baliem) Jayawijaya Papua

Konsep Sistem Anak Angkat Dalam Kebudayaan Jayawijaya Papua

Beberapa waktu lalu saya menulis judul WONAWIN yang maksudnya sistem mengambil anak angkat menjadi keluarga dalam tradisi kebudayaan Jayawijya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tulisan hadir karena banyak kalangan masyarakat Jayawijaya menolak Bupati Jayawijaya John Ricard Banua yang diangkat atau lebih tepatnya diinisiasi oleh Suku Asso-Wetipo memberi Fam atau Marga tambahan dibelakang nama Bupati Jayawijaya dari John Ricard Banua menjadi John Banua Asso.

Tulisan saya akhirnya dikomentari oleh seorang mahasiswa program (Doktor?) atau Pasca Sarjana dari STFT Fajar Timur.

Intinya mahasiswa ini bukan saja secara tegas menolak pemberian marga tambahan John Banua Asso tapi juga yang membuat saya harus kembali menegaskan dan menulis disini adalah karena dia memganggap tidak ada sistem Anak angkat dalam kebudayaan Jayawijaya.

Atas penyangkalannya tersebut tulisan ini hadir terlepas apakah dia memahami budaya Jayawijaya atau karena faktor x sehingga dia mau menyangkal begitu saja. Namun yang terpenting bagi saya untuk pembaca tulisan saya disini adalah bagaimana betapa pentingnya kita semua harus memahami budaya dan kebudayaan Jayawijaya bagi secara umum khususnya generasi muda.

Baca Juga :  Implementasi Disertasi Menteri Bahlil: Pembentukan SATGAS Hilirisasi Berkeadilan dan Berkelanjutan Mendesak Dipercepat

Inisiasi

Inisiasi dalam lingkup budaya Jayawijaya misalnya adalah seorang anak lak-laki dari masa kanak-anak menuju remaja memasuki Wioayah sacral pria.

Proses ini biasanya dinamakan Ap Waya Hagasin. Proses menuju dari masa Balita hingga 7 tahun (usia sekolah) sampai sekira berusia 12 dari di -pria -kan (inisiasi), sehingga sebelumnya kebiasaan dan pantangan keterlibatan pesta keramat adat yang sebelumnya bersifat sacral dikhususkan bagi pria dewasa.

Melalui proses Inisiasi atau Ap Waya Hagasin merupakan sarana seorang anak diakui kewargaan sebagai pria dan berbagai pantangan baginya kini melalui proses inisiasi diterima -melalui proses inisiasi- diresmikan terlibat kehidupan laki-laki dengan segala tanggungjawab sebagai pria penuh.

Pemberian Marga John Banua menjadi Asso dimasukkan kedalam siatuasi ini. Hal ini bukan kali pertama dan sesuatu yang asing dalam praktek kebudayaan Jayawijaya. Kepala Suku Besar (BIG MAN) Ukumearik Asso, pernah diprotes agar tidak menerima kehadiran Indonesia di Lembah Baliem sebagai pelarian atau transmigrasi asal Jawa Timur (Madiun, eks PKI).

Baca Juga :  Lukas Enembe Gubernur Papua Sahabat Sejati Warga Muslim Di Tanah Papua

Ukumearik Asso mengatakan: NAYALI, biarkan mereka sebagai orang asing saya akui sebagai keluarga. Pengertian NAYALI secara etimologi dari dua kata. Na (milikku) Yali, salah satu suku tetangga kini dikenal sebagai Kabupaten Yalimo. Dalam kebiasaan dahulu sering ada pendatang atau kerabat dari Yali merantau dan menetap hidup bersama Suku Hugula (nama asli Lembah Balim).

Kepala Suku Besar (BIG MAN) Ukumearik Asso menganggap dan menyamakan orang asing dari Jawa seperti orang Hugula (Lembah Baliem) menerima dan memungut sebagai anak angkat berasal dari Yalimo.

Dari cerita singkat ini dapat ditarik kesimpulan bahwa praktek sistem memungut anak angkat adalah biasa dan sebagai bagian dari tradisi atau budaya dalam kebudayaan Hugula (Lembah Baliem) Jayawijaya Papua.

Apresiasi Khusus

Saya Ustadz Ismail senang dan bangga ada konsep dan pemikiran saya diapresiasi kemudian dibantah.

Baca Juga :  Sinkronisasi Data Pemilih 2024, KPU dan Kemendagri Harus Seirama

Bukan soal perbedaannya tapi kemampuan argumentasi dan keterampilan berlogika dan bisa menulis seperti ini sebagai anak Lembah Asli senang dan mengapresiasi mau mengomentari disini secara singkat.

Isnya Allah saya akan membuktikan kebenaran konsep “AP WOGONYAPAREKMA”, atau konsep “WO’NAWIN” itu sangat lumrah dalam kebudayaan Suku Asli Lembah Baliem dan seluruh Suku Pegunungan Tengah Papua dinamai sebagai Budaya LAPAGO.

Konsep WO’NAWIN sejatinya pusat (central) tradisi dalam perang suku. Mungkin orang bisa kaget apalagi hal demikian kalau A kemudian PERANG SUKU itu sendiri bagi Lembah Baliem Jayawijaya AGAMA. Antara konfederasi perang suku di Lembah ternyata agama itu sendiri atau semacam keyakinan seperti keyakinan orang beragama yang dipasarkan di Lembah.

Peniliti banyak yang kaget ternyata perang suku bagi suku suku di lembah Baliem terstruktur dan orang Jayawijaya sulit bedakan agama dan perang karena perang bagi manusia Lembah Baliem tidak bukan semacam agama.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : Ismail Asso
Editor : Admin
Sumber :

Berita Terkait

Revisi UU Minerba; Langkah Maju Percepatan Hilirisasi
Mata Uang Dunia
Berita Acara Sumpah (BAS) Firdaus dan Razman Dibekukan Pengadilan Tinggi, Apa Pelajaran Bagi Advokat Lain?
Pesan Ketum di Rakernas, Partai Golkar Solid
Kongkriet! Arahan Ketua Umum DPP Partai Golkar di Rakernas
Menteri Bahlil Cermat
Pemerintah dan DPR Guyup Wujudkan Swasembada Energi
Presiden Prabowo Tentang Urgensi Patuh Pada Sistem Hukum dan Undang-Undang

Berita Terkait

Sabtu, 22 Februari 2025 - 15:26 WIB

ASPERA Kota Depok Ucapkan Selamat atas Pelantikan Supian Suri dan Chandra Rahmansyah sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok 2025-2030

Jumat, 21 Februari 2025 - 14:57 WIB

Warga Tanjung Pasir Tepis Isu Penutupan Paluh dan Alih Fungsi

Kamis, 20 Februari 2025 - 19:06 WIB

Masykur Sebut: Pernyataan Sekretaris DPD Demokrat Malut, Dianggap Mengkerdilkan Partai Demokrat Dan Ketum AHY

Kamis, 20 Februari 2025 - 19:05 WIB

Sosialisasi Lomba Puisi Jelang Kegiatan Babaca 3, Begini Respon Kepsek SMA Negeri 1 Halsel

Kamis, 20 Februari 2025 - 15:39 WIB

Ahmad Luthfi Resmi Dilantik Jadi Gubernur Jawa Tengah oleh Presiden Prabowo

Kamis, 20 Februari 2025 - 15:32 WIB

Sejarah Baru! Elisa Kambu dan Ahmad Nausrau Dilantik Sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Barat Daya

Kamis, 20 Februari 2025 - 14:18 WIB

Profil Sherly Tjoanda-Sarbin Sehe, Yang Resmi Dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku Utara 2025-2030

Kamis, 20 Februari 2025 - 13:55 WIB

Andrei Angouw, Wali Kota Manado, Diambil Sumpahnya Secara Konghucu oleh Prabowo

Berita Terbaru