Maka konsep WO’NAWIN dalam kebudayaan Lembah Baliem Jayawijaya khususnya dan Pegunungan Temgah Papua merupakan bagian tak terpisahkan dari kebudayaan orang Papua itu sendiri.
Konkritnya Ap Woghonyaparek, itu praktek hidup orang Lembah Balim Jayawijaya dan hal itu merupakan rahasia umum ada dalam praktek hidup manusia Lembah Baliem dan seluruh suku dan marga yang ada saat ini diperoleh melalui inisiasi praktek semacam itu.
Jika ada yang menyangkal berarti boleh jadi dia bukan orang Papua asal Pegunungan Tengah atau pikirannya lebih banyak dipengaruhi budaya asing dari luar misalnya ajaran agama tertentu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Konsep AP WOGONYAPAREK atau WONAWIN sangat luas dan umum dan kita semua bagian dari proses itu.
Nanti saya akan buktikan soal sistem memungut anak angkat walaupun rahasia tapi sebenarnya bisa dikatakan rahasia umum.
Sekian
Saya sedikit kecewa dan menyesal karena adik yang membantah penjelasan tulisan saya tentang konsep WO’NAWIN sangat kurang kalau bukan buruk.
Pengetahuan sederhana dan lumrah ini saja adik ini tidak tahu apalagi konsep tentang, totemisme, kanibalisme dan sebagainya mungkin sama sekali tak mengetahui.
Perlu saya sampaikan bahwa perang bagi manusia Lembah Baliem adalah agama.
Anda tidak percaya? Urusan anda kalau tidak percaya saya hanya menyampaikan apa yang itu kenyataan dan diakui para peninjau secara agak kaget jika hal benar.
Sue esi, bulu burung, simbol, Ap Warwk dan lain sebagaimananya adalah misteri pengetahuan kebudayaan Jayawijaya yang masih hidup dan nyata bukan?
Penerimaan Bupati Jayawijaya John Ricard Banua Asso dalam Sub klen Assotipo, secara simbolik sah dan dapat diterima secara formal melalui inisiasi.
Alam dan arwah leluhur yang keramat (luhur dan sacral) menerima hal itu terbukti John Banua suka tidak suka hari Buptai Kita Kabupaten Jayawijaya bukan?
Yang tidak dimengerti adik yang dari STT Fajar Timur ini adalah bahkan kekeliruan (fallacy) secara sangat fatal karena dia lihat hanya secara simbolik tapi bukan secara batin. Atau bahasa alam leluhur kekeramatan budaya Jayawijaya.
Bagi saya adik dari STT Fajar Timur ini sangat dangkal dan deskriptif bukan secara mendalam menyentuh aspek kebatinan penghayatan menggunakan dan menerjemahkan bahasa alam keramat Jayawijaya.
Butuh kontemplasi
Agar bisa membaca dan memahami bahasa alam jayawijaya yang penuh makna itu adik perlu tuntunan riwayat kebudayaan Jayawijaya.
Konsep WITA-WAYA dan segala kompleksitas ada kaitannya dengan ini semua (WO’NAWIN).
Budaya Jayawijaya memang rahasia sehingga Prof Dr Astrid Susanto-Sunarya dari UI yang menulis buku Kebudayaan Jayawijaya memgatakan: “ Menggali dan meneliti kebudayaan Jayawijaya ibarat menimba air dari sumur, semakin ditimba semakin tdak pernah Habis-habisnya”.
Sekian tambahan catatan pelengkapan penjelasan saya disini.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : Ismail Asso |
Editor | : Admin |
Sumber | : |
Halaman : 1 2