“Antonius Napa dengan tegas menyatakan di hadapan pengadilan pada tahun 2019 bahwa ia tidak mengenal Maria Napa Sasi sebagai ibu kandungnya. Ia bahkan mengatakan bahwa dirinya adalah satu-satunya ahli waris yang sah atas tanah tersebut,” ungkap Ronald.
Tentu saja, pernyataan tersebut menambah ketegangan dalam proses hukum yang semakin lama semakin berlarut-larut. “Bahkan sudah ada upaya perdamaian yang dilakukan antara 2015 hingga 2017 di Pertanahan dan Pengadilan Kefamenanu, namun Antonis Napa tetap bersikukuh dengan klaimnya,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ironisnya, meski sudah ada putusan dari MA yang menguatkan pembatalan sertifikat tanah atas nama Antonius Napa, BPN TTU tetap tidak melaksanakan keputusan tersebut.
“Keputusan MA pada 2017 sudah dengan tegas melarang pengadilan untuk mengeluarkan penetapan ahli waris yang berbeda, namun BPN TTU tetap tidak tunduk dan tidak melaksanakan putusan tersebut,” tegas Ronald.
Keputusan yang tidak dijalankan ini menyebabkan ketidakpastian yang berlarut-larut, dan kini keluarga Maria Napa Sasi berharap ada penyelesaian yang adil bagi tanah yang telah menjadi sengketa selama bertahun-tahun.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Penulis | : TIM |
Editor | : BIM |
Sumber | : INEWS |
Halaman : 1 2